This study aims to identify the diversity and distribution of birds species for bird watching ecotourism development in the Bantimurung Bulusaraung National Park. Field works was conducted in three months, from October to in December 2012. Data collection, was done with line transect method at Leang-Leang, Pattunuang, and Karaenta. Geographical position of transect line (traces) was recorded by using GPS then processed with GIS in order to produced bird watching maps tourist track. Result soft his study showed that, there are 47 species of birds found in the three lines of observation track, and 23 of them (48.9%) was endemic to the island of Sulawesi. Diversity indices of birds on the observation track at Leang-Leang is 3.02, in Pattunuang 2.78, and in the Karaenta 2.25. Among the three lines of observation, the highest population abundance is at Leang-Leang tracking line. It’s equal to 29 individuals /ha while the lowest population abundance are on the Karaenta track with 9 individuals /ha. Key words: Bantimurung Bulusaraung National Park, Bird Watching, Ecotourism
ABSTRACT:The management of protected areas and the surrounding community is an inseparable part. Suaka Margasatwa Ko'mara menghadapi permasalahan yang dapat mengganggu keutuhan kawasan, diantaranya adalah aktivitas masyarakat didalam dan disekitar kawasan dalam memanfaatkan sumber daya alam. Masyarakat memanfaatkan hasil hutan bukan kayu seperti madu alam, nira aren dan kayu bakar karena pada awalnya merupakan kawasan Hutan lindung, kemudian beralih fungsi menjadi kawasan suaka alam yang menutup ruang bagi masyarakat sekitar kawasan untuk memanfaatkan sumber daya alam yang ada didalam kawasan. Perubahan status dan fungsi hutan dapat berpengaruh pada putusnya hubungan masyarakat dengan hutan atau bahkan kemungkinan hilangnya mata pencaharian masyarakat (Muntu, 2012). Community around the forest area is a component that interacts directly with the forest area. Interaction of the community with the forest area is influenced by the communityPengelolaan kawasan konservasi dan pembinaan masyarakat disekitarnya adalah bagian yang tidak dapat dipisahkan. Masyarakat sekitar kawasan merupakan komponen yang berinterakasi secara langsung dengan kawasan hutan. Jika interaksi masyarakat merupakan tindakan yang dapat merusak maka keberadaannya akan menjadi ancaman terhadap keutuhan kawasan hutan. Tekanan masyarakat di daerah penyangga kedalam kawasan merupakan dampak dari beberapa faktor seperti kepentingan dalam mata pencaharian, tingkat pendidikan, tingkat kepadatan penduduk, dan kepemilikanlahan (Sawitri, 2013).
The Bulusaraung Mountain is a lowland forest and is one of the main ecosystems owned by Bantimurung Bulusaraung National Park. Therefore, this study aims to determine the species composition and vegetation structure of lowland forests in the complex of Bulusaraung Mountain. The research was conducted from April to May 2018. Data collection was carried out using a 20 × 20 meter plot placed on the Balleanging, Tokaddaro and Tompobulu track lines based on altitude (550 m asl, 650 m asl, and 750 m asl). The result of this study show that there are 44 species were found on tree class, 65 species on pole class, 40 species on sapling class and 25 species on seedling class. The species composition in the study area was dominated Palaquium obovatum, Persea rimosa, Arthrophyllum diversifolium, Cryptocarya laevigata, and Engelhardia serrata, while Psychotria leptothyrsa, Antidesma bunius, Maesa ramentacea, Ficus sandpaper, Baccaurea javanica, Symplocos maliliency, Callicarpa pentandra, and Saurauia tristyla is a type of tree that differentiates at each altitude. The structure of the forest canopy layer at an altitude of 550 m above sea level consists of three canopy layers, while at an altitude of 650 and 750 m above sea level consisting only of two canopy layers. The cover of forest canopy in all sampling locations was reached 75-90%.
Teknologi web sudah mengalami banyak kemajuan. Dimulai dari era web 1.0 yang masih bersifat statis hingga teknologi web yang mampu mengatasi permasalah perangkat keras seperti storage, speech recognition, hingga geolocation. Salah satu teknologi web yang hadir saat ini adalah progressive web application. Penelitian ini bertujuan untuk merancang sebuah sistem yang dapat melakukan proses caching file pada konten website. Sistem menggunakan progressive web application dengan memanfaatkan service worker. Sumber data yang akan dijadikan objek pada penelitian ini adalah data keluhan masyarakat yang berbentuk JSON. Pada penelitian ini digunakan metode eksperimental dalam merancang aplikasi. Data keluhan yang bersumber dari sebuah API (Application Programming Interface) kemudian ditampilkan dalam keadaan jaringan aktif. Selama dalam keadaan jaringan aktif, service worker melakukan tugasnya dalam melakukan proses caching. Setelah itu , data yang sudah disimpan bisa diakses pada jaringan tidak aktif. Hasil dari penelitian ini adalah sistem keluhan yang disisipkan service worker mampu melakukan proses caching data hingga 500 data keluhan. Meskipun eksekusi waktu yang dibutuhkan dalam mengakses aplikasi lebih lama karena pemasangan service worker, namun aplikasi yang diakses lebih cepat ketika dalam keadaan offline karena data dimuat dalam cache service worker.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.