ABSTRAKDaerah aliran Sungai Musi merupakan salah satu sungai terpanjang dan terbesar di Sumatera dengan panjang mencapai +510 km yang meliputi wilayah hulu (upper stream), wilayah tengah (middle stream), dan wilayah hilir (lower stream). Pada wilayah tengah banyak terdapat rawa banjiran (flood plain). Ngesar adalah kegiatan untuk menangkap ikan yang telah terkonsentrasi baik di sungai maupun di rawa lebak pada puncak musim kemarau atau air surut dengan menggunakan alat bantu berupa arat atau karakat dari jaring (seine) dan pagar bambu atau empang (barrier) sebagai perangkap atau rumah ikan. Ikan yang didapat berjumlah 28 jenis dan yang dominan adalah baung (Mystus nemurus), gabus (Channa striata), lais (Cryptopterus sp.), sapil (Helostoma spp.), tembakang (Helostoma temminckii), dan toman (Channa micropeltes).
KATAKUNCI:daerah aliran Sungai Musi, rawa banjiran, penangkapan, ngesar, ikan
PENDAHULUANDaerah aliran Sungai Musi merupakan salah satu sungai terpanjang dan terbesar di Sumatera dengan panjang mencapai +510 km yang terdiri atas wilayah hulu (upper stream), wilayah tengah (middle stream), dan wilayah hilir (lower stream). Pada wilayah tengah banyak terdapat rawa banjiran (flood plain) (Samuel et al., 2002;Utomo et al., 1995). Daerah aliran Sungai Musi di Sumatera Selatan merupakan ekosistem yang berperan penting sebagai sentra produksi ikan, sumber mata pencaharian penduduk serta penyedia protein hewani berupa ikan bagi masyarakat. Daerah aliran Sungai Musi di Sumatera Selatan telah lama dimanfaatkan oleh masyarakat untuk perikanan tangkap dan beberapa bagian telah menunjukkan penurunan hasil tangkapan. Penurunan ini disebabkan oleh penangkapan yang intensif dan juga perubahan atau hilang habitat ikan tersebut akibat perubahan fungsi lahan.Keragaman jenis ikan yang tinggi disertai dinamika perairan di rawa banjiran mengakibatkan kegiatan penangkapan ikan di perairan rawa banjiran mempunyai intensitas yang tinggi pula. Nelayan tradisional telah memanfaatkan pola tingkah laku ikan dalam kegiatan penangkapan, antara lain menggunakan perangkap dan pagar yang dipasang memotong jalur pergerakkan ikan, menggunakan karakat dari jaring (seine) untuk menangkap ikan di badan air yang tertutup dengan pagar bambu dari empang (barrier) (Gaffar & Utomo, 1987).Beberapa faktor yang mempengaruhi pemilihan alat tangkap ketika melakukan penangkapan (Welcome, 2001;Arifin, 1978) adalah: 1. Musim; Musim sangat mempengaruhi pemilihan aktivitas penangkapan. Sebagai contoh penangkapan dengan sistem ngesar pada musim kemarau dengan menggunakan arat atau kerakat yang terbuat dari jaring (seine) yang digunakan untuk menggiring ikan masuk ke tempat yang lebih dangkal sehingga mudah ditangkap. 2. Keuangan nelayan; Pada umumnya nelayan yang melakukan penangkapan dengan sistem ngesar merupakan nelayan pemilik modal besar, karena alat yang digunakan dan biaya operasional cukup tinggi. Sedangkan bengkirai (pot trap) terbuat dari bambu, jaring gill net yang terbuat dari nylon, sehingga biaya tidak mahal, sering digunakan oleh nelayan kecil. ...