[ID] Pembangunan berkelanjutan merupakan bagian dari fokus pembangunan daerah Kota Padang dengan tujuan menyediakan infrastruktur kota dan peningkatan perekonomian kota tahun 2019-2024. Pemerintah terus mengupayakan peningkatan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kota Padang dengan mengembangkan sektor kegiatan kota yang diimbangi dengan peningkatan sarana dan prasarana perkotaan. Penelitian ini bertujuan menganalisis sektor usaha yang belum mencapai kategori basis dan maju di Kota Padang. Metode yang digunakan dalam mengetahui sektor basis maupun non basis adalah metode location quotient (LQ). Sedangkan untuk mengetahui sektor maju atau mundur, digunakan analisis shift share. Dilakukan pula Analisis kependudukan melalui metode proyeksi trendline untuk memproyeksi peramalan penduduk pada tahun mendatang. Hasil analysis location quatien (LQ) menunjukkan terdapat dua sektor non basis di Kota Padang yaitu (1) sektor pertanian, kehutanan dan perikanan, (2) pertambangan dan penggalian. Selanjutnya, analisis shift-share menunjukkan terdapat empat sektor yang berada pada kategori mundur/ lamban yaitu sektor: (1) pertanian, (2) kehutanan dan perikanan, (3) industri pengolahan, pengadaan air, pengelolaan sampah, limbah dan daur ulang, (4) jasa keuangan dan asuransi. Berdasarkan trendlinepolynominal didapatkan model proyeksi perkiraan penduduk menurut persamaan y = -194.03x2 + 15535x + 815333 dengan R2 = 0.9964. Kebutuhan sarana prasarana untuk meningkatan kualitas hidup yang layak bagi warga Kota Padang diperkirakan meningkat secara dominan pada kelompok usia 20-24 tahun sebagai proyeksi angkatan kerja. Jumlahnya diprediksi sekitar 77.761 jiwa. Penelitian ini diharapkan bermanfaat dalam menentukan fokus penyediaan infrastruktur kota, agar sektor non basis dan sektor pada kategori mundur atau lambat dapat ditingkatkan menjadi kategori sektor basis dan maju. [EN] Sustainable development is part of the regional development focus of Padang City to provide urban infrastructure and improve the city's economy in 2019-2024. The government continues to strive to increase the Gross Regional Domestic Product (PDRB) of the City of Padang by developing a sector of city activities towards improving urban facilities and infrastructure.This research supports the government's efforts in directing the development of the city of Padang. This study aims to analyze the business sector that has not reached the basic and advanced category in Padang City. The method used to determine the basis and non-base sectors is the location quotient (LQ) method. Meanwhile, to determine the forward or backward sector, shift-share analysis is used. Population analysis is also carried out through the trendline projection method to project population forecasts in the coming year. The results of the location quotient (LQ) analysis show that there are two non-basic sectors in the city of Padang, namely (1) agriculture, forestry, and fisheries, (2) mining and quarrying. Furthermore, the shift-share analysis shows that four sectors are in a slow category, namely the sectors: (1) agriculture, (2) forestry and fisheries, (3) processing industry, water supply, waste management, waste, and recycling, (4) financial and insurance services. Based on the polynomial trendline, the population forecast projection model is obtained according to the equation y = -194.03x2 + 15535x + 815333 with R2 = 0.9964. The need for infrastructure and facilities to improve the quality of life that is feasible for the residents of Padang City is predicted to increase dominantly in the 20-24 year age group. The number is predicted to be around 77,761. It is hoped that this research will be useful in determining the focus of urban infrastructure provision, so that non-base sectors and sectors in the backward or later categories can be upgraded to the basic and advanced category.
ABSTRAKPenelitian ini bertujuan untuk menganalisa kompetisi moda angkutan umum darat antarkota di negara berkembang seperti Malaysia, terkait atribut travel time dan travel cost. Kajian ini menjadi penting karena kebijakan infrastuktur di negara berkembang seperti realisasi double tracking project ETS di Malaysia, berpotensi menimbulkan persaingan moda khususnya bus dan kereta api, terkait dua atribut tersebut. Pendekatan analisis dilakukan menggunakan reveal preference method yang dipertajam dengan stated preference method. Tingginya kompetisi moda angkutan umum darat antarkota ini memungkinkan terjadinya mode shift, yang dapat diprediksi melalui preferensi dan persepsi pengguna moda. Preferensi dan persepsi pengguna moda bus antarkota dideskripsikan dengan memunculkan analisis sensitivitas terhadap 12.000 data set. Melalui analisis sensitivitas, dijumpai adanya perbedaan persepsi pengguna bus terhadap kebijakan penyedia jasa dalam perubahan nilai utilitas kedua moda tersebut. Temuan studi ini menarik, dimana reduksi travel time dan penurunan travel cost yang sama pada kedua moda, belum tentu menghasilkan persentase mode shift yang sama. Pengguna bus terlihat kurang begitu responsif terhadap pengurangan travel time maupun travel cost moda saingannya. Sebaliknya, pengguna bus antarkota lebih khawatir terhadap bertambahnya travel cost dan travel time moda mereka (bus). Diharapkan kajian ini menjadi pertimbangan bagi pembuat kebijakan agar pembangunan infrastruktur lebih tepat sasaran menuju terciptanya balance mode share. Terutama bagi kebijakan yang menimbulkan persaingan angkutan umum darat antarkota di masa depan.
Saat ini Kota Padang melalui Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kota Padang telah memfokuskan agenda peningkatan jalur pedestrian di beberapa kawasan, salah satunya jalur pedestrian di Jalan Ps. Baru. Adapun tujuan penelitian ini adalah; (1) Mengetahui kondisi existing dan fasilitas penunjang jalur pedestrian di jalan. Ps. Baru melalui telaah aspek fisik dan kondisi jalur pedestrian. (2) Menganalisis persepsi pengguna jalur pedestrian untuk mengevaluasi tingkat kenyamanan jalur pedestrian, melihat faktor ketidaknyamanan merekomendasikan fasilitas pelengkap untuk mendukung optimalisasi pengembangan jalur pedestrian. Digunakan Metode analisis deskriptif kualitatif untuk menganalisis aspek fisik dan kepuasan pengguna, menganalisis faktor kenyamanan dan ketidaknyamanan di jalur pedestrian. Digunakan pula teknik analisis statistik inferensial melibatkan peasron correlation momen dan Cronbach Alpha untuk menganalisis persepsi pengguna terkait upaya pengembangan jalur pedestrian. Berdasarkan hasil analisis, dapat dibuktikan bahwa jalur pedestrian Jl. Ps. Baru telah memenuhi fungsi utamanya selain sebagai (1) jalur khusus bagi pejalan kaki, juga berfungsi (2) sebagai ruang menunggu kendaraan dan (3) ruang keindahan kota juga (4) sebagai jalur evakuasi. Hasil uji validitas dan reliabilitas instrumen terbukti signifikan untuk semua item pertanyaan. Secara keseluruhan aspek fisik jalur pedestrian seperti bentuk dan kualitas trotoar yang digunakan merupakan variabel terpenting yang mengikat persepsi kenyamanan. Sedangkan kontribusi penyebab ketidaknyamanan terbesar adalah malfungsi trotoar, yakni penggunaan trotoar sebagai laluan oleh kendaraan roda dua, sebagai tempat parkir, dan malfungsi trotoar oleh Pedagang Kaki Lima. Demi peningkatan kenyamanan di jalur pedestrian Jl. Ps. Baru di era new normal, pengguna berharap adanya peningkatan keteduhan (vegetasi) di jalur pedestrian (25%), peningkatan fasilitas pelengkap dijalur pedestrian (21%), Penertiban malfungsi trotoar; misalnya pelarangan penggunaan trotoar Ps. Baru untuk parkir (23%) dan penertiban Pedagang Kaki Lima (13%). Kenyamanan juga sangat dipengaruhi kelengkapan fasilitas pedestrian. Berdasarkan hasil analisis persepsi yang memenuhi uji validitas dan uji realibilitas, penyediaan fasilitas pelengkap telah berada pada skala “penting” (skala 71.24%) diantaranya: (1) westafel/ tempat cuci tangan/ handsanitizer, (2) diwajibkan memakai masker di jalur pedestrian, (3) himbauan melalui papan reklame mengenai kebersihan, serta (4) pemberian pembatas (penanda) pada jalur pedestrian
Transportasi darat merupakan elemen penting dalam pengembangan sektor perekonomian Indonesia, karena berkaitan erat dengan pendistribusian jasa, barang dan tenaga kerja. Di kota Bukittinggi, transportasi darat juga berperan dominan sebagai sarana pergerakan masyarakat di dalam kota, sehingga perlu dikelola dengan baik. Seiring dengan perkembangan teknologi, masyarakat kota Bukittinggi sekarang sudah mengal moda transportasi online berbasis aplikasi pada perangkat Android. Akibatbya muncul kompetisi antara angkutan kota (angkot) dengan Gojek di kawasan tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk memodelkan pemilihan moda transportasi darat di kota Bukittinggi dengan studi kasus rute Jambu Air – Pusat Kota dan Pusat Kota – Pasar Aur. Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara dan penyebaran kuisioner dengan teknik stated preference. Pengolahan data dan analisis melibatkan program SPSS. Analisis deskriptif terhadap data karakteristik dari 400 responden menunjukkan bahwa pengguna moda transportasi darat dalam kota Bukittinggi didominasi perempuan (69%) berpendapatan rendah yakni di bawah Rp. 1 juta (62%). Pertimbangan utama dalam pemilihan moda adalah waktu tunggu, waktu perjalanan, jarak akses moda, kenyamanan, serta tarif. Pemodelan dengan metoda binomial logit selisih berhasil menjelaskan faktor yang diprediksi sebagai alasan pemilihan moda tersebut. Analisis korelasi dan analisis regresi linear berganda telah dilakukan untuk melihat hubungan alasan pemilihan moda dengan perubahan nilai utilitas moda menggunakan 6 (enam) atribut pada level signifikan 5%. Berdasarkan hasil pemodelan diperoleh nilai utilitas selisih moda Y= 3.362 - 0.244X1 - 0.0004X2 - 0.0006X3 - 0.122X4 - 0.011X5 - 0.065X6 dengan nilai R2 = 0,507 (P value < 0.05 ). Nilai probabilitas pemilihan moda menunjukkan preferensi terhadap Angkot konvensional adalah sebesar 42 % dan Gojek sebesar 58%. Hal ini menunjukkan moda transportasi darat yang semakin kompetitif.
ABSTRAKKawasan permindo saat ini telah memberikan ruang yang nyaman bagi pedestrian untuk beraktivitas. Namun seiring peningkatan laju pertu mbuhan kendaraan, adanya aktivitas on street parking dan PKL d i badan, maka pelayanan di ruas jalan ini berpotensi menurun. Sebetulnya Pemerintah Kota Padang telah melakukan upaya manajemen parkir yang perlu diapresiasi seperti Parking Meter System, namun d ilaporkan belu m sukses. Perlu dikaji ulang formu lasi kebijakan on street parking yang sesuai untuk kawasan ini. Penelitian in i bermaksud memberi pandangan terkait dua alternatif kebijakan : pengalihan on street parking dan pengendalian on street parking yang mungkin diterapkan di kawasan kajian. Skenario pengalihan on street parking diduga mampu meningkatkan lebar efektif jalan, meningkat kan kapasitas jalan, dan mereduksi n ilai derajat kejenuhan, sehingga masuk dalam kategori kondisi pelayanan baik dengan ciri arus lancar dan sedikit hambatan. Namun alternatif ini tidak disukai responden.yang terlihat dari hasil analisis deskriptif respon pengguna. Hasil analisis respon pengguna tersebut di cross check me lalu i analisis persepsi dengan teknik statistik inferensial. Data persepsi diku mpulkan melalu i paper based survey terhadap 100 responden (PKL dan Pengguna Parkir). Hasil analisis persepsi menunjukkan tingkat kenyamanan ruas jalan Permindo masih berada pada level "cukup nyaman" (nilai persepsi kenyamanan 51,63%). Terbukti dari hasil Uji valid itas melalu Uji t (t hitung > t tabel = 1,6605) yang memenuhi kriteria "valid", dan Uji reabilitas instrumen dengan Korelasi Pearson Product Moment dan Cronbach Alpha ( = 0,631 > r tabel = 0,196) yang memenuhi kriteria "reliab le". Dalam hal ini on street parking belum d irasa sangat mengganggu dari sudut pandang responden. Maka berdasarkan hasil kajian, apabila on street parkir di kawasan ini masih tetap dipertahankan, perlu dilaku kan pengendalian on street parking melalu i optimalisasi penerapan alat meter parkir yang diiringi kebijakan pembatasan parkir dan manajemen tarif. Terkait perumusan kebijakan tarif, alternatif 1 (Rp. 3.500 untuk 1 jam pertama dan Rp. 1.000 untuk jam berikutnya) direko mendasikan untuk kendaraan roda dua, dan alternatif 2 (Rp. 3.500 untuk 1 jam pertama dan Rp. 1.000 untuk jam berikutnya) direko mendasikan untuk kendaraan roda empat.Kata kunci: Tingkat pelayanan, On street parking, Analisis persepsi PENDAHULUANKementrian Perencanaan Pembangunan Nasional) menyatakan bahwa kondisi pelayanan parkir kota-kota di Indonesia yang masih jauh dari target yang diharapkan (KPPN, 2015. Peningkatan pelayanan parkir harus diperbaiki secara bertahap namun menyeluruh. Kondisi yang berlaku u mu m saat ini adalah kurang memadainya ruang perparkiran di dalam bangunan parkir sehingga sering kali memicu on street parking. Praktek on street parking ini berdampak pada gangguan akses dan arus lalu lintas, pengurangan kapasitas jalan, menurunkan Level of Service (LOS) jalan, merugikan pengguna angkutan umum dan pejalan kaki, meningkatkan resiko kecelakaan lalu lintas, men...
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.