ABSTRAKAir merupakan kebutuhan pokok bagi kehidupan manusia, tetapi air bersih yang layak minum semakin sulit. Oleh karena itu, masyarakat hanya mengandalkan air dari depot air minum isi ulang. Depot air minum merupakan usaha industri yang melakukan proses pengolahan air baku menjadi air minum dan menjual langsung pada konsumen. Proses pengolahan air pada depot air minum pada prinsipnya adalah filtrasi dan disinfektan. Air minum isi ulang belum bisa dikatakan sepenuhnya bebas dari bakteri, oleh karena itu diperlukan pengujian air minum yang bertujuan untuk mengetahui bakteri yang berbahaya yang terdapat pada air minum isi ulang. Bakteri Coliform dan E. coli merupakan suatu golongan bakteri yang digunakan sebagai indikator adanya polusi kotoran dan kondisi yang tidak baik di dalam air. Coliform adalah indikator kualitas air, makin sedikit kandungan coliform artinya kualitas air semakin baik. Untuk menguji adanya bakteri di dalam air dapat digunakan metode MPN yang terdiri dari tiga tahap, yaitu uji pendugaan, uji konfirmasi, dan uji pelengkap. Hasil uji laboratorium dari lima contoh sampel, semua sampel positif terdapat bakteri Coliform. Berdasarkan Permenkes RI No.492/Menkes/Per/IV/2010, pada semua sampel melebihi kadar maksimum Coliform yang diperbolehkan oleh Permenkes yaitu dengan kadar maksimum 0 mg/l. Hasil dari laboratorium pengujian beberapa parameter dari lima sampel didapatkan pH, TDS, Kekeruhan, Kesadahan memenuhi standar baku mutu yang telah ditetapkan Permenkes RI No.492/Menkes/Per/IV/2010. ABSTRACTWater is a basic need for human life, but clean water that is worth drinking is increasingly difficult. Therefore, people rely solely on water from refill drinking water depots which are industrial businesses that process raw water into drinking water and sell directly to consumers. The process of water treatment in drinking water depots is principally filtration and disinfectants. Refill drinking water cannot be said to be completely free of bacteria, therefore drinking water testing is needed which aims to find out the harmful bacteria found in refill drinking water. Coliform bacteria and E. coli are a group of bacteria that are used as an indicator of dirt pollution and bad Pulungan, S.A. dan Y. Away / hal 10-19 11 conditions in the water. Coliform is an indicator of water quality, the less coliform content means the water quality is getting better. To test the presence of bacteria in water, the MPN method can be used which consists of three stages, namely the estimation test, confirmation test, and complementary test. From the laboratory test results from five samples tested, all positive samples were Coliform bacteria. Based on the Republic of Indonesia Minister of Health Regulation No.492 / Menkes / Per / IV / 2010, all samples exceeded the maximum Coliform level allowed by Permenkes, with a maximum level of 0 mg / l. The results of testing several parameters of the laboratory from five samples obtained pH, TDS, Turbidity, Hardness met the quality standards set by the Republic of Indonesia Permenkes N...
Bawang merah merupakan salah satu komoditi sayuran unggulan yang sejak lama telah diusahakan oleh petani secara intensif. Salah satu teknik budidaya hidroponik yaitu system Rakit Apung (Floating Raft System) atau biasa dikenal FHS. Dalam system ini, wadah tempat tanaman berada dalam kondisi mengapung dan bersentuhan langsung dengan air nutrisi. Dalam pembuatan nutrisi untuk tanaman perlu diperhatikan EC (Electrical Conductivity) yang digunakan untuk mengukur kepekatan suatu larutan nutrisi hidroponik. Kebutuhan EC disesuaikan dengan fase pertumbuhan, yaitu ketika tanaman masih kecil dibutuhkan nilai EC yang kecil dan semakin meningkat umur tanaman EC yang dibutuhkan juga semakin besar. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pada EC berapa yang optimal untuk pertumbuhan tanaman bawang merah dan pengaruhnya terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman. Perlakuan yang akan digunakan pada penelitian ini adalah 3 perlakuan dengan 10 kali ulangan pada masing-masing perlakuan, dengan rincian perlakuan adalah: Perlakuan A dengan EC 1000 (?S /cm) untuk umur 1-30 HST dan 2000(?S /cm) untuk umur > 30 HST. Perlakuan B dengan EC 1500 (?S /cm) untuk umur 1-30 HST dan 2500(?S /cm) untuk umur > 30 HST serta Perlakuan C dengan EC 2000 (?S /cm) untuk umur 1-30 HST dan 3500(?S /cm) untuk umur > 30 HST. Untuk jumlah anakan terlihat bahwa semua perlakuan tidak berbeda nyata. Sedangkan untuk hasil pengamatan berat panen terlihat bahwa perlakuan A, berbeda nyata dengan perlakuan B dan berbeda tidak nyata dengan perlakuan C. Perlakuan B berbeda nyata dengan perlakuan C sedangkan perlakuan C tidak berbeda nyata dengan perlakuan A. Dari data tersebut dapat diketahui bahwa tanaman bawang merah tumbuh paling baik pada perlakuan C dengan pada EC 2000 (?S /cm)) pada umur 1-30 HST dan EC 3500 (?S /cm) pada umur > 30 HST, dengan hasil panen tertinggi yaitu 74,4 gr.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.