Total Abdominal Histerektomi (TAH) merupakan ancaman bagi seorang wanita karena hilangnya fungsi reproduksi dan fungsi seksual akibat pengangkatan uterus dan serviks (Briedite et al, 2014). Hal ini dihubungkan dengan fungsi rahim yang berperan dalam kontraksi selama fase orgasm dan pengangkatan serviks menyebabkan anatomi vagina menjadi pendek yang mempengaruhi gejala dyspareunia (nyeri selama koitus dan berhubungan seksual) dan sensasi yang berubah selama koitus (Jacquia et al, 2014). Penelitian ini untuk mengungkapkan temuan mengenai pengaruh TAH atas indikasi benign terhadap dyspareunia dan seksualitas pasangan suami istri. Penelitian ini merupakan penelitian non eksperimental dengan pendekatan cross secsional. Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 31 orang wanita post TAH. Terdapat hubungan positif dyspareunia dengan kepuasan seksual p=0,009 (p<0,05). Koefisien korelasi positif, semakin tinggi skor dyspareunia maka semakin tinggi kepuasan seksual dengan keeratan kategori sedang 0,462 (0,400-0,599). Usia, lama TAH, usia pernikahan, jumlah anak, pendidikan dan pekerjaan tidak ada hubungannya dengan kejadian dyspareunia dan kepuasan seksual. Tingkatan dyspareunia yang dirasakan oleh responden setelah TAH sebagian besar berada pada kategori dyspareunia ringan (64,5%). Tingkatan dyspareunia ringan terjadi di kedua kelompok yaitu subjek yang ada perbaikan seksual (66,7%) maupun subjek merasakan ada penurunan seksual (57,1%). Tidak ada hubungan antara dyspareunia dengan kejadian TAH (P>0.05). Hanya saja terdapat hubungan antara dyspareunia dengan kepuasan seksual.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara karakteristik demografi dengan pengetahuan remaja tunagrahita tentang seksualitas. Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan metode cross sectional. Sampel yang digunakan adalah remaja tunagrahita ringan dan sedang yang ada di SLB N 2 Yogyakarta. Analisa data menggunakan uji Chi-Square. Hasil penelitian diperoleh nilai p0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan antara karakteristik demografi dengan pengetahuan seksual pada remaja tunagrahita.
Background: Teachers have experience difficulties in delivering reproductive health material to adolescent with intellectual disability. Until now, learning reproductive health has not been taught in a structured manner in learning in schools because it has not been included in the educational curriculum structure in special schools. The lack of references or guidelines for parents and teachers shows the importance of media learning.Objective: This study aims to develop audio-visual media as a learning media for reproductive health for adolescent with intellectual disability. Methods: This research is a Research and Development (R&D). The first step is a need assessment of the problems and experiences of the parents, the teacher then continues to draft the instructional media in audio-visual form. The validity test was carried out by media and material experts as well as field testing on teachers at SLB N 2 Yogyakarta.Results: The feasibility of reproductive health audio-visual media for adolescents with intellectual disability based on material experts is 74 points (feasible with a good predicate), the eligibility of media experts is 90 points (feasible with very good predicate), and the eligibility of teachers is 81.5 points (feasible with very good).Conclusion: The design of the audio-visual media that has been made feasible to be tested on adolescents with intellectual disability after passing the revision stage.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.