Rumah adalah bangunan gedung yang berfungsi sebagai tempat tinggal yang layak huni, sarana pembinaan keluarga, cerminan harkat dan martabat penghuninya, serta aset bagi pemiliknya. rumah adalah salah satu hak dasar setiap rakyat Indonesia, maka setiap warga negara berhak untuk bertempat tinggal dan mendapat lingkungan hidup yang baik dan sehat. Keterbatasan akses masyarakat terhadap rumah menyebabkan tingginya angka backlog rumah. Salah satu program pemerintah untuk megatasi backlog perumahan tersebut adalah Program Bantuan Rumah Tidak Layak Huni (RTLH) bagi Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR). Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) adalah masyarakat yang mempunyai keterbatasan daya beli sehingga perlu mendapat dukungan pemerintah untuk memperoleh rumah yang layak huni. Program satu juta rumah merupakan program pemerintah untuk mendorong berbagai stakeholder penyediaan perumahan yaitu pemerintah pusat, pemerintah daerah, pengembang, dunia usaha, perbankan, dan masyarakat agar terwujud percepatan penyediaan rumah, utamanya bagi masyarakat berpenghasilan rendah (MBR). Keseriusan pemerintah dalam mengurangi Rumah Tidak Layak Huni (RTLH) terlihat dari ditetapkannya Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Republik Indoneisa No.13/PRT/M/2016 Tentang Pedoman Pelaksanaan Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya (BSPS). Kebijakan BSPS merupakan bantuan Pemerintah bagi masyarakat berpenghasilan rendah untuk mendorong dan meningkatkan keswadayaan dalam peningkatan kualitas rumah dan pembangunan baru rumah beserta prasarana, sarana, dan utilitas umum. Evaluasi program perbaikan rumah tidak layak huni di Kabupaten Pringsewu ini dilakukan untuk melihat sejauh mana keberhasilan program tersebut, dengan menggunakan indikator dan tolok ukur berdasarkan kriteria efektifitas, efisiensi, kecukupan, dan ketepatan. Sehingga, dengan adanya evaluasi program perbaikan rumah tidak layak huni di Kabupaten Pringsewu ini dapat memberikan informasi serta rekomendasi/usulan pengembangan program ini.
Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) merupakan sarana pengolahan air limbah domestik yang berfungsi mengolah lumpur tinja yang bersumber dari tangki septik agar tidak mencemari lingkungan. Kabupaten Pringsewu mempunyai IPLT yang berlokasi di Pekon Bumi Ayu yang dibangun tahun 2014 dengan kapasitas 15 m3/hari atau sekitar 40.000 jiwa, kurang dari 10% dari total jumlah penduduk. IPLT Bumi Ayu melayani 3 (Tiga) kecamatan yaitu Kecamatan Pringsewu, Kecamatan Pagelaran Utara dan Kecamatan Banyumas. Hingga saat ini IPLT Bumi Ayu belum dapat beroperasi secara maksimal sehingga perlu dilakukan kajian optimalisasi Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) Bumi Ayu Kabupaten Pringsewu untuk mengetahui strategi optimalisasi di IPLT Bumi Ayu. Kajian ini menggunakan data sekunder yang diperoleh dari Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Kabupaten Pringsewu dan data primer yang didapatkan secara langsung dengan pengamatan di lapangan untuk menggambarkan kondisi eksisting. Berdasarkan hasil proyeksi penduduk di Kecamatan Pringsewu, Pagelaran Utara dan Banyumas hingga tahun 2040 adalah 188.942 jiwa dengan timbulan lumpur tinja sebesar 94.471 liter/hari atau sekitar 94 m3/hari sehingga membutuhkan kapasitas IPLT untuk layanan penyedotan lumpur tinja 3 tahun sekali adalah sebesar 31 m3/hari. Strategi yang dapat dilakukan untuk meningkatkan layanan IPLT Bumi Ayu yaitu penambahan unit SSC (solid separation chamber) untuk meningkatkan kapasitas layanan dari 15 m3/hari menjadi 31 m3/hari, Perbaikan dan pemeliharaan komponen bangunan eksisting, Uji kebocoran pada bangunan-bangunan kolam eksisting, Penyusunan Prosedur Operasional Standar (SOP), dan Perekrutan pegawai untuk pengelolaan IPLT Bumi Ayu.
Konstruksi bangunan dapat dikatakan baik, ketika pada pelaksanaan pekerjaan konstruksi ini mempunyai perencanaan yang sangat matang, desain yang sudah sesuai dengan keinginan, perhitungan anggaran yang akan diserap tepat, kondisi finansial mencukupi serta pekerja yang professional. Selain beberapa hal diatas dalam pelaksanaan pekerjaan suatu konstruksi hal yang terpenting sering terabaikan adalah kesehatan dan keselamatan kerja pada pekerja karena dalam suatu pekerjaan konstruksi bangunan sering memberikan dampak risiko yang besar pada para pekerja itu sendiri baik secara langsung maupun tidak langsung. Dampak risiko yang bisa atau akan di alami oleh pekerja secara langsung yaitu kecelakaan pada saat pelaksanaan pekerjaan, sedangkan dampak risiko yang bisa atau akan di alami oleh pekerja secara tidak langsung yaitu penyakit yang ditimbul setelah melaksankan pekerjaan seperti gangguan pernapasan, gangguan penglihatan, gangguan pendengaran dan bahkan cidera otot yang mengakibatkan kecacatan pada posture tubuh para pekerja itu sendiri. Risiko yang sering terjadi adalah Gangguan Muskuloskeletal yang sering dikenal dengan gangguan persendian atau otot pada tubuh manusia yang disebabkan oleh posisi tubuh yang tidak tepat dalam melaksanakan pekerjaan dan memikul beban yang berlebihan. Gangguan ini banyak kita temui pada para pekerja konstruksi. Para pekerja kadang kala menganggap gangguan persendian atau otot pada tubuh ini hanya sakit biasa, sehingga mereka sering mengabaikannya. Mereka beranggapan mungkin hanya pegal-pegal biasa atau hanya masuk angin, padahal hal sepele inilah yang lama kelamaan akan berdampak cukup patal bagi mereka. Gangguan ini terjadi disebabkan beban yang terlalu besar yang diterima oleh punggung, pinggang, tangan (pergelangan tangan), dan kaki selain itu juga posisi punggung, pinggang, tangan (pergelangan tangan), dan kaki pada saat melakukan suatu pekerjaan kurang tepat atau tidak seimbang. Penelitih melakukan penelitihan atau menganalisa ergonomic posture tubuh pada pekerja dengan menggunakan Metode OWAS (Ovaco Work Posture Analysis System). Metode OWAS ini dapat mengetahui Gangguan Muskuloskeletal yang terjadi pada pekerja dapat diketahui dari hasil pengukuran beban yang dipikul oleh punggung, pinggang, tangan (pergelangan tangan), dan kaki. Posisi tubuh terutama punggung, pinggang, tangan (pergelangan tangan), dan kaki merupakan perhatian utama karena pada bagian-bagian tubuh ini yang sangat aktif bergerak dan memikul beban yang besar secara berualang-ulang. Pengukuran ini dilakukan dengan 20 orang pekerja yang bekerja pada pekerjaan pondasi, pekerjaan dinding, dan pekerjaan pembesian pada konstruksi bangunan khususnya pada renovasi kantor Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman Provinsi Sumatera Selatan.
Tujuan penelitian ini adalah: “Untuk mengetahui penerapan model pembelajaran Course Review Horay, apakah dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar PPKn siswa kelas XI IPS 2 SMA Negeri 5 Tanjung Balai Tahun Pelajaran 2018 / 2019”. Subjek penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI SMA Negeri 5 Tanjung Balai yang berjumlah 30 siswa. Yang menjadi objek dalam penelitian ini adalah adalah tindakan sebagai penerapan model pembelajaran Course Review Horay untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar PPKn. Bentuk penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yang berlangsung dalam dua siklus. Setiap siklus terdiri dari 4 tahapan yaitu, perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi dan tes. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa model pembelajaran Course Review Horay dapat meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar siswa pada mata pelajaran PPKn kelas XI SMA Negeri 5 Tanjungbalai.Peningkatan tersebut dapat dilihat dari motivasi siswa pada setiap siklusnya yaitu pada siklus I 52,91% dan pada siklus II 84,16%. Untuk peningkatan hasil belajar siswa pada siklus I menunjukkan 17 dari 30 siswa telah tuntas belajar persentase 56.66% dan pada siklus II 27 dari 30 siswa telah tuntas belajar dengan persentase 90%. Dari hasil tersebut menunjukkan bahwa model pembelajaran Course Review Horay dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran PPKn kelas XI SMA Negeri 5 Tanjung Balai. Dengan kata lain hipotesis yang diajukan dapat diterima kebenarannya.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dampak kemampuan kerja terhadap kinerja karyawan dengan sistem reward sebagai variabel moderating pada Dinas Perumahaan Kawasan Pemukiman dan Penataan Ruang Kota Medan. Metode yang digunakan adalah kuantitatif yang menggambarkan dan meringkaskan berbagai kondisi, situasi dan variabel. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini berjumlah 53 orang karyawan Dinas Perumahan Kawasan Pemukiman dan Penataan Ruang Kota Medan. Serta sampel yang digunakan berjumlah 53 orang karyawan dengan teknik penarikan sampel total sampling atau penarikan sampel dengan menggunakan seluruh populasi menjadi bagian sampel penelitian. Hasil menunjukkan bahwa kemampuan kerja berpengaruh terhadap kinerja karyawan pada Dinas Perumahan Kawasan Pemukiman dan Penataan Ruang Kota Medan. Perusahaan diharapkan memberikan pelatihan-pelatihan yang dapat menunjang peningkatan kemampuan kerja karyawan sehingga menghasilkan kinerja yang baik, serta menambahkan variable seperti motivasi kerja, leadership, work environment, lingkungan kerja, karakteristik individu, keunggulan bersaing dan job satisfaction
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.