Dichotomy in education merely aims at creating a system for compartmentalization or restrictions on practitioners in the world of education, differentiating between religious with general education, state-based with private-based schools, centralistic education and independent self-reliance in a policy, as well as in terms of facilities and resources, employment, and human resources. As a form of embodiment in fostering education for moral values and moral character, education on Islamic religion at school is crucial to form good personality of students who have a fundamental principle of carrying out the commands of Islamic law and avoiding being prohibited, and implementing the value of worship in daily activities vertical in nature with the creator and horizontal fellow humans with courtesy and ethics. The method in this paper is the result of a critical analysis of some phenomena in the world of education in Indonesia and took several references, articles, journals by concluding that there is a dichotomy between the majority of Islamic religious education and public education as the majority of people as steak holders. between these differences without them know about such issues. The author formulates with a title: Dichotomy in Islamic and General Education in Indonesia. AbstrakDikotomi dalam dunia pendidikan hanyalah membentuk sebuah sistem pengkotak-kotakan atau pembatasan pada praktisi yang ada di dunia pendidikan, perbedaan pendidikan Agama dengan pendidikan umum, sekolah berbasis Negeri dengan sekolah berbasis swasta, pendidikan sentralistik maupun berdikari mandiri dalam sebuah kebijakan,serta dari segi sarana dan prasarana, ketenagakerjaan, dan sumber daya Manusia. Sebagai bentuk perwujudan dalam pembinaan nilai-nilai pendidikan karakter yang bermoral dan berakhlakul karimah, Pendidikan agama islam di sekolah tentu sangatlah penting sebagai bentuk kepribadian anak didik yang mempunyai prinsip mendasar melaksanakan perintah syariat Islam dan menjauhi suatu yang dilarang, dan mengimplementasikan nilai ibadah dalam aktivitas keseharian bersifat vertical dengan sang pencipta maupun horizontal sesama manusia dengan santun dan beretika.Metode dalam Tulisan ini adalah hasil pendekatan analisis kritis beberapa fenomenalogis pada dunia pendidikan di Indonesia dan diambilkan beberapa rujukan referensi penulis buku, Artikel, jurnal ilmiah dengan menyimpulkan terjadi sebuah dikotomi perbedaan pendidikan agama islam dan pendidikan umum yang mayoritas masyarakat selaku steak holder mulai memilih dan memilah antara perbedaan tersebut tanpa mereka sadari. penulis merumuskan dengan sebuah judul : Dikotomi Pendidikan Agama Islam Dan Pendidikan Umum di Indonesia. Kata Kunci : Dikotomi, Pendidikan Agama Islam, Pendidikan Umum PENDAHULUAN Fenomena kenakalan remaja dari tahun ke tahun mengalami grafik peningkatan yang cukup drastis, serta tindak korupsi yang sudah mengakar TARLIM Jurnal Pendidikan Agama Islam
The development of educational models in the modern era is currently popular with the concept of boarding school based. The main orientation of this concept is the intelligence of students both cognitively, intellectually, emotionally and especially spiritually. The purpose of this study was to determine the effect of the boarding school model on students’ spiritual intelligence. The basis of this research with a quantitative approach. Simple regression analysis model in collecting data thtough questionnaires based on the linkert scale, the number of respondets or students is 76 students. The results of the study by passing 4 standardized test ranging from validity to normality. Showed that the boarding school model had a significant effect with an r value of 0.331 or 33.1%. Based on the research data, it can be concluded that the effect of the boarding school model on students’ spiritual intelligence is 33.1% or in the low category, which means the rest is influenced by other factors
Masyarakat di Rukun Tetangga 2 Lingkungan Krajan Timur Kelurahan Sumbersari Kecamatan Sumbersari Kabupaten Jember Provinsi Jawa Timur terdiri dari etnis Cina, suku Jawa, dan suku Madura. Masing-masing memiliki norma budaya untuk dianut saat berinteraksi. Masalah yang ditemukan pada ibu-ibu di RT 2 Lingkungan Krajan Timur adalah kurangnya kemampuan komunikasi bertetangga dalam kegiatan bermasyarakat. Kegiatan ini dilakukan dengan enam tahapan, yaitu observasi, perumusan masalah, studi literature dan studi lapangan, pembuatan materi, sosialisasi, serta feedback. Penyuluhan terhadap ibu-ibu RT 2 Lingkungan Krajan Timur dilakukan menggunakan metode sosialisasi secara tatap muka langsung. Ibu-ibu di RT 2 Lingkungan Krajan Timur Kelurahan Sumbersari Kecamatan Sumbersai Kabupaten Jember Provinsi Jawa Timur dapat menerapkan kegiatan komunikasi antartetangga sesuai dengan kesantunan berbahasa, konsep dan etika bertetangga, serta memiliki kemampuan menyelesaikan konflik antartetangga sesuai dengan materi yang telah disampaikan oleh tim pengabdi dari Universitas Muhammadiyah Jember.
Education is an important factor which cannot be segregated from the life of all human beings, both individually and collectively. Strategies employed by the teacher of PAI (Islamic education) thus have an important role in establishing students’ personality, especially with regard to their religious character. The teaching of PAI therefore must be performed gradually and continuously. Students' ability in reading Qur'an must be improved significantly. A method of habituation constitutes one that can be used to improve students' ability in reading Qur’an. The problems in this research are as follows: 1. How did a PAI teacher overcome problems and difficulties in reading Qur'an through the use of a habituation method at SMK Al Kholily Mlokorejo Puger Jember?; 2. What were inhibiting factors and what were the solutions? This study employed a qualitative approach in the form of a case study. Data were colleted by ways of observation and interviews. The respondents were students at SMK Al Kholily Mlokorejo Puger Jember. The results revealed that the difficulties in reading Qur’an can be improved through the use of a habituation method.
Keteladanan memiliki popularitas sebagai sebuah metode yang dapat digunakan dalam proses pendidikan. Padahal keteladanan bukan hanya metode, namun memiliki sakralitas sebagai dimensi yang harus melekat dan menjadi jatidiri guru yang terejawantahkan dalam kehidupan sehari-hari. Konteks ini tidak lepas atas sandaran ketelanan merujuk konsep uswatun hasanah yang disandarkan pada profil Nabi Muhammad SAW yang memiliki kemaksuman. Penelitian ini berbasis pada library reseacrh dengan mengklasifikasi sumber-sumber berbasis pustaka baik sebagai data primer dan sekunder. Proses validitas dan realibiltas data menggunakan konfirmabilitas, dengan analisis data triangulasi sumber dokumen. Hasil analisa dari uraian penelitian ini menjelaskan bahwa konteks ketelandan yang hanya dipahami sebatas pada aspek teknis dan metode, mereduksi sakralitas keteladanan sebagai jati diri guru. Keteladanan sebagai manifestasi kompetensi kepribadian guru harus dipahami secara komprehensif dan universal yang merujuk pada uswatun hasanah sebagai dasarnya. Keteladanan bukan hanya tataran kompetensi, namun jati diri dan profil ideal yang memiliki sakralitas tinggi sebagai manifestasi guru dalam kehidupan sehari-hari.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.