Sebelum terjadinya menopause, seorang wanita akan mengalami masa premenopause yaitu mulai terjadi peribahan biologis, fisiologis dan gejala klinik lain-nya sebagai awal permula dan menopause dan mencangkup juga satu tahun atau dua belas bulan petama setelah terjadinya menopause. Perubahan fisik akibat penurunan produksi estrogen dan progesteron yang menimbulkan berbagai gejala, baik yang berhubungan dengan organ reproduksi maupun organ tubuh lainnya. Perubahan yang terjadi pada masa menopause juga mempengaruhi keadaan psikologis seorang perempuan. Tujuan penelitian ini adalah Untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan dengan kecemasan pada wanita menjelang mneopause di Posyandu Melati II Kelurahan Jatibening. Penelitian ini adalah kuantitatif dengan desain cross sectional yang bertujuan untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan dengan kecemasan pada wanita premenopause. Sampel dalam penelitian ini yaitu perempuan yang berusia diatas 40 tahun dan belum mengalami menopause di Posyandu Melati II Kelurahan Jatibening tahun 2018, Bekasi yang diperoleh melalui Total sampling. Dari 40 responden didapatkan bahwa responden berpengetahuan rendah paling banyak mengalami kecemasan sebanyak 13 orang (46,4%). Responden berpengetahuan tinggi paling banyak tidak mengalami kecemasan yaitu sebanyak 1 orang (8,3%). Dari data yang didapatkan menunjukan bahwa adanya hubungan antara pengetahuan dengan kecemasan. Bagi perempuan di Posyandu Melati II Kelurahan Jatibening yang sedang dalam masa premenopause perlu memperdalam informasi tentang tanda dan gejala menopause dari informa yang dapat dipertanggung jawabkan kebenarannya agar dapat menghadapi masa menopause dengan baik tidak penuh kecemasan.
Pendahuluan: Gadget tidak hanya sekedar dijadikan media hiburan tetapi wajib digunakan oleh orang-orang yang memiliki kepentingan bisnis, atau pengerjaan tugas kuliah dan kantor. Faktanya gadget tak hanya digunakan oleh orang dewasa atau lanjut usia (22 tahun keatas), anak sekolah (12-21 tahun), tapi pada anak- anak (7-11 tahun), dan lebih ironisnya lagi gadget digunakan untuk anak usia (3-6 tahun) yang seharusnya belum layak untuk menggunakan gadget. Gangguanterhadap kualitas ketajaman penglihatan sering terjadi khususnya berkaitan dengan lama penggunaan gadget serta jarak pandang terhadap gadget. Tujuan Penelitian: Menganalisis hubungan penggunaan gadget dengan gangguan penglihatan pada anak usia 9 tahun kelas III yangbersekolah di SD Negeri Jatikramat V. Metodologi: Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan rancangan studi korelasi. Hasil Penelitian: Sebagian besar pemakaian gadged responden pada kategori tinggi sebanyak 23 responden (69.7%). Sebagian besar gangguanpenglihatan responden dalam kategori Miopia sebanyak 26 responden (78.8%). Kesimpulan: Adahubungan antara tingkat pemakaian gadged dengan gangguan penglihatan pada anak di SD Negeri Jatikramat V dengan p- value sebesar 0.008 dan OR = 10.500.
Latar Belakang : Keselamatan pasien rumah sakit dalah suatu sistem dimana rumah sakit membuat asuhan pasien lebih aman. Keselamatan pasien menjadi isu terkini dalam pelayanan kesehatan didasarkan atas semakin meningkatnya kejadian yang tidak diinginkan (adverse event). Rumah sakit wajib mengupayakan pemenuhan sasaran keselamatan pasien meliputi ketepatan identifikasi pasien, meningkatkan komunikasi efektif, peningkatan keamanan obat, kepastian tepat-lokasi tepat-prosedur tepat-pasien operasi, pengurangan resiko infeksi dan pengurangan resiko pasien jatuh.Tujuan Penelitian : Untuk mengetahui hubungan pengetahuan dan sikap dengan penerapan standar keselamatan pasien di Instalasi Perawatan Intensif RS Masmitra tahun 2018.Metode Penelitian : Metode penelitian yang digunakan adalah analitik. Sampel dalam penelitian ini adalah seluruh perawat di Instalasi Perawatan Intensif RS Masmitra pada bulan Desember s/d Februari 2018 sebanyak 30 orangHasil Penelitian : Berdasarkan hasil penelitian analisis univariat responden yang pengetahuan baik (56,7%), sikap baik (60%), dan penerapan SKP baik (43,3%). Analisis bivariat menunjukkan adanya hubungan pengetahuan dan sikap dengan penerapan standar keselamatan pasien.Kesimpulan : Dari hasil uji chi square menunjukan bahwa adanya hubungan pengetahuan dan sikap dengan penerapan standar keselamatan pasien
Pola hidup modern telah mengubah sikap dan perilaku manusia salah satunya adalah perilaku merokok yang dijadikan sebagai gaya hidup. Jumlah perokok di Indonesia semakin meningkat. Beberapa dampak dapat terjadi akibat perilaku merokok. Penyakit tersebut diantaranya adalah Hipertensi. Karya tulis ini bertujuan mengetahui hubungan perilaku merokok dengan kejadian hipertensi pada laki-laki usia 30-50 tahun di wilayah RT.009/RW.001 Kel. Jatibening Tahun 2018. Desain penelitian menggunakan desain penelitian deskripsi asosiatif dan menggunakan pendekatan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh laki laki yang berusia 30-50 tahun dan tinggal di wilayah RT.009/RW.001 Kel. Jatibening sebanyak 107 orang dengan sampel 52 orang. Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah Purposive sampling. Hasil dalam penelitian ini adalah terdapat hubungan yang signifikan antara perilaku merokok dengan kejadian hipertensi dengan nilai p value =0,000. Diharapkan bagipelayanan kesehatan dapat menciptakan lingkungan yang dapat membatasi para perokok melakukan kegiatan merokok seperti bekerja sama dengan pemerintah daerah maupun pusat dalam membatasi peredaran rokok.
ABSTRAK Gempa bumi adalah peristiwa bergetarnya bumi akibat pelepasan energi di dalam bumi secara tiba-tiba yang ditandai dengan patahnya lapisan batuan pada kerak bumi. Penanggulangan bencana terdiri dari tiga fase, yaitu fase prabencana, fase saat terjadi bencana, dan fase pasca bencana. Berdasarkan data dari badan penanggulangan bencana kabupaten Cianjur 14 hari pasca bencana jumlah korban jiwa keseluruhan 329 jiwa,korban luka berat tercatat 593 orang dan yang dirawat di rumah sakit wilayah Cianjur 59 orang, jumlah pengungsian dari hasil validasi ada 494 titik dan 375 terpusat dan 119 mengungsiu secara mandiri. USG (Urgency, Sriousness,Growth) merupakan metode yang digunakan dalam penelitan ini berupa partisifasi danrangkaian sebagai berikut : tahap pertama Observasi dan pemetaan masalah , tahap kedua Perencanaan program,tahap ketiga pelaksanaan program,tahap ke empat Evaluasi program ,tahap kelima tindak lanjut. Kegiatan ini terdiri dari Pemeriksaan kesehatan,pengobatan gratis dan melakukan tarauma healing dengan therapi bermain dan teraphi kognitif. Kegiatan dilaksanakan selama 3 hari dimulai Senin 5-7 Desember 2022, di hari pertama mulai pukul 10.00 WIB melakukan wawancara dan pemeriksaan fisik, selama tiga hari dilapangan melakukan pengobatan dan pengkajian kepada 81 orang denagan kualifikasi : anak-anak,dewasa dan lanjut usia dari hasil pengkajian dan pengobatan didapatkan data dengan beberapa keluhan yang dirasakan dari aspek fisik dan psikologis. Keluah dari aspek fisik yaitu 35 % warga mengalami batuk filek, 35 % demam, 7% diare, 15% pusing ,7% gatal-gatal. Aspek psikologis 71% warga masih trauma dengan kejadian bencana ini warga masih enggan pergi kesawah dan kebun karena hawatir ada gempa susulan. Penanganan trauma healing dilaksanakan pada dua kelompok yaitu pada anak-anak dan dewasa. Evaluasi hasil kegiatan penelitian diantaranya: berkurangnya keluhan secara fisik demam sudah hilang, batuk filek sudah berkurang, diare hilang, pusing hilang dan gatal gatal sudah muali berkurang, dari aspek psikologis masyarakat Desa Mangunkerta setelah diberikan trauma healaing dengan metode bermain rasa tarauma terhadap kejadian mulai berkurang dengan tidak terjadi mimpi buruk,rasa khawatir berkurang terhadap gempa susulan, masyarakat dewasa mulai mampu melakukan aktifitas seperti sebelum terjadi bencana gempa. Kata Kunci: Gempabumi, Bencana, Cianjur,Trauma Healing,MangunkertaABSTRACT An earthquake is an event where the earth vibrates due to a sudden release of energy in the earth which is characterized by the breaking of rock layers in the earth's crust. Disaster management consists of three phases, namely the pre-disaster phase, the phase when a disaster occurs, and the post-disaster phase. Based on data from the Cianjur district disaster management agency 14 days after the disaster the total number of fatalities was 329 people, 593 seriously injured victims were recorded and 59 people were treated at Cianjur regional hospitals, the number of evacuees from the validation results was 494 points and 375 centralized and 119 displaced. independently. USG (Urgency, Seriousness, Growth) is the method used in this research in the form of participation and series as follows: the first stage is Observation and mapping of problems, the second stage is program planning, the third stage is program implementation, the fourth stage is program evaluation, the fifth stage is follow-up. This activity consisted of health checks, free medical treatment and tarauma healing with play therapy and cognitive therapy. The activity was carried out for 3 days starting Monday 5-7 December 2022, on the first day starting at 10.00 WIB conducting interviews and physical examinations, for three days in the field conducting treatment and assessment of 81 people with the qualifications: children, adults and elderly from the results assessment and treatment obtained data with several complaints that were felt from the physical and psychological aspects. Complaints from the physical aspect, namely 35% of the residents had a cold cough, 35% fever, 7% diarrhea, 15% dizziness, 7% itching. Psychologically, 71% of residents are still traumatized by this disaster. Residents are still reluctant to go to their fields and gardens for fear of aftershocks. Trauma healing treatment was carried out in two groups, namely children and adults. Evaluation of the results of research activities including: the reduction in physical complaints the fever has disappeared, the cough with colds has decreased, diarrhea has disappeared, dizziness has disappeared and itching has begun to decrease, from the psychological aspect of the people of Mangunkerta Village after being given trauma healing with the tarauma feeling game method for the incident began to decrease with no nightmares, less worry about aftershocks, adults began to be able to carry out activities as before the earthquake occurred. Keywords: Earthquake, Disaster, Cianjur, Trauma Healing, Mangunkerta
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.