Keselamatan pasien menjadi tujuan sangat penting dalam pemberian pelayanan kesehatan yang berkualitas. Penelitian bertujuan untuk mengetahui hubungan antara sikap keselamatan dengan implementasi keselamatan pasien di rumah sakit dengan menggunakan standar nasional akreditasi rumah sakit (SNARS). Penelitian merupakan penelitian kuantitatif dengan metodean deskriptif dan cross-sectional. Metode sampling dengan purposive sampling, didapatkan sampel sebanyak 345 orang. Terdapat hubungan signifikan antara sikap keselamatan dengan implementasi keselamatan perawat (r= 0,441, P<0,01). Faktor jenis kelamin, usia, pengalaman kerja, dan jenjang karier secara signifikan berpengaruh pada implementasi keselamatan (P<0,05). Rumah sakit dan manajer perawat memiliki peranan penting dalam meningkatkan keselamatan pasien untuk menghindari terjadinya insiden keselamatan dengan melakukan pemanfaatan sumber daya secara optimal
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pola shift yang digunakan rumah sakit selama masa pandemi. Desain penelitian menggunakan sistematik review melalui database online seperti Science direct, EBSCOhost, Scopus, ProQuest, Google Scholar dan sumber pencarian lainnya. Proses pemilihan artikel menggunakan metode PRISMA. Jumlah artikel yang diperoleh adalah 795, kemudian hanya 11 yang digunakan dalam tinjauan ini. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pola shift selama masa pandemi meliputi (1) 12 jam per shift; (2) 6 jam per shift; (3) 4-8 jam dengan pembagian waktu dalam shift; (4) pola 7-7-10; (5) jadwal kerja fleksibel, interval pendek; (6) tiga tahap rotasi dan rencana karantina 14 hari. Simpulan, pola shift 12 atau 6 jam tanpa istirahat berdampak tidak baik bagi kesehatan perawat, sedangkan pola shift lain cenderung memperhatikan kesehatan dan keselamatan perawat di masa pandemi. Kata Kunci: Pandemi COVID-19, Pola Shift Perawat
Pendahuluan: Rata-rata skor implementasi enam Sasaran Keselamatan Pasien (SKP) di Indonesia adalah 64,81%. Peningkatan kebutuhan keselamatan pasien meningkat selama pandemi COVID-19. Penelitian sebelumnya menjelaskan gambaran implementasi SKP sebelum terjadi pandemi. Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat gambaran persepsi perawat tentang pengimplementasian 6 SKP pasien di RS selama pandemi. Metode: Penelitian ini dilaksanakan dengan metode deskriptif kuantitatif. Sampel penelitian sebanyak 133 perawat dengan menggunakan teknik stratified random sampling. Pengambilan sampel menggunakan google form. Kuesioner implementasi SKP yang digunakan adalah Kuesioner Implementasi 6 SKP yang sudah diisesuaikan dengan standar SNARS. Hasil: Berdasarkan hasil analisis didapatkan bahwa rata-rata usia perawat adalah 36 tahun, masa kerja perawat adalah 12 tahun, dengan jenjang karir terbanyak adalah pada PK 2. 59,4% perawat bertugas di unit rawat inap, dan hanya 67,7% perawat yang pernah mendapatkan pelatihan keselamatan pasien. 85,4% perawat telah mengimplementasikan SKP. Nilai persentase SKP tertinggi adalah SKP 1 yaitu identifikasi pasien sebesar 90,1%, sedangkan nilai SKP 4 pada posisi implementasi terendah dengan persentase 68,8%. Kesimpulan: Kepatuhan dan ketelitian perawat terhadap prosedur yang diterapkan di rumah sakit, ketatnya tim pengawas terhadap penggunaan APD, dan kinerja perawat saat di ruangan, menjadi kunci penting keberhasilan implementasi SKP di masa pandemi COVID-19. Capaian SKP pada penelitian ini berada pada kondisi baik. Namun, belum sesuai dengan standar yang ditetapkan oleh Komisi Akreditasi Rumah Sakit (KARS), yaitu 100%. Oleh karena itu, perlu adanya peningkatan lebih lanjut dengan menilai faktor-faktor pelaksanaan SKP.
Pandemi COVID-19 berdampak pada seluruh aspek kehidupan di seluruh dunia. Tingginya angka mortalitas dan morbiditas selama masa pandemi ini berlangsung menuntut perawat untuk memberikan layanan keperawatan yang komprehensif dan berkualitas. Untuk mencapai kualitas layanan yang baik tersebut, diperlukan kinerja yang baik oleh seluruh perawat yang ada. Tujuan: untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kinerja perawat di masa pandemi COVID-19. Metode yang digunakan adalah literature review dengan menggunakan model Preffered Reporting Items for Systematic Reviews and Meta-Analysis (PRISMA). Artikel diperoleh dari database dan mesin pencari yaitu Google Scholars, Science Direct dan Scopus. Kriteria inklusi populasi adalah perawat di rumah sakit, berbahasa Indonesia dan Inggris, terbit antara tahun 2020-2022. Kata kunci untuk pencarian Bahasa Indonesia adalah “kinerja perawat” dan “Pandemi” atau “COVID-19”, sedangkan kata kunci Bahasa Inggris yaitu “nurse performance” and “pandemic” or “COVID-19”. Total artikel yang didapatkan adalah 534, kemudian diseleksi sampai pada tahap akhir didapatkan 18 artikel. Hasil: Dua faktor utama yang mempengaruhi kinerja perawat yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal meliputi motivasi perawat, komitmen terhadap organisasi serta kecerdasan dan pegetahuan. Sedangkan faktor eksternal adalah stress kerja, insentif/penghargaan, beban kerja, lingkungan kerja dan peran kepemimpinan. Saran: untuk mempertahankan kualitas layanan keperawatan yang baik selama masa pandemi COVID-19 maka dibutuhkan dukungan yang baik dari instansi tempat kerja sebagai faktor ekternal utama agar dapat meningkatkan komitmen, motivasi dan performa perawat dalam menjalankan perannya
Background: Patient safety management includes the documentation of fall risks. This study aims to portray the nurses' performance toward the risk of falling management in hospitals. Materials and Methods: A cross-sectional approach was used as the study design to measure the documentation completeness of the nursing process toward the risk of falling at hospitals during 2020. There are 110 selected medical records of hospitalized patients based on inclusion criteria such as low-risk medical records, hospitalization within 3 days, and a maximum hospitalization length of one year after the beginning of the data collection procedure. Univariate analysis is chosen to analyze the data. Results: The results showed that nurses were inconsistent in implementing fall risk management. Furthermore, the assessment was 68.18%, where 45.45% of nurses made the nursing diagnosis, 4.55% described the problems and etiology, and also 32.72% evaluated patients' integrated records. Conclusions: The incomplete documentation of fall risk describes the nonoptimal risk management implementation. The head nurse should develop a dynamic interaction with the fall risk patients, as well as increase nursing coordination and integration.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.