Public participation in development have emerged since the enactment of the Act of 1945 and is constitutionally have a clear reference and is a must for anyone involved in the management of natural resources in Indonesia. However, community participation in development in the reform era is still showing a tendency not run perfectly. How is the condition of public participation from the beginning until now not received the proper position in the form of authority and obligation and the right to participate as a community run development, researched. The approach taken is to study literature, using secondary data from the literature, mass media, legislative provisions, also performed a comparative study of the various opinions and understanding of the role of the community. A number of variables that were examined include: statutory provisions, the role of government, forms of interaction and implementation of public participation efforts by the government in the role of the community so that the development can be improved. From the results of the study the implementation of legislation relating to public participation from the old order to the regional autonomy era still can not be run effectively and efficiently. Peran serta masyarakat dalam pembangunan sudah muncul sejak diberlakukannya UU 1945 dan secara konstitusional telah memiliki acuan yang jelas dan merupakan kewajiban bagi siapapun yang terlibat dalam pengelolaan sumberdaya alam di Indonesia. Namun peran serta masyarakat dalam pembangunan di era reformasi ini masih memperlihatkan kecenderungan belum berjalan dengan sempurna. Bagaimana kondisi peran serta masyarakat sejak awal sampai saat ini belum mendapatkan posisi yang tepat dalam bentuk kewenangan dan kewajiban serta hak sebagai masyarakat dalam ikut menjalankan pembangunan, diteliti. Metode pendekatan yang dilakukan adalah dengan studi pustaka, dengan menggunakan data sekunder yang berasal dari literatur, media masa, ketentuan perundangundangan, juga dilakukan studi komperatif dari berbagai pendapat dan pemahaman tentang peran serta masyarakat. Sejumlah variabel yang dikaji antara lain : ketentuan perundang-undangan, peran pemerintah, bentuk interaksi pelaksanaan peran serta masyarakat dan upaya-upaya yang dilakukan pemerintah dalam peran serta masyarakat agar pembangunan dapat ditingkatkan. Dari hasil kajian pelaksanaan peraturan perundang-undangan yang menyangkut peran serta masyarakat sejak orde lama hingga era otonomi daerah masih belum dapat berjalan secara efektif dan efisien.
ABSTRAK. Salah satu kerajinan anyaman tangan Kalimantan Barat berasal dari perbatasan Sajingan Besar Kabupaten Sambas, kerajinan anyaman tangan tersebut merupakan warisan secara turun temurun yang membutuhkan pembinaan melalui inovasi dari regenerasi baru. Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat faktor-faktor penghambat dalam mengembangkan kerajinan anyaman tangan masyarakat di Perbatasan Sajingan Besar. Metode penelitian ini menggunakan analisis kualitatif, peneliti melakukan wawancara dari berbagai informan dan mengumpulkan data sekunder dari instansi terkait. Hasil penelitian menunjukkan terdapat dua faktor penghambat pengembangan kerajinan anyaman tangan di wilayah perbatasan Sajingan Besar Kabupaten Sambas dalam menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN yaitu: 1) pola pikir masyarakat kurang inovatif dikarenakan kurangnya lembaga pendidikan dan pembinaan anyaman kerajinan untuk masyarakat sehingga kerajinan anyaman tangan sulit berkembang; 2) pemasaran produktifitas kerajinan anyaman tangan terkendala karena belum diresmikannya Pos Lintas Batas Negara Aruk di Kabupaten Sambas. Rendahnya kualitas sumber daya manusia membuat pelaksanaan Masyarakat Ekonomi ASEAN tidak terlalu dirasakan oleh masyarakat perbatasan Sajingan Besar Kabupaten Sambas dan kurangnya pemasaran mengakibatkan produk kerajinan anyaman tangan di wilayah perbatasan Sajingan Besar Kabupaten Sambas sulit bersaing dalam menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN.Kata kunci: kerajinan anyaman tangan, penghambat, Masyarakat Ekonomi ASEAN THE RESISTOR FACTORS OF HANDICRAFTS IN SAJINGAN BESAR BORDER AGAINTS ASEAN ECONOMIC COMMUNITY ABSTRACT. One of hand crafting West Kalimantan handicraft comes from the border of Sajingan Besar Sambas Regency. Handicraft is a hereditary heritage that requires continuous coaching through innovation of tire regeneration. The purpose of this study is to see the resistor factors in developing hand-woven handicrafts community in Border Sajingan
This study aimed to find out how the participation of the members of Farmer Women’s Group and their influence on the economic improvement of family members of women farmer groups. This research was carried out in the Appanang Village of Soppeng Regency, precisely the group of women who were Cora Uleng Farmer. The total population in the study was 40 members of the Farmer Women’s Group in the Appanang Village of Soppeng Regency. The sample collection used a saturated sampling technique. Based on the results of statistical data analysis, the summary model table explained the correlation used value or the relationship (R) of 0,613. From the influence of independent variables or participation of female farmer groups (X) on the dependent variable of family economic improvement (Y) indicated by the Adjusted R Square value of 0.626, it meant 62% of the influence of independent variables or participation of female farmer groups (X) on the dependent variable of economic improvement family (Y) in the Farmer Women’s Group of Cora Uleng, Appanang District, Soppeng Regency, the output showed in a good level.Keywords: influence, participation, family economicsABSTRAKPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana bentuk partisipasi anggota kelompok wanita tani dan pengaruhnya terhadap peningkatan perekonomian keluarga anggota kelompok wanita tani. Penlitian ini dilakukan di Kelurahan Appanang Kabupaten Soppeng tepatnya kelompok wanita tani cora uleng. Jumlah populasi dalam penelitian adalah seluruh anggota kelompok wanita tani di Kelurahan Appanang Kabupaten Soppeng yaitu sebanyak 40 anggota. Penarikan sampelnya menggunakan teknik sampling jenuh. Berdasarkan hasil analisis data statistik tabel model summary, menjelaskan besarnya nilai korelasi atau hubungan (R) sebesar 0,613. Dari besar pengaruh variabel independen atau partisipasi kelompok wanita tani (X) terhadap variabel dependen peningkatan perekonomian keluarga (Y) ditunjukkan oleh nilai Adjusted R Square sebesar 0,626 artinya 62% besar pengaruh variabel independen atau partispasi kelompok wanita tani (X) terhadap variabel dependen peningkatan perekonomian keluarga (Y) di Kelompok Wanita Tani Cora Uleng Kelurahan Appanang Kabupaten Soppeng, dari hasil output tersebut berada pada tingkat baik.Kata Kunci: pengaruh, partisipasi, perekonomian keluarga
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.