Permainan tradisional memiliki manfaat yang beragam untuk pengembangan anak usia dini, termasuk membentuk karakter anak usia dini. Program pelatihan ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman guru tentang cara memodifikasi permainan tradisional, kemudian menerapkannya dalam pembelajaran, serta mendiseminasikan kepada kolega guru lainnya. Metode kegiatan ini dilaksanakan melalui tiga tahap yaitu persiapan, pelaksanaan, dan evaluasi. Adapun hasil dari kegiatan yaitu berupa empat permainan tradisional modifikasi untuk anak usia Kelompok Bermain (2-4 tahun) meliputi Lingkaran binatang (mengembangkan dari permainan tradisional Jamuran), Tanaman keliling (mengembangkan dari permainan tradisional Cublak-cublak suweng), Sayuran (mengembangkan dari permainan tradisional Jamuran), dan Lompat rintangan (mengembangkan dari permainan tradisional lompat tali), serta tiga permainan tradisional modifikasi untuk anak usia 5-6 tahun meliputi: Menara menari (mengembangkan dari permainan tradisional Boi-boi an), Bermain sebut nama (mengembangkan dari permainan tradisional Cublak-cublak suweng), dan Jamuran jeneng kewan (mengembangkan dari permainan tradisional Jamuran). Hasil evaluasi menunjukkan bahwa lebih dari 90% peserta pelatihan memahami pengembangan modifikasi permainan tradisional untuk mengembangkan karakter anak usia dini.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan langsung antara pola asuh orang tua dan keterampilan anak usia dini serta hubungan langsung antara pola asuh orang tua dan keterampilan motorik anak usia dini. Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif. Penelitian ini dilakukan di kabupaten Kulon Progo Yogyakarta. Sumber data penelitian adalah siswa dan orang tua. Data dikumpulkan melalui tes dan kuesioner. Data penelitian ini dianalisis dengan menggunakan teknik SEM. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kategorisasi variabel pengasuhan orangtua menunjukkan tinggi (0%), sedang (98,6%) dan rendah (1,4%). Keterampilan motorik anak usia dini menunjukkan variabel yang tinggi (97,7%),. sedang (1,8%), dan rendah (0,5%). Hasil analisis juga menunjukkan bahwa terdapat hubungan langsung antara pola asuh orang tua dan keterampilan motorik anak usia dini yaitu sebesar 0,003 dan hubungan tidak langsung antara pola asuh orang tua dan keterampilan motorik anak usia dini yaitu sebesar 0,571. Berdasarkan pembahasan hubungan antara pola asuh orang tua dan keterampilan motorik anak usia dini akan lebih tinggi jika antar variabel saling mendukung. Orang tua harus memberikan panduan pengasuhan yang mendukung kebutuhan motorik/gerak anak, sehingga dapat memberikan pengalaman dan keberanian anak-anak untuk mengembangkan keterampilan motorik berdasarkan usia dan pertumbuhannya. Kata Kunci: pola asuh orang tua, anak usia dini, keterampilan motorik
Artikel ini memaparkan hasil penelitian dan pengembangan model pembelajaran berbasis balanced literacy approach untuk pembelajaran literasi dasar siswa kelas awal sekolah dasar. Penelitian Research and Development (R&D) yang telah diterapkan mengadopsi dari model pengembangan versi Borg and Gall (1989). Penelitian telah dilaksanakan melalui tahap studi pendahuluan dilakukan dengan menerapkan pendekatan deskriptif kualitatif; mengembangkan prototype model pembelajaran, dilanjutkan validasi ahli materi dan pembelajaran; evaluasi yang dilakukan dengan ujicoba implementasi model di kelas I, II, dan III. Teknik pengumpulan data adalah angket, observasi, wawancara. Analisis data dengan deskriptif kuantitatif dan kualitatif. Model pembelajaran yang dikembangkan terdiri atas 4 tahap kegiatan pembelajaran, yaitu tahap I eksplorasi sumber informasi, tahap II penerapan strategi berimbang, tahap III penyajian informasi, dan tahap IV refleksi. Hasil validasi model yang dikembangkan dari ahli materi menunjukkan rerata skor 3,6 (kategori sangat baik) dan rerata skor validasi ahli pembelajaran sebesar 3,6 (kategori sangat baik). Hasil ujicoba implementasi model menunjukkan capaian rerata hasil belajar di kelas I sebesar 91 dari rerata kemampuan awal sebesar 84. Rerata hasil belajar di kelas II sebesar 82 dari rerata kemampuan awal 75, dan di kelas III menunjukkan rerata hasil belajar 74 dari rerata kemampuan awal sebesar 64. Hasil angket respon siswa terhadap implementasi model pembelajaran di kelas I menunjukkan rerata skor 3,3 (kategori sangat baik), kelas II menunjukkan rerata skor 3,7 (kategori sangat baik), dan kelas III menunjukkan rerata skor 3,5 (kategori sangat baik). Secara umum, siswa dalam mengikuti pembelajaran sangat aktif karena dalam pembelajaran ini memberikan berbagai kegiatan literasi yang kreatif dan bervariasi.This article presents the results of the research and development of model-based learning balanced literacy approach to learning basic literacy students grades early elementary school. Research Research and Development (R&D) had applied to adopt the model of the development version of the Borg and Gall (1989). Research has been carried out through the stage of preliminary studies done by implementing a descriptive qualitative approach; develop a prototype model of learning, validation of learning material and experts; the evaluation is done by trial model implementation in class I, II, and III. The technique of data collection is the question form, observation, interviews. Data analysis with quantitative and qualitative descriptive. The learning model developed consists of 4 stages learning activities, namely phase I exploration of information resources, phase II implementation strategy balanced, presenting information, phase III and phase IV of the reflection. The results of the validation of the model developed from expert material showed a mean score of 3.6 (very good) and the mean score of 3.6 learning expert validation (category very well). The results of the trial implementation of the model shows the average results of close study in class I of 91 of the initial capabilities of average 84. Average results of learning in class II of 82 of average ability early, and 75 in the class III indicates learning outcomes 74 average of average ability early registration 64. The results of the now student response towards the implementation of the model of learning in class I showed a mean score of 3.3 (the category very well), class II indicates the average score of 3.7 (very good), and a class III indicates the average score 3.5 (very good). In General, students follow a very active learning, because in this study provide a variety of literacy activities are creative and varied.
Many traditional games originated from several local regions in Indonesia, especially Yogyakarta, may nurture learning in early childhood education. The study aims to explore the teachers’ perception in implementing, understanding, and adapting traditional games that could develop students’ motor skills in kindergarten. This research employed a quantitative descriptive approach with a questionnaire as its instrument, involving 35 kindergarten teachers The questionnaire was validated using an Aiken-V, The results showed that the teachers’ perspectives of traditional games were generally limited to a superficial understanding and were not yet deep in terms of its benefits to other learning aspects. The implementation of traditional games in learning was heterogeneous and merely based on the understanding of each teacher. To adapt traditional games, teachers relied on the curriculum sources and were reluctant to enrich themselves with other sources. It was concluded that the teachers have not been fully able to use the traditional games in physical motor learning in kindergarten. To integrate them in learning, teachers must deepen their understanding of traditional games and get to know the characteristics of early childreen.
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kebijakan kepala sekolah dalam mendukung literasi kesehatan dan program literasi kesehatan dalam pendidikan jasmani sekolah dasar. Aspek yang digali adalah kebijakan dukungan peraturan, kebijakan dukungan fasilitas, dan kebijakan dukungan dana. Populasi dalam penelitian ini adalah sekolah dasar di Daerah Istimewa Yogyakarta. Jumlah sampel adalah 107 sekolah dasar. Hasil penelitian menunjukkan kebijakan berupa surat keputusan, surat edaran, dan instruksi. Sekolah melibatkan berbagai unsur masyarakat sekolah yaitu Kepala Sekolah, guru, karyawan, peserta didik, Komite Sekolah, dan Wali Murid. Penggunakan dana anggaran dari biaya operasional sekolah dan memasukkan ke dalam Rencana Kegiatan Anggaran Sekolah. Pengadaan fasilitas dilakukan dengan memberikan sarana yang memadahi bagi masyarakat sekolah. Peran komite dalam menyiapkan sumber daya berupa penunjang penerapan kegiatan koordinasi dengan pihak sekolah. Temuan selanjutnya adalah literasi kesehatan belum masuk ke dalam kurikulum pembelajaran terutama pada materi pembelajaran pendidikan jasmani.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.