Daun kelor merupakan bahan makanan segar sehingga cepat mengalami kerusakan. Pengolahan daun kelor menjadi tepung dapat memperpanjang masa simpan daun kelor. Tepung daun kelor dapat dimanfaatkan sebagai bahan substitusi pembuatan olahan pangan. Pangan yang biasa dikonsumsi masyarakat adalah camilan atau snack ringan salah satunya es krim. Es krim merupakan makanan padat dalam bentuk beku yang banyak disukai oleh masyarakat mulai dari anak-anak, remaja, dewasa, hingga manula. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada pengaruh daya leleh, overrun dan analisis kadar zat besi (Fe) es krim dengan penambahan tepung daun kelor. Jenis penelitian ini adalah eksperimen dengan 5 perlakuan es krim dengan penambahan tepung daun kelor 0%, 5%, 10%,15%, dan 20%. Analisis data yang digunakan adalah uji One Way Anova dan Uji Lanjutan Duncan, untuk mencari hasil terbaik dari daya leleh dan overrun es krim dengan penambahan tepung kelor. Es krim terbaik diuji kimiawi di laboratorium yang meliputi kadar zat besi (fe). Hasil penelitian menunjukkan 1). Adanya pengaruh daya leleh es krim dengan penambahan tepung daun kelor dengan nilai signifikan 0,04 (p0,05) 3). Kadar zat besi (Fe) es krim terbaik terdapat pada sampel penambahan tepung daun kelor 5% yaitu 0,991 ppm. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa daya leleh terbaik terdapat pada es krim X1 dengan penambahan tepung daun kelor 5% dengan waktu pelelehan 15 menit. Dalam penelitian ini uji kimia dilakukan pada sampel produk terbaik berdasarkan uji daya leleh yaitu sampel X1 dengan penambahan tepung daun kelor 5% yaitu 0,991 mg.
Communities in Sepanjang Beach have utilized the macroalgae as main ingredients in various special processed products. The objective of this study was to analyze the content of fat, water, and ash in Chlorophyceae, Rhodophyceae, and Phaeophyceae macroalgae at Sepanjang Beach, Yogyakarta, Indonesia to support optimization of macroalgae processed products. This research was conducted at Sepanjang Beach, Gunungkidul District, Yogyakarta, Indonesia in August 2020. A method of descriptive exploratory was used in this research. Analysis of fat content, water, and ash content was carried out on Ulva lactuta, Palmaria palmata, Sargassum crassifolium, Gelidium spinosum, Gelidiella acerosa, and Gracilaria verrucosa quantitatively using Soxhlet method for content of fat, the thermogravimetric method for content of water, and gravimetric method for content of ash. The results showed that the highest fat, water, and ash content was found in U. lactuta in the central of Sepanjang Beach 0.174%, S. crassifolium in the eastern 89.460%, and U. lactuta in the eastern 8.715% respectively.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.