Teknologi informasi geospasial terus berkembang dan telah melahirkan data penginderaan jauh dengan multisensornya yang makin mudah diakses dan diunduh oleh pengguna. Ketersediaan dan kemudahan akses tersebut telah memperluas pemanfaatan citra satelit resolusi menengah, diantaranya layanan mosaik citra yang dimiliki baik oleh LAPAN (SPACEMAP) dan Google Earth Engine (GEE) untuk pemutakhiran peta RBI skala menengah (skala 1:25.000 dan/atau 1:50.000). Unsur peta dasar yang terdapat dalam peta Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) tingkat Kabupaten/Kota juga merupakan salah satu sumber data utama yang akurat dan terkini untuk pemutakhiran peta dasar Rupabumi. Makalah ini bertujuan untuk mengkaji kemudahan akses dan pengolahan, terutama dari konteks kedetailan, kesesuaian resolusi spasial citra dan data keruangan lainnya terhadap unsur Informasi Geospasial Dasar (IGD) Rupabumi Indonesia skala menengah. Citra satelit yang digunakan dalam penelitian ini adalah citra Sentinel-2 dan Mosaik SPOT 6-7, sedangkan unsur peta dasar hasil penyelenggaraan Pemerintah Daerah antara lain adalah unsur bangunan, jalan, perairan dan penutup lahan. Beberapa strategi dan metode digunakan untuk kompilasi unsur peta RBI skala menengah. Beberapa tahapan proses digunakan untuk dapat memutakhirkan peta dasar Rupabumi skala menengah menggunakan beberapa data tersedia yang antara lain mencakup tahapan validasi, editing dan generalisasi, integrasi basis data, klasifikasi dan ekstraksi unsur dari citra satelit, kompilasi dan sinkronisasi.
Pembangunan kewilayahan yang merata di Indonesia masih terkendala dengan tidak tersedianya peta dasar skala besar sebagai bahan utama dalam penyusunan Rencana Detail Tata Ruang (RDTR). Data orthophoto dapat digunakan sebagai alternatif sumber data dalam penyediaan peta dasar skala besar. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji keandalan data true orthophoto hasil dense image matching dibandingkan dengan ground orthophoto bagi pembuatan unsur peta dasar skala besar di Indonesia. Area penelitian mengambil sampel wilayah urban, wilayah lahan terbuka dan wilayah bervegetasi. Tahap penelitian meliputi persiapan, pembentukan true orthophoto, dan analisis perbandingan antara unsur tutupan lahan pada true orthophoto dengan unsur tutupan lahan pada ground orthophoto. Berdasarkan hasil penelitian,true orthophoto memiliki kelemahan pada visualisasinya. Tingkat kecerahan dan kejelasan objek tutupan lahannya masih lebih rendah dibandingkan dengan data ground orthophoto. Kelemahan true orthophoto pada wilayah urban adalah banyaknya variasi rona piksel pada objek yang mengaburkan batas tutupan lahan, dominasi rona piksel objek yang menghilangkan objek lainnya dan adanya efek gergaji (sawtooth effect) pada bangunan tinggi. Untuk wilayah lahan terbuka dan wilayah bervegetasi terdapat kumpulan piksel yang berwarna abuabu hingga kehitaman pada objek tutupan lahan. Perbedaan gelap terang piksel pada objek tutupan lahan dapat mempersulit identifikasi batas tutupan lahan. Secara geometri, data true orthophoto dapat digunakan untuk pembuatan peta dasar skala besar 1 : 5.000, hal ini ditunjukkan dengan hasil uji ketelitian geometrik horisontal (CE90) pada wilayah penelitian yang masuk ke dalam ketelitian peta RBI 1 : 5.000 kelas dua.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2025 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.