This study aims to develop a five-tier diagnostic test that can that be used to identify misconceptions and causes of students’ misconception on waves and optics materials. This type of research is development research using a 4-D model. The study was conducted in two junior high schools which in West Bandung, West Java with a sample of 193 students. Data analysis used is quantitative analysis by looking at the quality of the items. The results of the study showed that the content validity test obtained a CVI value of 0.833 which was included in the criteria as very appropriate. The empirical validity test obtained the value of MNSQ 0.98 outfit and ZSTD 0.3 outfit which means that the item corresponds to the measured construct. Item reliability 0.86 and Alpha cronbach 0.87 show good reliability. The differentiating problem showed it was not necessary to remove the question. While Point Measure Correlation shows that the level of difficulty of the questions varies greatly. Overall, it can be concluded that the five-tier diagnostic test developed has met the criteria and was declared feasible for identifying misconceptions and causes of students’ misconceptions in waves and optics materials.

<p>Keluarga merupakan lembaga pendidikan pertama terjadinya proses transfer of knowledge. Pembelajaran yang diterima didalam rumah adalah pembentukan sikap dan penguatan karakter. Krisis percaya diri mulai memasuki setiap dimensi kehidupan manusia. Permasalahan tersebut bisa berupa, ketidakadilan baik dalam pembagian peranan dirumah,<br />pembatasan dalam menentukan pilihan, ikut campur orang tua dalam menentukkan rekan<br />bermain bahkan sampai kepada pelabelan yang mengakibatkan hal-hal yang tidak diinginkan terjadi misalnya, perundungan akibat pelabelan tersebut. Pelabelan yang dilakukan awalnya<br />adalah untuk menjadikan seseorang sebagai sasaran gurauan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perspektif masyarakat mengenai gender dan bentuk pelabelan negative terhadap anak didalam keluarga. Pelabelan tersebut dapat berbentuk perbedaan peranan, aturan dalam melakukan kegiatan, media bermain, teman bermain yang diberikan kepada anak laki-laki dan perempuan. Metode penelitian ini menggunakan deskriptif kuantitatif. Alat pengumpul data yang digunakan berupa kuisioner yang diberikan kepada keluarga pada salah satu kelurahan yang ada di Kota Bandung. Hasil dari analisis data menunjukkan bahwa masih terjadi<br />tindakan atas ketidakadilan gender berupa pelabelan dan pembeda-bedaan tugas dan fungsi laki-laki dan perempuan terhadap anak didalam keluarga. Perolehan skor 40,33% pada rentang penilaian skala 37-52 masuk dalam kategori kurang baik. Dari hasil analisis data<br />deskriptif merepresentasikan bahwa perlakuan gender yang didapatkan anak adalah perlakuan yang terlihat sederhana tetapi dapat berdampak buruk dimasa yang akan datang. Penelitian mengenai persepsi gender dan representasi pelabelan terhadap anak laki-laki dan<br />perempuan membentuk istilah yaitu ketidakadilan gender yang dapat merugikan laki-laki dan perempuan dimasa depan.</p>

No abstract

The Entrepreneurship Skills Education Program (ESE) has been held since 2016 in Indonesia. The focus of this training is the change in knowledge, skills and attitudes of entrepreneurs with the main target of people who are weak in the economic and educational side. This program is an effort to expand access to education and employment opportunities through the creation of new entrepreneurs. The Course and Training Institute (CTI) has a role in organizing the ESE program. Considering its strategic position in community economic empowerment, this study aims to 1) describe the evaluation model used by CTI in the ESE Program and 2) describe the follow-up of the ESE program evaluation results. This research uses a descriptive qualitative approach. The sample was chosen based on purposive sampling, namely 1) CTI has conducted at least two years programs, 2) the type of bridal makeup training, 3) CTI is in West Java. From the determination of the sample, CTI were selected in Cimahi, Cianjur, and Bekasi. Data were collected through interviews with 3 managers from June to August 2019. Data were analysed using qualitative methods of the Milles and Huberman models. The results showed that: 1) the evaluation model of the Entrepreneurship Skills Education Program uses CIPP (Context, Input, Process, and Product). Context shows the goals of the program, the input shows the changes needed to improve the program, the process shows the suitability of the plan with the implementation of the program, and the product shows the measurement of program achievements. 2) the follow-up of the evaluation results carried out by CTI regarding the ESE Program has an effect on the improvement of the program in the following year. This is indicated by a change in the indicators of success in the 2019 ESE program. The implications of this study as material for developing an entrepreneurship education evaluation model in non-formal institutions and the basis for decision making. Keywords: Entrepreneurial Education, CIPP, Evaluation Model, Course and Training Institution, Government Funded.

Perkembangan teknologi pada era digital dibidang informasi dan komunikasi telah mengubah prilaku masyarakat secara global, serta menyebabkan dunia tanpa batas berkembang secara cepat. Transformasi data pada jejaring secara global menjadi kebutuhan untuk memberikan informasi yang akurat. Transformasi data pribadi pada jejaring secara global akan memungkinkan menjadikan ancaman bagi pemilik data informasi atas perbuatan pihak lain yang tidak bertanggungjawab untuk tujuan tertentu. Perlindungan data informasi digital menjadi penting untuk menjaga ancaman kejahatan data pribadi, yang akan ditranformasikan melalui jajaring secara global. Teknik Steganografi merupakan cara menyisipkan informasi pada data digital misalnya citra/gambar digital, yang kelihatanya tidak terlihat ada perbedaan serta tidak mengubah informasi yang terkandung pada data digital. Metode Least Significant Bit salah satu metode yang mempunyai kelebihan dalam hal imperceptibility yaitu data hasil embedding dengan data hasil extracting tidak ada perbedaan secara kasat mata. Perlindungan informasi data digital ini dapat diterapkan pada data file citra, dimana disisipkan data/file pesan rahasia.