Penelitian ini bertujuan untuk: Menganalisis pengaruh faktor – faktor produksi (luas lahan, bibit, pupuk, pestisida,dan tenagakerja terhadap Produksi Usahatani JagungManis di Nagori Neger iMalela Kecamatan Gunung Malela. Penelitian dilaksanakan pada bulan Maret – April 20 Kecamatan Gunung Malela menunjukkan nilai 1,53> 1 berarti kegiatan usahatani jagung manis di Nagori Negeri Malela menguntungkan.Hasil regresi linier berganda ditingkatkan dengan determinasi (R2) = 0,971. Hal ini menunjukkan luas lahan, bibit, pupuk, pestisida, dan tenaga kerja dapat menjelaskan variasi produksi sebesar 97,1%.
The goal of this research is to look at the elements that influence tax aggression in one way or another. Capital intensity, leverage, profitability, company size, and inventory turnover are the independent variables in this study. Tax aggressiveness, which is determined by ETR, is the dependent variable in this study. The study's population consisted of 19 mining businesses in the oil and gas sub-sector that were listed on the Indonesia Stock Exchange (IDX) between 2016 and 2020. The sample for this study was determined using the purposive sampling approach, which yielded a sample of 7 organizations depending on specified criteria. Multiple linear regression was used to examine the data with the SPSS version 22 tool. As a result, it is known that capital intensity, leverage, profitability, and company size have no effect on tax aggression. Meanwhile, simultaneously capital intensity, leverage, profitability, firm size, and inventory turnover all have a positive impact on tax aggressiveness, as evidenced by the Adjusted R Square value of 0.241, indicating that the independent variable has a 24.1 percent influence on the dependent variable, with the remaining 75.9% influenced by variables not included in this study.
Proses pemipilan jagung di Kabupaten Limapuluh Kota masih dilakukan secara manual atau tradisional seperti dengan menggunakan tangan maupun alat bantuan sederhana seperti obeng. Pemipilan dengan cara manual akan membutuhkan banyak tenaga, waktu dan kapasitas produksi juga kecil. Jika pemipilan dilakukan dengan menggunakan mesin, maka biaya produksi akan lebih besar. Rancangan alat pemipil jagung sederhana ini dibuat untuk membantu petani jagung skala kecil. Analisa ekonomi teknik dari alat pemipil jagung ini diperoleh total biaya tetap Rp. 246.960/Tahun, total biaya tidak tetap Rp. 7.029,16/jam, biaya kerja Rp. 7.132/jam, biaya pokok Rp. 187,7/kg, dan break event point (BEP) 16.464 kg/tahun. Harga jual alat pemipil jagung ini adalah Rp. 980.000,- dengan laba 15%.
Bawang merah merupakan salah satu komoditi sayuran unggulan yang sejak lama telah diusahakan oleh petani secara intensif. Salah satu teknik budidaya hidroponik yaitu system Rakit Apung (Floating Raft System) atau biasa dikenal FHS. Dalam system ini, wadah tempat tanaman berada dalam kondisi mengapung dan bersentuhan langsung dengan air nutrisi. Dalam pembuatan nutrisi untuk tanaman perlu diperhatikan EC (Electrical Conductivity) yang digunakan untuk mengukur kepekatan suatu larutan nutrisi hidroponik. Kebutuhan EC disesuaikan dengan fase pertumbuhan, yaitu ketika tanaman masih kecil dibutuhkan nilai EC yang kecil dan semakin meningkat umur tanaman EC yang dibutuhkan juga semakin besar. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pada EC berapa yang optimal untuk pertumbuhan tanaman bawang merah dan pengaruhnya terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman. Perlakuan yang akan digunakan pada penelitian ini adalah 3 perlakuan dengan 10 kali ulangan pada masing-masing perlakuan, dengan rincian perlakuan adalah: Perlakuan A dengan EC 1000 (?S /cm) untuk umur 1-30 HST dan 2000(?S /cm) untuk umur > 30 HST. Perlakuan B dengan EC 1500 (?S /cm) untuk umur 1-30 HST dan 2500(?S /cm) untuk umur > 30 HST serta Perlakuan C dengan EC 2000 (?S /cm) untuk umur 1-30 HST dan 3500(?S /cm) untuk umur > 30 HST. Untuk jumlah anakan terlihat bahwa semua perlakuan tidak berbeda nyata. Sedangkan untuk hasil pengamatan berat panen terlihat bahwa perlakuan A, berbeda nyata dengan perlakuan B dan berbeda tidak nyata dengan perlakuan C. Perlakuan B berbeda nyata dengan perlakuan C sedangkan perlakuan C tidak berbeda nyata dengan perlakuan A. Dari data tersebut dapat diketahui bahwa tanaman bawang merah tumbuh paling baik pada perlakuan C dengan pada EC 2000 (?S /cm)) pada umur 1-30 HST dan EC 3500 (?S /cm) pada umur > 30 HST, dengan hasil panen tertinggi yaitu 74,4 gr.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.