Oklusi fungsional terbagi atas gerakan lateral dan protrusif. Kaninus dan gigi posterior berkontak saatpergerakan lateral. Kontak saat gerakan lateral disebut skema oklusi. Hubungan antara skema oklusi danGangguan Sendi Temporomandibular (STM) masih diperdebatkan dalam kedokteran gigi. Etiologigangguan STM terbagi atas faktor perpetuasi seperti jenis kelamin, faktor predisposisi seperti usia dan skemaoklusi. Penelitian ini bertujuan untuk melihat prevalensi dan hubungan antara jenis kelamin, usia dan skemaoklusi dengan gangguan STM. Jenis penelitian ini adalah deskriptif analitik dengan metode cross sectional.Sampel penelitian ini adalah mahasiswa FKG USU. Jumlah sampel sebanyak 100 orang. Subjek diperiksadengan RDC/TMD dan pemeriksaan skema oklusi dengan shim stock. Kemudian dianalisis dengan uji chisquare dan kolmogorov smirnov. Hasil dari penelitian ini menunjukkan tidak ada hubungan antara jeniskelamin dan skema oklusi dengan gangguan STM, namun terdapat hubungan antara usia dengan gangguanSTM. Penelitian ini juga menunjukkan adanya subjek yang memiliki kombinasi antara skema oklusi canineguidance dan group function.

Gigi tiruan sebagian lepasan (GTSL) bertujuan untuk menggantikan gigi yang hilang serta jaringan pendukungnya, dapat dipasang dan dilepas sendiri oleh pemakainya. Jaringan periodontal mempunyai batas ambang dalam menahan tekanan oklusi, bila tekanan ini berlebihan dapat mencederai jaringan periodontal. Pasien diinstruksikan untuk menjaga kebersihan gigi tiruan dan gigi penyangga. Bila GTSL tidak dibersihkan dapat mengakibatkan akumulasi debris pada bagian gigi penyangga dan konektor minor, sehingga mengakibatkan terjadinya inflamasi gingiva. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif analitik dengan menggunakan rancangan penelitian cross sectional. Sampel pada penelitian ini adalah pasien yang membuat gigi tiruan sebagian lepasan di Rumah Sakit Gigi dan Mulut Universitas Sumatera Utara sejak bulan Juni 2014 sampai bulan Juli 2015 yang berjumlah 100 orang. Subjek penelitian dilakukan pemeriksaan klinis berupa pemeriksaan kelainan periodontal, traumatik oklusi dan oral hygiene. Subjek penelitian yang mengalami kelainan periodontal dibagi menjadi 4 kelompok derajat keparahan yaitu gingivitis sederhana, periodontal destruksi tahap awal, periodontal destruksi tahap mantap, dan penyakit pada tahap akhir. Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan yang signifikan antara derajat keparahan kelainan periodontal (gingivitis sederhana, periodontal destruksi tahap awal, periodontal destruksi tahap mantap, dan penyakit pada tahap akhir) dengan traumatik oklusi dengan nilai p = 0,011.

Pendahuluan: Pemakaian gigi tiruan lengkap prevalensinya lebih tinggi pada usia lanjut daripada usia muda. Perubahan fisik yang terjadi pada usia lanjut yang memakai gigi tiruan lengkap akan berpengaruh pada kualitas dan kuantitas saliva serta resorpsi tulang alveolar sehingga berkurang kekuatan retensi gigi tiruan lengkap. Denture adhesive digunakan untuk meningkatkan kekuatan retensi gigi tiruan lengkap. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh penggunaan denture adhesive sediaan powder dan cream terhadap kekuatan retensi pada gigi tiruan lengkap. Metode: Jenis penelitian ini adalah eksperimental dengan rancangan penelitian uji klinis. Penelitian ini dilakukan pada gigi tiruan lengkap rahang atas yang telah diberikan hook dengan menggunakan alat push and pull gauge pada 10 sampel setiap kelompok dan dibagi tiga kelompok (kelompok tanpa denture adhesive, denture adhesive powder dan denture adhesive cream). Data dianalisis dengan uji ANOVA dan dilanjutkan uji LSD. Hasil: Hasil uji statistik ANOVA menunjukkan adanya pengaruh penggunaan denture adhesive powder dan denture adhesive cream terhadap kekuatan retensi (p = 0,0001, <0,05). Hasil uji LSD menunjukkan adanya perbedaan pengaruh penggunaan denture adhesive sediaan powder dan cream terhadap kekuatan retensi, terlihat perbedaan yang signifikan antara kelompok Tanpa Denture Adhesive dengan Denture Adhesive Powder dan Denture Adhesive Cream, tetapi tidak signifikan antara denture adhesive powder dan denture adhesive cream. Simpulan: Kekuatan retensi pada denture adhesive sediaan cream lebih tinggi dibandingkan denture adhesive sediaan powder sehingga penggunaan denture adhesive sediaan cream lebih direkomendasikan pada pasien yang membutuhkan denture adhesive.Kata kunci: Retensi, gigi tiruan lengkap, denture adhesive. ABSTRACTIntroduction: The use of complete denture is more commonly found in elderly than the younger age. Physical changes that occur in elderly complete denture wearers will affect the quality and quantity of saliva and alveolar bone resorption so that retention strength of complete dentures will be reduced. Denture adhesive is used to increase the retention strength of complete dentures. The purpose of this study was to analyse the effect of using denture adhesives with the various form of powder and cream on the retention strength in complete dentures. Methods: This research was experimental research with a clinical trial research design. This study was measured on the maxillary complete denture that had been hooked using the push and pulls gauges towards 10 samples of each group, then divided into three groups (no denture adhesive; denture adhesive powder; and denture adhesive cream). Data were analysed by ANOVA test then continued by LSD test. Results: Based on the ANOVA test results, the influence of the use of denture adhesive powder and denture adhesive cream on the retention strength (p = 0.0001; p < 0.05). The LSD test results showed a difference in the effect of using denture adhesive powder and cream form on the retention strength of complete denture, also, a significant difference between the group with no denture adhesive with denture adhesive powder and cream form groups. However, there was no significant difference between denture adhesive powder and cream form groups. Conclusion: The retention strength of denture adhesive cream form is higher than powder form; thus, the use of denture adhesive cream form is more recommended in patients who need a denture adhesive.Keywords: Retention, complete denture, denture adhesive.

Loss of eye does not only affect facial esthetics but also psychological health of the patient and leads to social disa-bility. A custom-made ocular prosthesis is a good alternative to promote physical, psychological and esthetically plea-sing appearance that can improve social acceptance of the patient. A 5-years-old female patient and 18-years old male patient were reported to Dental Hospital USU with the chief complaint of loss of an eye, making them often in-sulted by schoolmates, while the male patient lost confidence on socializing around. In these cases, ocular prosthe-ses with modification of custom tray was made by using a putty index obtained from wax pattern to produce a better fitting ocular prosthesis so it expected to be retentive as to produce comfort and increase patient confidence. Con-tact between ocular prosthesis and tissue bed is necessary to evenly distribute the pressure obtained with proper im-pression technique. This technique ensures a good fit of the custom tray thereby produce accurate adaptation to the tissue surface can increase the movement of the prosthesis and provide a good natural esthetic outcome. Post evi-sceration patients need psychological support to restore confidence and self-esteem in today's cosmetics challenging world. For these cases, patients’ self-confidence was restored and socializing as before without any embarrassment.