Dampak alih fungsi lahan secara makro adalah ketersediaan pangan yang berkurang dan berakibat pada berkurangnya ketahanan pangan secara nasional. Secara mikro, alih fungsi lahan mengakibatkan petani yang semula mengusahakan tanaman pangan dan dapat memenuhi sendiri ketersediaan pangan (beras) bagi rumah tangganya menjadi tidak memiliki beras dan harus membeli. Dampak lain dari alih fungsi lahan adalah hilangnya mata pencahariannya sebagai petani, hilangnya kesempatan kerja pada usaha tani. Dengan hilangnya mata pencaharian sebagai petani maka menurunnya pendapatan dan daya beli serta berdampak pada menurunnya aksesibilitas ekonomi rumah tangga tani terhadap pangan. Megaproyek pembangunan Bandara NYIA di Provinsi D.I. Yogyakarta mengharuskan pembebasan lahan baik dari lahan masyarakat maupun dari Pakualaman. Lokasi pembebasan lahan ini ada di lima desa Kecamatan Temon Kabupaten Kulon Progo. Penelitian ini bertujuan menganalisis dampak alih fungsi lahan terhadap tingkat ketahanan pangan rumah tangga tani di Kecamatan Temon Kabupaten Kulon Progo. Data yang digunakan data primer. Data primer yang dimaksut adalah data cross sction pada waktu tertentu. Pengambilan data menggunakan kuesioner. Alat analisis yang digunakan uji beda dua rata-rata dengan paired sample t-test. Hasil penelitian ini adalah tidak terdapat perbedaan ketahanan pangan sebelum dan sesudah alih fungsi lahan di Kecamatan Temon Kabupaten Kulon Progo. Artinya alih fungsi lahan tidak memberikan pengaruh terhadap ketahanan pangan rumah tangga tani di Kecamatan Temon Kabupaten Kulon Progo namun jika dilihat dari olah data statistika deskriptif terlihat ada penambahan jumla rumah tangga tani yang rawan pangan setelah adanya alih fungsi lahan.
One of the objectives of regional economic development is to increase the economic sector, in which the increasing of economics sector will be beneficial for society. This indicator is important to recognize the condition of the economy in particular region
Papua Province is one of the poorest provinces in Indonesia. Some of the variables that affect health levels including Human Development Index (HDI) and unemployment rate. This research analyzes Human Development Index and unemployment rate to poverty level in districts/cities in Papua Province during 2010-2015. Research data used in this research is secondary data from Central Bureau of Statistics of district/city in Papua Province. The independent variables used are open unemployment rate and Development Index. While the dependent variable used is poverty level in districts/citis in Papua Province year 2010-2015. The analysis tool used is regression with panel data. The result of this research shows that the average of district/city’s poverty rate in Papua 2010-2015 is 32,34 percent. The highest level is in District Deiyai and the lowest is in District Merauke. The Human Development Index has decreased significantly to the poverty rate of district/city in Papua Province, while the open unemployment rate is positive to the poverty rate of district/city in Papua Province. Human Development Index and open unemployment rate as a whole and together affect poverty level in district/city in Papua Province.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.