Abstract. Kurniawan A, Pramono DY, Indrayati A, Hermanto, Triswiyana I. 2020. Short communication: Differences in local perceptions of Osteochilus spilurus (Cyprinidae: Labeoninae) from several islands in Indonesia. Asian J Ethnobiol 3: 79-84. Osteochilus spilurus is native freshwater fish on the islands of Sundaland, Indonesia. No study has been reported on this fish utilization other than in the Belitung Islands, so another local perception of Indonesian island needs to be investigated. Local recreational fishing in Palangkaraya, Pontianak, and Pekanbaru and fishers in Palangkaraya, Eastern and western of Belitung, Southern and Central Bangka, and North Lampung were the sources of local knowledge. We obtained data using a Facebook app survey to see local recreational fishers' awareness, interviews with one fisherman in each region, and a literature review for Belitung public perception. There is a different awareness of people from East Belitung to other regions. In East Belitung, knowledge of O. spilurus has a link to the local culture. Fishermen have the most relevant fishing gear expertise for the catch of O. spilurus, based on environmental factors and fish behavior. Large-scale fishing, consuming, and trade of it only takes place in East Belitung. It has an impact on the use of non-environmentally sustainable mesh size nets that threaten their natural survival.
Menurut data BPS (2018) jumlah penduduk Desa karang anyar mengalami peningkatan dari tahun ke tahun, pada tahun 2015 jumlah penduduk yang tercatat adalah 80.829 jiwa, sementra pada tahun 2017 jumlah penduduk menjadi 99.464 jiwa. Dalam hal pemenuhan kebutuhan pangan prnduduk melakukan berbagai kegiatan antara lain budidaya udang vannamei ( Litopennaeus vannamei). Para Petambak udang di Desa Karang Anyar menempati kolam tambak bekas perusahaan seluas 80 H, dengan rata-rata perkolam seluas 0.5 H. Pengelolaan tambak di desa tersebut masih menggunakan sistem tradisional, dan sebagian sudah mencoba dengan sistem polikultur, yaitu udang vanname, bandeng, gracillaria (Tahe & Suwoyo, 2011). Secara kelembagaan, para petambak sudah membentuk kelompok pembudidaya ikan sebanya 7 kelompok. Akan tetapi dalam pengelolaan tambak sering muncul permasalahan-permasalahan diantaranya kulitas air dan kuantitas produksi udang vaname masih rendah, yang disebabkan kemampuan teknis dan teknologi masih perlu di tingkatkan. Tujuan kegiatan pengabdian masyrakat di Desa karang anyar untuk meningkatkan teknologi budidayanya udang vanname dari sistem tradisional menjadi Taradisional Plus ( Semi intensif ), sehingga meningkatkan pendapatan ekonomi. Mertode yang digunakan dengan mengidentifikasi masalah pada kelompok budidaya sosulinya pelatihan, pengelolan wadah, persiapan air, Teknik penebaran, Pengelolaan pakan, Pasca panen. Setelah di berikannya pelatihan budidaya udang vanname di Desa karang anyar masyarakat menerapkan Teknologi budidaya udang vanname, Hasil evaluasi pendampingan kempok budidaya sudah mulai paham mengenai pentingnya persiapan lahan dan persiapan air pada budidaya
Penelitian untuk mengetahui pengaruh pakan buatan yang diberikan pada umur yang berbeda dilakukan pada larva ikan Betok Anabas testudineus Bloch. Studi ini terdiri dari lima perlakuan dan tiga ulangan. Larva mendapat terapi pakan yang sama dengan perbedaan awal pemberian pakan buatan pada hari ke-15, ke-20, dan ke-25 setelah menetas (masing-masing W15, W20, dan W25). Artemia (AR) dan pakan buatan saja (MD) diberikan pada larva pada perlakuan kontrol sampai akhir penelitian (35 hari setelah menetas). Larva ikan yang berumur lebih dari 10 hari dibesarkan di 15 akuarium dengan volume masing-masing 10 liter, masing-masing menampung 10 L-1 ikan. Larva ikan berumur 10 hari dipelihara pada 15 akuarium (volume 10 liter) dengan kepadatan 10 ekor L-1. Pengaruh pemberian pakan buatan mikrodiet pada larva ikan Betok (A. testudineus) pada umur yang berbeda menunjukkan pertumbuhan yang tidak berbeda nyata pada umur 20 dan 25 hari setelah menetas berdasarkan nilai rasio DNA:RNA. Sedangkan yang diberi mikrodiet sejak awal memiliki rasio DNA:RNA tertinggi yang diduga menunjukkan kondisi stres fisiologi karena terhambatnya perkembangan saluran pencernaan.
Pendahuluan untuk memenuhi pakan alami pembudidaya ikan maka di adakannya pendampingan masyarakat di Desa way gelang Tanggamus Lampung. Tentang budidaya cacing sutra yang higienis serta berkelanjutan. Untuk membantu meningkatkan Pendapatan penghasilan menjadi Nelayan yang tidak menentu penghasilanya. Desa ini selain usahanya nelayan sudah terbentuk kelompok usaha budidaya pembesaran ikan nila dan ikan lele di bawah binaan SUPM kotaagung, kebutuhan benih ikan lele dan ikan nila masih membeli dari luar dengan harga cukup tinggi, Manfaat kegiatan melihat dari kebutuhan pakan alami cacing sutra sangat sulit di cari serta harganya mahal dengan adanya pelatihan ke masyarakat tetang budidaya cacing sutra yang higienis dan berkelanjutan di harapkan masyarakat dapat membudidayakan cacing sutra untuk pembenihan ikan konsumsi sendiri serta dapat di jual pada petani pembenihan sehingga dapat menekan biaya oprasional dan mendapatkan tambahan dari hasil jual cacing sutra. Tujuan kegiatan : mendampingan pembudidaya ikan dapat membudidayakan cacing sutra higienis dan berkelnajutan. Metode kegiatan pembentukan kelompok budidaya, sosialisasi, pelatihan, pendampingan dari praprodulsi sampai produksi. Hasil kegiatan masyarakat mampu membudidayakan cacing sutra dengan baik. Kesimpulan kegiatan pendampingan sangat di terima dengan baik oleh masyarakat petani pembenihan di Desa way gelang lampung dengan memberikan teknik langsung tentang budidaya cacing sutra.
Osteochilus spilurus is one of the native fish in Indonesia. This species from North Lampung has variations in body shape with populations in Bangka and Belitung. Morphological plasticity and genetic variation are potential causes of these differences. To confirm this, it is necessary to identify molecular using the mitochondrial cytochrome b (cyt b) gene. Fish samples from North Lampung had morphological characters that matched to the description of O. spilurus. This research specimen was registered at the Bogor Zoological Museum as a supplementary note from Lampung. The phylogenetic construction shows a closer relationship between fish samples from North Lampung and O. spilurus from Bangka-Belitung, but there is a wide genetic distance between them. Genetic variation between islands that occur is predicted due to differences in ancient river flows in the past and the geographical isolation of the oceans for thousands of years.Keywords: Cytochrome b; Lampung; Osteochilus spilurus; Genetic Variation
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2025 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.