which was a transitional month between the dry season and the rainy season. Observation of the activities of the use of Jetayu Park was carried out in the morning, afternoon, and evening. Besides, observation of the velocity, humidity, and air temperature also done using the Envirometer to find out the thermal conditions in the area. The results show that during the daytime activities at Jetayu Park are very few when compared to morning and evening. It is also reinforced by thermal condition measurement data, which shows conditions during the day do not meet thermal comfort.

Permasalahan yang terjadi di hampir semua negara adalah kemiskinan, kesenjangan sosial dan lingkungan. Di sisi lain, pembangunan terus dilakukan untuk mendukung semua kegiatan kehidupan manusia. Arsitektur sebagai ilmu perancangan dapat berperan dalam mengarahkan pembangunan agar dalam proses perancangan dan pelaksanaannya dapat menciptakan harmonisasi ekonomi, sosial dan lingkungan. Pembangunan berwawasan lingkungan juga didukung oleh pemerintah pada level kebijakan berupa Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Republik Indonesia Nomor 02/PRT/M/2015 Tentang Bangunan Gedung Hijau. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui penerapan konsep bangunan hijau pada kegiatan pengubahsuaian (retrofitting) Bangunan Kantor Pusat Informasi Pengembangan Pemukiman dan Bangunan yang dinilai dengan tolok ukur dan kriteria Permen PU No 2 Tahun 2015. Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif induktif dengan pendekatan deskriptif. Melalui penelitian ini diharapkan dapat memberi kontribusi pada ilmu pengetahuan arsitektur terutama mengenai konsep dan pemeringkatan bangunan hijau. Hasil yang didapatkan adalah gambaran upaya yang bisa dilakukan untuk menaikkan nilai peringkat bangunan pra hijau menjadi bangunan hijau

The increasingly congested road conditions as a result of the development and growth of the city led to meetings and clashes of various activities and interests of users. They caused the decline of urban space quality. The primary function of the road, which does not only as a transitional space, to accommodates traffic flows complicated ways, but it can also have functioned as a space for activities for the citizens of the city. This paper aims to identify the road functions based on the users' movement and to identify the capacity of the activity space and transitional space. By using inductive qualitative methods, clear identification of road use as a transitional space and activity space obtained on DI. Panjaitan Street and KH. Ali Maksum Street. It can be used as direction recommendations for improving the quality of the road to be more human and as an effort to enhance the quality of the city.