Latar Belakang: Pada era globalisasi, tuntutan masyarakat terhadap pelayanan kesehatan yang memadai semakin meningkat dan memacu rumah sakit untuk memberikan layanan terbaik agar tidak dimarginalkan oleh masyarakat. Caring sebagai dasar dan sentral dalam praktek keperawatan. Manfaat Caring sangat penting dalam pemberian pelayanan keperawatan yang didasari oleh perilaku caring perawat mampu meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan.Transpersonal caring mengakui kesatuan dalam hidup dan hubungan-hubungan yang terdapat dalam lingkaran caring yang konsentrik dari individu, pada orang lain, pada masyarakat, pada dunia, pada bumi dan pada alam semesta. Tujuan: Untuk mengetahui “Bagaimana Gambaran Perilaku Caring Perawat di Ruang Rawat Inap di Rumah Sakit Suaka Insan Banjarmasin Tahun 2020”. Metode : Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif. Sampelnya adalah seluruh pasien yang berjumlah 95 responden .Alat ukur berupa kuesioner.Analisa univariat dengan distribusi frekuensi.Teknik sampling dengan Purposive sampling. Hasil : Berdasarkan hasil penelitian diperoleh (1) Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin mayoritas adalah perempuan (52,6 %), (2) berdasarkan usia mayoritas usia 31-50 tahun (41 %), (3) berdasarkan tingkat pendidikan adalah mayoritas SMA (49,4 %), (4) berdasarkan rasa hormat adalah baik (62%), (5) berdasarkan kehadiran adalah baik (62%), (6) berdasarkan hubungan yang positif adalah baik (79%), (7) berdasarkan memiliki pengetahuan dan ketrampilan yang professional adalah baik (85%), (8) berdasarkan perhatian dengan pengalaman orang lain adalah baik ( 94 %), (9) berdsarkan keseluruhan kategori adalah baik (71%). Kesimpulan : Gambaran Perilaku Caring Perawat di Ruang Rawat Inap di Rumah Sakit Suaka Insan Banjarmasin 2020 adalah baik (71%) dan diharapkan perawat dapat mempertahankan dan meningkatkan kualitas pelayanan dalam perilaku caring.
The era of the COVID-19 pandemic requires every educational institution to adapt in maintaining learning outcomes so that the quality of graduates remains optimal. Health education institutions try their best to use existing resources to provide educational services to students, although face-to-face learning can only be done through virtual face-to-face as well as laboratory and clinical practice. It has taken almost 2 years for the world of health education to undergo online learning, so the latest government regulation in 2022 calls for blended learning to be carried out immediately by combining lectures that are carried out face-to-face (50%) with face-to-face (50%). Educational institutions need to prepare the entire community to enter campus because it avoids the spread of the Covid-19 virus in the institutional environment. It is necessary to disseminate information by educational institutions to all students, lecturers and employees who work to pay attention to health rules and protocols. Health education on health protocols needs to be delivered in two forms of media, namely videos and guidebooks because they are very helpful in increasing knowledge that will affect attitudes in implementing health protocols on campus so that the spread of covid 19 can be avoided and campus as a place to learn and interact can be maximally functioned. by the academic community.
Stress kerja yang dirasakan perawat terutama di Masa Pandemi Covid-19 ini memang cukup tinggi. Respon negatif terhadap stres juga muncul sebagai akibat dari mekanisme koping yang negatif. Respon negatif tersebut berupa stres, rasa takut dan keinginan untuk resign dari pekerjaan. Salah satu metode yang dapat dilakukan untuk memodifikasi dampak stres agar lebih positif adalah dengan kegiatan Refleksi Diri. Kegiatan Refleksi diri yang dilakukan kepada 20 tenaga perawat dengan metode Focus Group Discussion (FGD) dan ceramah. Hasil yang didapatkan bahwa 100% perawat telah memiliki nilai positif dan memiliki kemauan untuk terus menjalani profesinya setelah melakukan kegiatan refleksi diri. Melalui kegiatan refleksi diri perawat diberi kesempatan untuk menilai hal-hal positif dalam dirinya, menilai hal-hal positif dalam profesinya sebagai perawat. Melalui kegiatan refleksi diri juga nilai postif dapat tertanam sehingga akan membentuk perencanaan yang positif kedepannya terutama yang berkaitan dengan pekerjaannya.
ABSTRAKPendahuluan. ASI mampu memenuhi kebutuhan makanan bayi hingga berusia enam bulan. Kebiasaan yang dijumpai dikalangan para ibu etnis Madura, yakni mulai memperkenalkan makanan selain ASI kepada bayinya beberapa jam setelah bayi lahir. Tujuan penelitian ini untuk mengeksplorasi persepsi ibu etnis Madura tentang pemberian makanan pendamping ASI (MP-ASI) melalui perspektif teori transkultural Meidelane Leininger di Kelurahan Kelayan Selatan Banjarmasin. Metode. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan rancangan etnografi . Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara mendalam (indeph interview) dan observasi. Informan dalam penelitian ini adalah lima ibu etnis Madura yang diambil dengan menggunakan metode purposive sampling. Data yang diperoleh dianalisis secara kualitatif dengan data reduction, data display, dan conclution drawing/verifi cation. Hasil. Persepsi ibu Etnis Madura tentang pemberian MP-ASI dini adalah tangisan bayi berarti tanda bayi tersebut lapar, sehingga ibu memberikan MP-ASI lebih awal. Mereka memiliki keterikatan dengan budaya yang begitu erat. Diskusi. Perlu ditingkatkan pengetahuan masyarakat, tentang MP-ASI khususnya usia pertama pemberian MP-ASI dengan bukti empiris yang dapat meyakinkan masyarakat. Kata Kunci : Persepsi, Ibu etnis Madura, MP-ASI, Etnografi ABSTRACT Introduction. Breastfeeding is able to meet the food needs of infants up to six months old. Culture encounter among ethnic Madurese mothers a few hours after the baby is born, they begin to provide supplementary food, other than breast milk to their babies. The purpose of this study was to explore the perception of ethnic Madurese mothers on supplementary breastfeeding through the perspective of Transcultural Theory Madeleine Leininger in the Kelayan
Perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng daripada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan.Perawat merupakan tenaga kesehatan professional yang memiliki kemampuan untuk melakukan tindakan yang bersifatintelektual, interpersonal, moral, bertanggung jawab dan berkewenangan serta merawat pasien dengan memandangnyasecara holistik yang memiliki kebutuhan bio-psiko-sosial-spiritual. Spiritual Care adalah praktek dan prosedur yangdilakukan oleh perawat terhadap pasien untuk memenuhi kebutuhan spiritualnya. Mengingat besarnya peran aspekspiritual care bagi kesehatan individu, maka pemberian pelayanan spiritual merupakan hal yang penting yang perludilakukan oleh perawat. Penelitian ini bertujuan mengetahui bagaimana gambaran pengetahuan perawat tentangspiritual care, di salah satu rumah sakit swasta Katolik di Banjarmasin. Penelitian ini adalah penelitian deskriptifkuantitatif dengan pengumpulan data secara survey. Pengambilan sampel penelitian dilakukan dengan menggunakantehnik consecutive sampling jumlah 50 perawat. Hasil penelitian dianalisa dengan menggunakan statistik deskriptifdengan menggunakan tabel distribusi frekuensi. Penelitian ini menunjukkan bahwa mayoritas pengetahuan perawattentang spiritual care berada pada kategori baik (48%), cukup (38%), dan kurang (14%). Hasil penelitian menunjukkanbahwa pengetahuan perawat tentang spiritual care di rumah sakit berada dalam kategori baik. Kata Kunci: Pengetahuan, Perawat, Spiritual Care
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2025 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.