Abstract:Lembar Kerja Peserta Didik (LPKD) can help students understand the concept of material, both theoretically and in real events that often occur in everyday life. This study tries to determine the development process and quality of LKPD to improve students' understanding the concepts of algebra. The development research used refers to the Plomps model, which includes 4 phases: (a) the initial investigation, (b) the design, (c) the realization, and (d) the test, evaluation, and revision. The product assessment instrument used was the LKPD validation sheet, the LKPD observance sheet, student and teacher response questionnaires, student and teacher activity observation sheets, and tests of students' ability to understand mathematical concepts. The LKPD that was designed and tested on grade VII students at one of the schools in Soppeng had met the criteria of being valid, effective, and practical.Abstrak:Lembar Kerja Peserta Didik (LPKD) berbasis masalah dapat membantu peserta didik memahami konsep materi, baik secara teori maupun dalam peristiwa nyata yang sering terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Penelitian ini mencoba mengetahui proses pengembangan dan kualitas LKPD matematika berbasis masalah untuk meningkatkan pemahaman konsep aljabar peserta didik. Penelitian pengembangan yang digunakan mengacu pada model pengembangan Plomp, yang meliputi 4 fase, yaitu: (a) fase investigasi awal, (b) fase desain, (c) fase realisasi, dan (d) fase tes, evaluasi, dan revisi. Instrumen penilaian produk yang digunakan adalah lembar validasi LKPD, lembar pengamatan keterlaksaan LKPD, angket respon peserta didik dan guru, lembar pengamatan aktivitas peserta didik dan guru, dan tes kemampuan pemahaman konsep matematika peserta didik. LKPD yang didesain dan diujicobakan kepada siswa kelas VII di salah satu sekolah di Soppeng telah memenuhi kriteria valid, efektif dan praktis.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan minat belajar matematika siswa Kelas VII SMP Negeri 21 Makassar yang diajar menggunakan Ice Breaking dan Brain Gym dalam pembelajaran matematika. Penelitian ini merupakan jenis penelitian quasi experimental design dengan desain penelitian comparison group post-test only design. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII SMP Negeri 21 Makassar yang berjumlah 356 siswa. Penentuan sampel menggunakan teknik simple random sampling. Berdasarkan hasil analisis deskriptif diperoleh rata-rata skor minat belajar dari kelas Eksperimen I yang diajar menggunakan Ice Breaking adalah 77,13 dan rata-rata skor minat belajar dari kelas Eksperimen II yang diajar menggunakan Brain Gym adalah 77,43. Sedangkan berdasarkan hasil analisis inferensial diperoleh nilai sig. sebesar 0,904 yang lebih besar dari pada sebesar 0,05 (0,904 > 0,05) dengan demikian dapat disimpulkan bahwa H0 diterima yang berarti bahwa tidak terdapat perbedaan minat belajar matematika siswa yang diajar menggunakan Ice Breaking dengan yang diajar menggunakan Brain Gym pada siswa kelas VII SMP Negeri 21 Makassar. Implikasi pada penelitian ini adalah pembelajaran matematika menggunakan Ice Breaking maupun Brain Gym sesuai untuk diterapkan dalam pembelajaran matematika karena sama-sama dapat menciptakan pembelajaran yang kreatif agar siswa tidak merasa bosan dalam mengikuti pembelajaran matematika. Suasana belajar menyenangkan tersebut dapat membuat minat belajar peserta didik meningkat.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kualitas butir soal Ujian Akhir Sekolah (UAS) mata pelajaran matematika. Bentuk penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif kuantitatif. Penelitian ini bersifat evaluasi yang melibatkan 159 siswa SMAN 1 Pitumpanua. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah pengumpulan data melalui teknik dokumentasi. Analisis terhadap data butir soal dilakukan dengan menggunakan program Anates. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 15% soal pada kategori baik, 67% soal pada kategori cukup baik, dan 18% soal pada kategori tidak baik. Jadi, dapat disimpulkan bahwa butir-butir soal tersebut sudah layak untuk digunakan dalam ujian akhir sekolah. Manfaat yang dapat diperoleh dari hasil penelitian ini adalah sebaiknya senantiasa menyiapkan soal cadangan untuk menggantikan soal dengan kategori tidak baik, revisi dapat dilakukan terhadap soal dengan kategori cukup baik untuk selanjutnya dapat digunakan kembali, dan soal dengan kategori baik dapat dimasukkan ke bank soal.
Belajar adalah sebuah proses mental dari seseorang yang melakukannya. Ini berarti mendeteksi orang belajar atau tidak, bukanlah hal yang mudah. Dua orang sedang membaca buku yang sama secara bersamaan tidak dapat divonis bahwa mereka melakukan kegiatan belajar. Boleh jadi keduanya belajar, salah satunya atau mungkin dari keduanya tak ada yang belajar. Sebelum dijelaskan pengertian belajar matematika maka terlebih dahulu dikemukakan tentang karakteristik matematika. Terdapat enam karakteristik matematika yaitu: obyek kajiannya bersifat abstrak, memilikii simbol yang kosong dari arti, konsisten dalam sistemnya, dibatasi oleh semesta pembicaraan, berpola pikir deduktif, dan bertumpu pada kesepakatan. Selain itu salah satu ciri khas dari matematika adalah memiliki sifat hirarkis. Mengenal karakteristik dan sifat dari matematika akan lebih memudahkan untuk mempelajari matematika.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran hasil belajar matematika yang menggunakan metode deduktif dan induktif serta perbedaan yang signifikan antara metode deduktif dengan induktif terhadap hasil belajar matematika ditinjau dari motivasi belajar siswa. Jenis penelitian ini adalah penelitian quasi eksperiment. Populasi dalam penelitian ini ialah seluruh siswa kelas XII IPS MAN Wajo terdiri dari 4 kelas, yang berjumlah 86 siswa. Penentuan sampel dengan cara random. Instrumen yang digunakan pada penelitian ini adalah tes hasil belajar dan angket motivasi belajar matematika. Teknik analisis yang digunakan adalah statistik deskriptif dan analisis statistik inferensial dengan uji F ANAVA dengan interaksi. Berdasarkan hasil analisis statistika deskriptif, diperoleh nilai rata-rata hasil belajar siswa menggunakan metode deduktif adalah 74,91 dan metode induktif adalah 88,95, nilai rata-rata motivasi belajar matematika siswa menggunakan metode deduktif adalah 65,73 dan metode induktif adalah 68,23. Berdasarkan analisis inferensial, diperoleh F0 > F tabel (3,911 > 3,24) dan nilai Sig. < = 0,021 < 0,05, maka Ho ditolak, artinya terdapat perbedaan yang signifikan antara metode deduktif dengan metode induktif terhadap hasil belajar matematika ditinjau dari motivasi belajar siswa kelas XII IPS MAN Wajo.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.