BackgroundCleft treatment is frequently performed in Indonesia, mostly in charity missions, but without a postoperative protocol it is difficult to establish the risks and complications of cleft treatment. The present study was designed to give an overview of current cleft lip and palate treatment strategies in Indonesia and to assess the complication rates during and after surgery.MethodsThis prospective study evaluated anesthetic, intraoperative surgical, and short-term postoperative complications in patients undergoing primary, secondary, or corrective surgery for cleft lip and palate deformities. The population consisted of 98 non-syndromic cleft patients. The main anesthetic complication that occurred during general anesthesia was high blood pressure, whereas the main intraoperative surgical complication was excessive bleeding and the main early postoperative complication was extremely poor wound hygiene.ResultsIn this study, there were no cases of perioperative or postoperative mortality. However, in 23 (23.4%) of the 98 operations performed, at least one perioperative complication related to anesthesia occurred. The intraoperative and early postoperative complications following cleft lip and/or palate were assessed. There was a significant difference in the complication rate between procedure types (χ2=0.02; P<0.05). However, no relationship was found between perioperative complications related to anesthesia and the occurrence of postoperative complications (χ2=1.00; P>0.05). Nonetheless, a significant difference was found between procedure types regarding perioperative complications and the occurrence of postoperative complications (χ2=0.031; P<0.05).ConclusionsFurther evaluation of these outcomes would help direct patient management toward decreasing the complication rate.

Bencana banjir bandang yang terjadi di Masamba pada senin, 13 Juli 2020 menimbulkan banyak korban jiwa, korban luka-luka dan korban mengalami kerugian dalam segi material maupun mental. Oleh karena itu, dibutuhkan upaya-upaya yang dapat melibatkan masyarakat dalam penanggulangan bencana yaitu upaya yang meliputi penetapan kebijakan dalam kegiatan pencegahan, tanggap darurat bencana dan penyaluran donasi dalam aspek material. Asian Medical Students Association (AMSA) UMI bekerja sama dengan AMDA(Association of Medical Doctor of Asian) Internasional dalam membentuk tim relawan yang dapat membantu korban bencana Masamba dalam segi penyaluran donasi berupa dana untuk keperluan biaya pemulihan bencana kepada Tim Badan Penaggulangan Bencana Daerah (BPBD). Waktu pelaksanaan pada tanggal 17-19 Juli 2020, di Masamba, Kabupaten Luwu Utara. Metode yang digunakan pada pelaksanaan ini yaitu partisipatif, yakni AMDA Indonesia dan AMDA Internasional serta anggota AMSA-UMI yang berperan aktif dalam kegiatan ini.  Jenis kegiatan yang dilakukan yaitu  pemeriksaan kesehatan di posko dan penyaluran donasi berupa dana pemulihan bencana banjir bandang serta pemberian bantuan berupa pakaian dewasa dan anak, selimut dan sarung dewasa dan anak-anak pada tanggal 17 Juli 2020. Bantuan berupa makanan siap saji serta pemberian obat-obatan kepada masyarakat yang membutuhkan yang dilakukan pada tanggal 18 Juli 2020 di beberapa titik pengungsian, dan pada tanggal 19 juli 2020 dilakukan pembagian alat pelindung diri dan penyemprotan disinfektan bekerjasama dengan Fakultas Tehnik Industri Universitas Muslim Indonesia. Bencana banjir bandang yang terjadi di Masamba pada senin, 13 Juli 2020 menimbulkan banyak korban jiwa, korban luka-luka dan korban mengalami kerugian dalam segi material maupun mental. Oleh karena itu, dibutuhkan upaya-upaya yang dapat melibatkan masyarakat dalam penanggulangan bencana yaitu upaya yang meliputi penetapan kebijakan dalam kegiatan pencegahan, tanggap darurat bencana dan penyaluran donasi dalam aspek material. Asian Medical Students Association (AMSA) UMI bekerja sama dengan AMDA(Association of Medical Doctor of Asian) Internasional dalam membentuk tim relawan yang dapat membantu korban bencana Masamba dalam segi penyaluran donasi berupa dana untuk keperluan biaya pemulihan bencana kepada Tim Badan Penaggulangan Bencana Daerah (BPBD). Waktu pelaksanaan pada tanggal 17-19 Juli 2020, di Masamba, Kabupaten Luwu Utara. Metode yang digunakan pada pelaksanaan ini yaitu partisipatif, yakni AMDA Indonesia dan AMDA Internasional serta anggota AMSA-UMI yang berperan aktif dalam kegiatan ini.  Jenis kegiatan yang dilakukan yaitu  pemeriksaan kesehatan di posko dan penyaluran donasi berupa dana pemulihan bencana banjir bandang serta pemberian bantuan berupa pakaian dewasa dan anak, selimut dan sarung dewasa dan anak-anak pada tanggal 17 Juli 2020. Bantuan berupa makanan siap saji serta pemberian obat-obatan kepada masyarakat yang membutuhkan yang dilakukan pada tanggal 18 Juli 2020 di beberapa titik pengungsian, dan pada tanggal 19 juli 2020 dilakukan pembagian alat pelindung diri dan penyemprotan disinfektan bekerjasama dengan Fakultas Tehnik Industri Universitas Muslim Indonesia.

No abstract

BACKGROUND: β-endorphin plays a role in the descending pain control in the central nervous system. Central sensitization may be involved in the generating and maintenance of osteoarthritis (OA) pain. However, the correlation between β-endorphin and pain severity in OA has shown conflicting results. The aim of this study was to investigate the association between plasma β-endorphin and the severity of the disease. METHODS: This study was an observational cross-sectional study carried out on 60 female subjects with knee OA who fulfilled the inclusion criteria. Plasma β-endorphin was measured by a commercial enzyme-linked immunosorbent assay (ELISA) kit. Osteoarthritis knees were classified by the Kellegren-Lawrence (KL) grading (1-4) criteria. The Western Ontario McMaster University Osteoarthritis (WOMAC) scoring method was used to assess self-reported physical function, pain and stiffness. RESULTS: The mean of the participants' ages was 58 years old, ranging from 42 to 83 years. Overall, more than 70% of the participants were overweight with a mean of body mass index (BMI) of 27.59. More than 54% of the participants were diagnosed of having KL grading 3 or 4. Plasma β-endorphin was correlated inversely with the WOMAC subscale of stiffness (r=-0.286, p=0.0311), but no correlation was noted with the WOMAC subscale of pain and physical activity. There was no significant difference of the mean of plasma β-endorphin among the KL gradings. CONCLUSIONS: Plasma β-endorphin is associated with better WOMAC total score and stiffness subscale, but not associated with KL grading of OA. KEYWORDS: knee osteoarthritis, female, β-endorphin, WOMAC, Kellgren-Lawrence