Based on habitat preferences, in this study, we investigated the spatial distribution of the Magnolia genus in the northern part of Sulawesi. Habitat characteristics, especially temperature, precipitation, and topography, were determined using spatial analysis. The temperature and precipitation datasets were obtained from WorldClim BIO Variables V1, and topographical data were obtained from the Google Earth Engine. Data collection began in 2008–2009 and was completed in 2019–2020. In total, we analyzed 786 waypoints. The genus distribution was then predicted based on the most suitable habitat characteristics and mapped spatially. This study confirmed that Magnolia spp. distribution is affected by the annual temperature range, precipitation seasonality, and elevation. We discovered endemic and endangered species, Magnolia sulawesiana Brambach, Noot., and Culmsee, that were previously distributed exclusively in the central part of Sulawesi. Five waypoints of the endemic species were found in the conservation area of the Gunung Ambang Nature Reserve and on the border of Bogani Nani Wartabone Nation Park. In general, M. sulawesiana is distributed at higher elevations than other Magnolia species. This study provides a scientific basis for forest officers to develop in-situ and ex-situ conservation strategies and landscape protection measures to maintain the sustainable use of the genus, especially the sustainability of endemic species.
Productivity of plant is one indicator that can determine the success of a planting. One kind of important in the dipterocarp family information about the productivity of plants grown in the plantation ABSTRAKProduktivitas tanaman merupakan salah satu indikator yang dapat menentukan keberhasilan suatu penanaman. Salah satu jenis penting dalam famili Dipterocarpaceae yang informasi mengenai produktivitas tanamannya yang ditanam dalam kawasan hutan tanaman belum banyak diketahui adalah meranti tembaga (S. leprosula Miq.). Berdasarkan hal tersebut, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui produktivitas pertumbuhan tanaman meranti tembaga (S. leprosula Miq.) yang berasal dari cabutan dan stek dari umur 9 -15 tahun yang diukur secara periodik (2 tahun sekali) pada areal hutan tanaman. Percobaan penanaman dilakukan pada lahan belukar muda bekas kebakaran dengan perlakuan jarak tanam 5 m x 4 m. Ukuran plot pengamatan dibuat persegi dengan luas 0,25 ha, jumlah plot keseluruhan adalah 12 plot yang terdiri dari 9 plot untuk tanaman asal cabutan alam dan 3 plot untuk tanaman asal stek pucuk. Hasil penelitian menunjukan bahwa tanaman meranti tembaga yang berasal dari bibit cabutan dan stek memiliki pertumbuhan yang pesat, hingga umur 15 tahun riap diameter rata-rata tahunan (MAI) untuk tanaman yang berasal dari cabutan sebesar 1,55 cm/tahun dan 1,78 cm/tahun untuk tanaman yang berasal dari stek.Kata kunci : cabutan,meranti tembaga, produktivitas, stek pucuk, tegakan I. PENDAHULUANPengelolaan hutan di Indonesia yang telah dilakukan dengan berbagai sistem silvikultur secara umum memiliki tujuan yang sama, yaitu mempertahankan kondisi stok tegakan (kayu) pada akhir daurnya untuk tetap stabil bahkan meningkat produktivitas maupun kualitas produknya, dari siklus penebangan ke siklus penebangan berikutnya. Permasalahan yang dihadapi adalah belum diterapkannya secara maksimal sistem silvikultur ini, disamping itu proses pengawasan yang tidak berjalan dengan baik di lapangan. Sehingga menyebabkan rendahnya produktivitas dan kualitas produksi dari tegakan hutan tersebut, baik di hutan alam maupun tanaman, serta minimnya hasil pembentukan struktur tegakan bekas tebangan yang dapat menjamin kelestarian hutan dan
The objective of this study was to determine the ability of plantation of Shorea leprosula, which is one species of family Dipterocarpaceae in Borneo, in absorbing carbon dioxide (CO) from 2 the atmosphere. The results of this study are expected to be a reference data on CO emission 2 absorption on the implementation of the program Reducing Emission from Deforestation and Degradation Reduce (REDD) and REDD+ in Indonesia. The study was conducted in IUPHHK-HA PT. ITCIKU Kabupaten Penajam Paser Utara, East Kalimantan. The research was focused on Shorea leprosula stands of 1 to 6 years old with the stem diameter of 2.96 to 8.27 cm with an area of 0.25 ha sampling plot. The results of the study indicated that contribution to absorbing CO from the atmosphere 2 the plantation of Shorea leprosula in IUPHHK-HA PT. ITCIKU ranged from 0.54 to 10.17 tons/ha CO , with average annual CO absorption (average annual growth of C0 , MACO I) from the 2 2 2 2 atmosphere varied from 0.27 to 1.69 tonnes/ha/year. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kemampuan tanaman Shorea leprosula yang merupakan salah satu jenis dari famili Dipterocarpaceae di hutan Kalimantan dalam menyerap emisi karbon (CO) dari atmosfir. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan data dalam 2 penghitungan penyerapan emisi karbon dalam pelaksanaan program Reducing Emission from Deforestation and Degradation (REDD) maupun REDD+ di Indonesia. Penelitian ini dilaksanakan di areal IUPHHK-HA PT ITCIKU Kabupaten Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur. Objek penelitian difokuskan pada tanaman Shorea leprosula umur 1-6 tahun dan berdiameter batang 2,96-8,27 cm dengan petak ukur sampling seluas 0,25 ha. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kontribusi penyerapan CO dari atmosfir oleh 2 tanaman Shorea leprosula di areal IUPHHK-HA PT. ITCIKU berkisar 0,54-10,17 ton/ha CO ,
ABSTRAKKawasan hutan lindung Sungai Wain memiliki potensi yang sangat besar dalam menyimpan cadangan karbon, dibandingkan kawasan hutan sekunder maupun kawasan penggunaan lain di sekitar kawasan hutan lindung Sungai Wain karena pada kawasan tersebut telah terjadi gangguan terhadap tegakan dan vegetasinya. Gangguan tersebut dapat menyebabkan menurunnya potensi biomassa yang berindikasi langsung terhadap kemampuan kawasan tersebut dalam menyimpan karbon. Tujuan penelitian ini adalah sebagai salah satu upaya untuk memberikan tambahan informasi mengenai potensi cadangan stok karbon kelompok jenis tegakan yang tersimpan di kawasan hutan lindung Sungai Wain berdasarkan tipe potensi hutannya. Penelitian ini menggunakan citra landsat sebagai penafsiran potensi biomassa, sedangkan sebagai pembanding atau kontrol digunakan metode pengecekan lapangan dengan membuat plot-plot sampel berukuran 30 m x 30 m pada setiap tipe potensi hutan dengan 3 ulangan tiap lokasi, kemudian data diolah dengan persamaan allometrik yang relevan. Kawasan hutan lindung Sungai Wain berdasarkan tipe potensi hutan memiliki cadangan karbon sebesar 39,88 ton C/ha. Berdasarkan kelompok jenis tegakan dipterokarpa memiliki cadangan karbon berkisar antara 0,94 -3,91 ton C/ha, sedangkan pada non dipterokarpa berkisar antara 10,37 -12,37 ton C/ha.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2025 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.