Dokter gigi keluarga merupakan salah satu fasilitas kesehatan yang memberikan pelayanan kesehatan gigi dan mulut kepada peserta BPJS yang kepesertaannya terdaftar pada dokter gigi tersebut. Dari 7 dokter gigi keluarga yang menjadi fasilitas kesehatan TK 1 BPJS di Nusa Tenggara Timur, sebanyak 5 dokter gigi keluarga tersebut berada di kota Kupang, Nusa Tenggara Timur. Tingkat kepuasan pasien harus menjadi kegiatan yang tidak dapat dipisahkan dari pengukuran mutu layanan kesehatan. Bila tidak sesuai dengan kebutuhan yang menjadi kepentingan atau harapannya, maka yang dirasakan pasien adalah ketidakpuasan. Customer satisfaction index (CSI) diperlukan untuk mengetahui kepuasan pasien secara menyeluruh dengan memperhatikan tingkat kepentingan masing-masing dimensi kualitas pelayanan, customer satisfaction index (CSI) memiliki keunggulan mudah digunakan dan sederhana serta menggunakan indeks kepuasan dengan skala yang memiliki sensitivitas dan reabilitas cukup tinggi. Metode CSI digunakan untuk mengetahui tingkat kepuasan pelayanan kesehatan gigi dan mulut pada pasien BPJS di praktek dokter gigi keluarga. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui kepuasan pasien BPJS di pelayanan dokter gigi keluarga di Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur. Jenis penelitian ini adalah deskriptif dengan rancangan cross sectional dengan jumlah sampel sebanyak 60 orang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat kepuasan pelayanan kesehatan gigi dan mulut dimensi kualitas pelayanan dengan menggunakan metode CSI pasien BPJS yang mendapat pelayanan dokter gigi keluarga di Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur seperti jaminan (assurance) yaitu 88,44%, empati (empathy) yaitu 91,68%, kehandalan (reliability) yaitu 91,99%, daya tanggap (responsibility) yaitu 92,36%, dan tampilan fisik (tangible) yaitu 89,49% termasuk kategori Sangat Puas. Disarankan agar Pelayanan Kesehatan gigi dan mulut kepada pasien BPJS di dokter gigi keluarga dapat dipertahankan dan ditingkatkan.
Dental crowding is one form of malocclusion characterized by disparities between the size of the tooth and the arc dimension. It is commonly found in the anterior region. Keeping the crowded and misaligned tooth is hard, leading to more plaque accumulation and increasing the risk of gingival inflammation. This research aims to find the effects of anterior dental crowding on the Oral Hygiene Index-Simplified (OHI-S) and Gingival Index scores of Poltekkes Kemenkes Kupang students. This is a cross-sectional study performed by observational analytical study design. The population was the student of Poltekkes Kemenkes Kupang with anterior crowding. Using 70 samples were chosen using purposive sampling technique. The result showed that most of the students had moderate anterior crowding (45.7%), followed by mild crowding (30%) and severe crowding (20%). The chi-square test showed a significant effect of anterior crowding toward OHI-S (p=0.03) and GI scores (p=0.04). While Socio-economical aspect also showed a significant effect (p=0.00) on OHI-S scores. A significant effect of socioeconomic status was also recorded on GI score (p=0.00). An observation of the students' oral hygiene intention showed that they mostly had a moderate intention (72.9%) to keep their mouth clean, and the rest, 27.1% had high oral hygiene intention. This aspect also significantly affects their scores of OHI-S (p=0.00) and GI (p=0.01). This study concluded that anterior crowding, socioeconomic status, and oral hygiene intention can affect OHI-S and GI scores of the students of Poltekkes Kemenkes Kupang
The oral cavity of pregnant women is prone to inflammation due to hormonal changes, causing the gingiva to become sensitive if oral health is not maintained properly. This study aims to determine the identification of the oral health of pregnant women in the first trimester at the Health Center Oesapa Kupang City. The design of this research is descriptive research with cross sectional design. The sampling technique was purposive sampling, as many as 31 pregnant women with inclusion criteria: First trimester pregnant women and willing to be respondents. Exclusion criteria: Patient refused for examination. The independent research variables were education level and socioeconomic status, while the dependent variable was the identification of the oral health of pregnant women in the first trimester (gingival status). Data was collected by interview and clinical examination of the oral cavity of pregnant women in the first trimester at the KIA Poly Health Center Oesapa Kupang City. Data analysis using Spearmen correlation test. The results of the Spearmen correlation test showed that there was a significant relationship between education level and gingival status p=0.034 (p<0.05), correlation coefficient 0.332 (positive) meaning that the higher the level of education, the lighter the inflammation or the lower the education the more severe the inflammation. There was no significant correlation between socioeconomic status and gingival status (p>0.05). Conclusion: There is a significant relationship between education level and gingival status as well as socioeconomic status. There is no correlation between socioeconomic status and gingival status on dental and oral health of pregnant women. Suggestion: Midwives need to work together with dental health workers so that pregnant women can have their teeth checked after a pregnancy check in order to prevent dental disease during pregnancy.
Banyak faktor yang dapat mempengaruhi anak untuk menjaga kesehatan gigi dan mulut, antara lain adalah peran orang tua. Karena perilaku orang tua, terutama ibu dinilai mampu mempengaruhi kebiasaan anak. Dampak COVID-19 terhadap kebiasaan merawat gigi telah terjadi penurunan kebiasaan menyikat gigi dua kali sehari dibandingkan hasil survey tahun 2018. Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui perbandingan perilaku ibu bekerja dan tidak bekerja dalam menjaga kesehatan gigi Anak selama pandemi Covid-19. Jenis penelitian ini adalah deksriptif. Pengambilan sampel dengan menggunakan kuota sampling, sehingga jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 40 orang. Hasil Penelitian menunjukkan Perilaku ibu bekerja dan tidak bekerja dalam menjaga kesehatan gigi anak selama pandemi covid-19 dengan hasil untuk ibu bekerja pengetahuan termasuk kriteria baik yaitu sebanyak 20 orang (100,00%), sikap termasuk kriteria kurang yaitu sebanyak 20 orang (100,00%), sedangkan untuk tindakan termasuk kriteria baik yaitu sebanyak 11 orang (55,00%). Sedangkan perilaku bagi ibu yang tidak bekerja dilihat dari pengetahuan termasuk kriteria baik sebanyak 20 orang (100,00%), sikap termasuk kriteria baik sebanyak 18 orang (90,00%), dan untuk tindakan termasuk dalam kriteria baik adalah sebanyak 11 orang (55,00%). Kesimpulannya yaitu Ibu yang tidak bekerja lebih banyak waktu sehingga bertindak dengan baik terhadap anak pada saat anak masih dalam pengawasannya dibandingkan ibu yang bekerja karena ibu tidak bisa mengawasi anak pada saat anak disekolah dan bermain dilingkungan luar rumah sehingga pada saat itulah anak berperilaku sendiri. Saran kedepannya dapat mengembangkan isi dari penelitian dengan cakupan yang lebih luas dan aspek yang lebih lengkap serta variabel yang berbeda.
Kesehatan gigi dan mulut masyarakat di Indonesia juga masih sangat memprihatinkan, terbukti Hasil Riset Kesehatan Dasar 2018 menujukkan 57,6% penduduk Indonesia mengalami masalah gigi dan mulut. Penduduk yang menerima perawatan oleh tenaga medis gigi hanya 10,2%. Hal ini menjadi tantangan bagi tenaga terapis gigi dan mulut di NTT karena masalah kesehatan gigi dan mulut masyarakat NTT masih berada di bawah standar nasional dan target Indonesia bebas karies tahun 2030, sehingga perlu dilakukan upaya dalam meningkatkan derajat kesehatan gigi dan mulut. Salah satunya dengan memberikan permainan edukasi kartu tos gambar kesehatan gigi. Metode pelaksanaan pengabdian kepada masyarakat dilakukan dengan melakukan penyuluhan. Tahapan yang dilakukan diantaranya pre-tes pengetahuan kesehatan gigi dan mulut, permianan tos gambar dan melakukan post-tes pengetahuan kesehatan gigi dan mulut. Hasil Penerapan permainan kartu tos gambar sebagai media edukasi kesehatan gigi pada siswa SD GMIT Oehani Kecamatan Taebenu Kabupaten Kupang efektif meningkatkan pengetahuan kasehatan gigi dan mulut.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.