ABSTRAKPenanganan perkara tindak pidana korupsi menganut sistem pemidanaan minimum bagi pelaku yang diputus bersalah oleh pengadilan. Istilah ketentuan pidana minimum khusus secara normatif diatur dalam Pasal 2 ayat (1) Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999, sebagaimana telah diubah menjadi Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi. Pada tataran praktiknya terdapat fenomena adanya putusan pengadilan yang menerobos sistem pemidanaan minimum yang dianut tersebut. Salah satu contoh putusan pengadilan yang ditelaah dalam tulisan ini adalah Putusan Nomor 2399 K/PID.SUS/2010. Permasalahan yang timbul adalah apa saja yang menjadi landasan infra petita hakim dalam menjatuhkan putusan yang menerobos ketentuan pemidanaan minimum dalam perkara tindak pidana korupsi tersebut. Metode dalam penelitian ini menggunakan metode penelitian hukum normatif dengan menggunakan pendekatan undang-undang. Penulis berkesimpulan bahwa putusan pengadilan tindak pidana korupsi yang menerobos ketentuan pemidanaan minimum dalam Undang-Undang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi pada dasarnya diperbolehkan. Sepanjang putusan hakim yang infra petita tersebut memiliki esensi ratio legis yang kuat dan dapat dipertanggungjawabkan, atas dasar alasan pertimbangan nilai keadilan dan pertimbangan judex factie sebagaimana pada perkara a quo.Kata kunci: putusan, korupsi, pemidanaan minimum. ABSTRACT In the handling of a corruption case, mandatory minimum penalty is adopted in the criminal justice system for the offender who was found guilty by the court. The term ‘mandatory minimum penalty’ is normatively regulated in Article 2 paragraph (1) of Law Number 31 of 1999, as amended to Law Number 20 of 2001 concerning Corruption Eradication. In practice there is a phenomenon of a court decision breaching the adopted mandatory minimum penalty. One example of a court decision analyzed hereon is the Decision Number 2399 K/PID.SUS/2010. The arising problem is what the consideration of the judge is for infra petita in imposing decision which breached the mandatory minimum penalty provision in that corruption case. This research uses normative legal research method with legislation approach. It can be concluded that it is basically permissible in the corruption court’s decision to breach the minimum penalty provisions as stipulated in the Corruption Eradication Law. Provided that the judge’s decision of infra petita, is based on strong legislation ratio and can be accounted for, on the basis of justice value and judex factie considerations as in the a quo case. Keywords: court decision, corruption, minimum penalty.
Latar Belakang. Syndrome piriformis merupakan sekumpulan gejala-gejala termasuk nyeri pinggang atau nyeri bokong yang menyebar ke tungkai. Masih ada perbedaan pendapat dari para ahli, apakah merupakan kondisi yang jelas ada dan menyebabkan nyeri myofacial dari paha, hypertrofi dan nyeri tekan pada otot piriformis, atau apakah merupakan kondisi kompresi dari saraf sciatic yang menyebabakan nyeri neuropatik.Metode : Penelitian ini termasuk penelitian quasi eksperimen yaitu penelitian percobaan semu yang melibatkan variabel perlakuan yaitu Contrax relax dan hold relax, sedangkan variabel respons adalah nyeri akibat Syndrome Piriformis. Penelitian adalah Quasy experiment dengan desain pretest-post test two group design. Populasi target adalah semua pasien Syndrome Piriformis selama penelitian sejumlah 20 orang, dengan menggunakan total sampling.Sampel dibagi menjadi 2 (dua) kelompok, kelompok perlakuan dengan Contrax relax yang berjumlah 10 orang dan kelompok perlakuan dengan hold relax yang berjumlah 10 orang. Penelitian ini menggunakan Oswetry Disability Index (ODI) untuk mengukur nyeri sebelum dan sesudah pemberian pemberian perlakuan..Hasil. Pemberian intervensi Contrax relax memberikan pengaruh dan perubahan nyeri pada penderita Syndrome Piriformis dengan rata-rata perubahan sebesar 36,40 dari 60,40 menjadi 24,00. Pemberian intervensi hold relax memberikan pengaruh dan perubahan nyeri pada penderita Syndrome Piriformis dengan rata-rata perubahan sebesar 33,20 dari 58,80 menjadi 25,60. Hasil penelitian menunjukkan bahwa contrax relax maupun hold relax memiliki pengaruh yang bermakna terhadap penurunan nyeri pada penderita Syndrome Piriformis. Kesimpulan. Uji t independen untuk pengujian hipotesis, mulai dari nilai post ODI diperoleh nilai p= 1,000 >0,005 sehingga dapat disimpulkan bahwa bahwa tidak ada perbedaan pengaruh yang signifikan antara pemberian contrax relax dengan pemberian hold relax. Sebaiknya fisioterapis menerapkan contrax relax atau hold relax untuk mengurangi nyeri pada penderita Syndrome Piriformis. Kata Kunci : Contrax Relax, Hold Relax, Nyeri, Syndrome Piriformis.1 Jurusan Fisioterapi Poltekkes kemenkes Makassar
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh substitusi tepung kedelai (TK) dengan tepung daun kelor (TDK) terhadap pertumbuhan dan kelangsungan hidup ikan bandeng. Hewan uji yang digunakan adalah ikan bandeng ukuran 2 ± 0,5 g. Wadah penelitian adalah akuarium berukuran 60 x 50 x 40 cm yang didesain dengan sistem resirkulasi. Media penelitian adalah air laut bersalinitas 25 ± 2 ppt. Penelitian ini dilakukan selama 40 hari, dengan diberi pakan uji sesuai perlakuan. Penyiponan dilakukan setiap pagi hari sebelum diberi pakan agar kualitas air dapat dipertahankan. Pengamatan kualitas air dilakukan setiap hari untuk parameter salinitas, suhu, pH, sedangkan untuk kandungan oksigen terlarut, amoniak, dilakukan pada awal, tengah dan akhir penelitian. Penelitian ini didesain dengan menggunakan rancangan acak lengkap dengan mengaplikasikan 4 perlakuan dan 3 ulangan. Perlakuan yang diterapkan adalah A (100% TK + 0% TDK), B (75% TK + 25% TDK), C (50% TK + 50% TDK) dan D (25% TK + 75% TDK). Parameter yang diamati adalah pertumbuhan mutlak, laju pertumbuhan harian, kelangsungan hidup, rasio konversi pakan, efisiensi pakan, konsumsi pakan dan retensi protein. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pertumbuhan mutlak yang didapatkan berkisar antara 52,22 – 61,34 g, laju pertumbuhan harian berkisar 3,13 – 3,32%, tingkat kelangsungan hidup berkisar 96,67 – 100%, rasio konversi pakan berkisar 2,75 – 2,81, efisiensi pakan berkisar 35,79 – 37,42%, konsumsi pakan berkisar 145,69 – 164,39 g, retensi protein berkisar 16,58 – 18,48%. Hasil pengukuran parameter kualitas air selama penelitian berada dalam kisaran yang dapat ditolerir oleh ikan bandeng. Kata kunci : Substitusi, tepung daun kelor, tepung kedelai, ikan bandeng, pertumbuhan
Telah dilakukan penelitian yang bertujuan mengetahui hubungan antara tekanan panas dengan ketahanan kerja karyawan pada bagian peleburan di PT. Aneka Tambang Tbk. UBPN Pomalaa 2013. Sebuah penelitian observasional Analitik dengan desain Cross Sectional Study. Populasi dalam penelitian ini berjumlah 79 orang dengan jumlah sampel sebanyak 44 orang. Sampel diambil dengan menggunakan teknik Purposive Sampling. Dari penelitian tersebut diperoleh kesimpulan bahwa tekanan panas pada bagian peleburan sebagian besar melebihi nilai ambang batas yang diperkenankan, sedangkan ketahanan kerja karyawan memiliki ketahanan kerja yang rendah yakni sebanyak 28 orang (63,6%) dari jumlah sampel. Dari hasil uji Chi-Square menunjukkan bahwa ada hubungan antara tekanan panas dengan ketahanan kerja karyawan dengan nilai hasil X2 hitung (13,442) > X2 tabel (3,841), ini berarti Ho ditolak dan Ha diterima. Saran pada penelitian ini adalah pengaturan menerapkan pengendalian secara teknik untuk penurunan suhu lingkungan kerja, penyediaan air minum pada tempat-tempat tertentu dan pemberian waktu istirahat yang ditetapkan atas dasar ketentuan perundang-undangan yang bertujuan untuk mencapai tingkat ketahanan kerja yang optimal.
Osteoarthritis merupakan penyakit gangguan musculoskeletal yang degeneratif, dimana jumlah kejadiannya cenderung meningkat seiring dengan bertambahnya usia harapan hidup penduduk. Fisioterapi merupakan salah satu faktor terpenting dalam penanganan osteoarthritis secara komprehensif.Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan metode yang lebih efektif antara interferensi dan hold relax dengan ultrasound dan hold relax terhadap perubahan nyeri penambahan jarak gerak sendi akibat osteoarthritis sendi lutut. Penelitian ini adalah quasy eksperimen menggunakan pretest-posttest two group design. Populasi penelitian adalah semua pasien osteoarthritis yang berkunjung di Poliklinik Fisioterapi RSUD Salewangan Maros dari bulan Juni sampai dengan September 2013 yang berjumlah 31 orang. Sampel penelitian diperoleh dengan teknik purposive sampling sehingga jumlah sampel 20 orang yang dibagi atas dua kelompok.Hasil penelitian diperoleh adanya perbedaan yang signifikan sebelum dan sesudah pemberian interferensi dan hold relax dengan selisih rata-rata nilai aktualitas nyeri 1.94 + 0.72 cm dan ROM sebesar 16.500 + 5.800 dengan hasil uji wilcoxon p=0.005 < α= 0.05. Sedangkan pada intervensi ultrasound dan hold relax diperoleh selisih rata-rata nilai aktualitas nyeri 1.41 + 0.21 cm dan ROM sebesar 10.80 + 3.150 dengan hasil uji wilcoxon p= 0.005 < α= 0.05. Pada uji Mann-Whitney diperoleh adanya perbedaan yang signifikan diantara kedua perlakuan, pada nilai rata-rata VAS dengan p= 0.029 < α= 0.05. Sedangkan pada luas gerak sendi tidak ada perbedaan yang signifikan pada kedua kelompok terhadap nilai ROM dengan p= 0.74 > p= 0.05.Kesimpulan penelitian ini adalah ada perubahan aktualitas nyeri dan jarak gerak sendi (ROM) sebelum dan sesudah pemberian interferensi dan hold relax serta ultrasound dan hold relax pada pasien osteoarthritis sendi lutut. Tidak ada perbedaan perubahan jarak gerak sendi (ROM) diantara kedua kelompok perlakuan. Kata Kunci : Interferensi, Ultrasound, hold relax, Nyeri dan Jarak Gerak Sendi Lutut Pasien, Osteoarthritis
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.