Carbon emissions and their relation to shrimp farming activities getting more attention by researchers and environmentalists. Emissions of carbon and other greenhouse gases are concluded as drivers of climate change due to global warming. On the contrary, climate change is proven to determine the continuity and sustainability of shrimp farming activities. The dynamics of carbon and profitability are different for the three cultivation technologies (extensive, semi-intensive, and intensive), it caused by differences in the number and types of production inputs, and facilities and infrastructure, and also differences in productivity. This study aims to formulate the blue growth of aquaculture areas in the coastal area of Karawang Regency-West Java related to carbon emission within the DPSIR framework and use trade off analyses to obtain shrimp farming technologies alternative that are low in carbon emissions. Our conclusion to be able to reduce the carbon emissions, and increase the carbon sequestration and stock as effort for shrimp farming blue growth through optimize the spatial use supervision and increase the productivity of shrimp farming. The lowest carbon emission of shrimp farming technology are semi-intensive, intensive and extensive, respectively
The impact of aquaculture activities has led to environmental degradation, especially ponds bottom soil quality. The purpose of this study was to assess the status of the ponds bottom ISSN 2157-6092 2016 www.macrothink.org/jee 2 soil quality in different aquaculture systems (traditional and intensive) in BLUPPB Karawang region in a flexible value of soil quality index (SQI). Twenty ponds consisting of 5 traditional of milkfish (Chanos chanos) juvenile rearing ponds and 5 traditional polyculture ponds, 5 intensive of Litopenaeus vannamei shrimp ponds lined with plastic mulch and 5 intensive L. vannamei shrimp earthen ponds. Variables of soil quality parameters examined include physical, chemical and biological of pond bottom soil. Sediment ponds with a depth of 5-10 cm were taken for analysis. Data statistically analyzed using Anova, continued with pos hoc test HSD Tukey. The results showed the ponds soil quality (SQI) of BLUPPB Karawang area has an average of 0.38 ± 0.02 or included in low criteria. Aquaculture systems were not significant (p> 5%) to the general status of ponds soil quality. Aquaculture systems (intensive and traditional) only gave a significant different (p<5%) to the parameter of soil bulk density, c-organic, total N, C:N ratio, total S, total P and soil respiration. Stability of the ponds bottom soil chemical compositions over time make level of intensity does not significantly affect, beside routine sediment removal at the end of cycle in intensive culture. Journal of Environment and Ecology
Tren permintaan pasar terhadap udang vaname saat ini terus meningkat, namun permasalahan serangan patogen dan lingkungan yang buruk menyebabkan terjadinya kegagalan produksi udang vaname. Permasalahan ini perlu diimbangi dengan teknologi yang mampu mengatasi permasalahan yang ada. Salah satu yang dapat dilakukan adalah penggunaan bak terpal sebagai sarana budidaya yang dapat dilakukan secara intensif, efisien, dan dapat meminimalisasi penggunaan lahan dan sumberdaya, serta penerapan biosekuriti yang baik. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui produktivitas budidaya udang vaname super intensif di bak terpal bundar berkapasitas 28 m3 dengan padat tebar 300 ekor/m3 dan 400 ekor/m3 yang dipadukan dengan panen parsial. Masing-masing padat tebar diulang sebanyak 6 kali. Pemeliharaan dilakukan selama 110 hari dimana panen parsial dilakukan pada hari ke-66 dan hari ke-80. Parameter yang diuji meliputi sintasan, laju pertumbuhan spesifik harian, produktivitas budidaya udang dan FCR. Hasil penelitian menunjukkan bahwa padat tebar yang diuji tidak memberikan pengaruh yang berbeda nyata pada sintasan (p > 0,05), namun berbeda nyata pada laju pertumbuhan spesifik harian, produktivitas budidaya udang dan FCR (p < 0,05). Penerapan budidaya udang vaname super intensif dengan padat tebar 400 ekor/m3 mampu meningkatkan produksi sebesar 18,47% dibandingkan dengan padat tebar 300 ekor/m3, dengan nilai rata-rata sintasan sebesar 89,72%, produktivitas sebesar 5,58 kg/m3, dan FCR sebesar 1,48. Padat tebar 400 ekor/m3 dapat direkomendasikan untuk diterapkan pada budidaya udang vaname dan kajian produksi budidaya udang vaname dengan padat tebar di atas 400 ekor/m3 perlu dilakukan.
Abstrak. Kegiatan perekayasaan ini dilakukan untuk mengetahui efektifitas penggunaan "The Redfield Ratio Calculator" dalam penghitungan jumlah pupuk nitrogen dan phosphat yang diaplikasikan pada media budidaya udang vaname untuk mempertahankan keseimbangan nilai N/P rasio agar keseimbangan dan kehidupan plankton di media budidaya udang dapat dipertahankan. Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei -September 2017 di tambak udang milik Balai Layanan Usaha Produksi Perikanan Budidaya (BLUPPB) Karawang. Dalam studi ini dipergunakan "The Redfield Ratio Calculator" untuk penghitungan jumlah pupuk nitrogen dan phosphat untuk mempertahankan keseimbangan N/P rasio sebesar 20-30 dibanding 1 untuk pertumbuhan terbaik bagi diatom di dalam media budidaya. Caranya dengan memasukkan nilai nitrat dan phosphat dari hasil pengukuran air tambak ke dalam kalkulator tersebut sehingga didapatkan nilai Buddendorf rasio, kemudian dikali 1,53 untuk mendapatkan N/P (Redfield) rasio sebenarnya. Hasil studi menunjukkan bahwa penggunaan "The Redfield Ratio Calculator" sangat memudahkan untuk mempertahankan N/P rasio yang ditunjukkan dengan stabilnya N/P rasio pada kisaran 20-30 : 1. Nilai N/P rasio ini menyebabkan pertumbuhan alga hijau secara normal dan jumlahnya tidak melampaui jumlah ideal untuk kehidupan udang vaname di tambak. Pemanfaatan metode ini juga dapat meningkatkan performa (berat dan panjang), hasil panen (biomassa) serta mencegah terjadinya serangan penyakit pada udang vaname.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2025 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.