<p>Jumlah perawat di seluruh dunia menurut WHO ada 19,3 juta perawat, sedangkan di Indonesia terdapat 147,264. Secara nasional, rasio perawat adalah 87,65 per 100.000 penduduk, masih jauh dari target tahun 2019a yaitu 180 per 100.000 penduduk. Hal ini menunjukkan bahwa tenaga perawat masih sangat terbatas, dan keterbatasanA ini bisa menyebabkan beban kerja perawat menjadi tinggi. Tujuan penelitian ini untuk mengidentifikasi dan menganalisa hubungan jumlah tenaga perawat dengan beban kerja perawat pelaksana. metodologi penelitian ini menggunakan deskriptif korelasional dengan rancangan penelitian cross sectional. Teknik pengambilan sampling dengan total sampling. Analisa data bivariat menggunakan uji statistik kendal tau dengan SPSS 22. Hasil penelitian ini dari total 41 responden yang menunjukkan beban kerjanya tinggi sebanyak 32 responden (78%) dengan jumlah perawat yang tersedia di bangsal masih kurang dari jumlah ideal menurut perhitungan Depkes. Uji Kendal’s Tau menunjukkan nilai ρ value sebesar 0,000 <0,05(α:0,05) yang artinya terdapat hubungan antara jumlah tenaga perawat dengan beban kerja perawat pelaksana. Kesimpulan beban kerja paling tinggi terdapat di bangsal dengan jumlah tenaga perawat yang kurang dari jumlah ideal sesuai perhitungan Depkes.</p><p> </p><p><strong>K</strong><strong>ata kunci </strong>: jumlah tenaga perawat, beban kerja, perawat pelaksana</p>
Hipertensi merupakan salah satu penyakit yang dianggap sebagai penyebab utama kematian dan kecacatan. Angka kejadian hipertensi meningkat pesat setiap tahunnya. Akibat yang ditimbulkan dari hipertensi selain masalah sosial ekonomi juga mempengaruhi kualitas hidup penderita. Kualitas hidup merupakan persepsi seseorang mengenai kehidupannya, meliputi aspek budaya, sistem nilai tempat dimana ia berada, harapan, standar dan tujuan hidup penderita. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui Gambaran Kualitas Hidup Penderita Hipertensi di Puskesmas Sedayu II Bantul, Yogyakarta. Penelitian ini merupakan penelitian Deskriptif dengan rancangan Mixed Methodology. Sampel kuantitatif berjumlah 60 orang dan sampel kualitatif berjumlah 3 orang. Instrumen penelitian ini adalah kuesioner kualitas hidup WHOQOL-BREFF dan panduan wawancara. Hasil penelitian ini menyatakan bahwa kualitas hidup 80% penderita hipertensi secara umum baik dan 20% buruk. Domain fisik baik (75%), aktivitas fisik terganggu ketika hipertensi kambuh. Domain Psikologis baik (88,3%), tidak terdapat perubahan penampilan dan masih percaya diri. Domain sosial baik (81,7%), hubungan dengan keluarga dan masyarakat baik. Kesimpulan dari penelitian ini gambaran kualitas hidup penderita hipertensi di Puskesmas Sedayu II Bantul tergolong baik.
Abstrak Pengetahuan, perilaku dan kepatuhan keluarga dalam melakukan protokol kesehatan mempunyai peranan besar untuk memutus mata rantai Covid-19. Tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan pengetahuan dan perilaku dengan kepatuhan keluarga pasien terhadap protokol kesehatan sebagai upaya pencegahan dan penyebaran penyakit Covid-19 di ruang tunggu Instalasi Layanan Jantung Pembuluh Darah Terpadu RSUP Dr Sardjito Yogyakarta di Era Pandemi Covid-19. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain penelitian analitik korelasi. Rancangan penelitian adalah cross sectional study. Sampel penelitian sebesar 63 responden dengan menggunakan consecutive sampling. Instrumen penelitian ini menggunakan kuesioner pengetahuan dan perilaku yang telah digunakan dalam penelitian oleh Yanti NPD dkk serta pedoman observasi. Analisis data kuantitatif menggunakan uji analisis Chi-Square. Hasil Uji analisis Chi-Square antara pengetahuan dengan kepatuhan memiliki nilai p=0,000, dan perilaku dengan kepatuhan memiliki nilai p= 0,000. Ada hubungan antara pengetahuan dan perilaku dengan kepatuhan protokol kesehatan pada keluarga pasien di ruang tunggu Instalasi Layanan Jantung Pembuluh Darah Terpadu RSUP Dr Sardjito Yogyakarta di Era Pandemi Covid-19. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengetahuan dan perilaku yang baik dapat mempengaruhi kepatuhan seseorang dalam mematuhi protokol kesehatan di Era Pandemic Covid-19. Kata kunci: pengetahuan, perilaku, kepatuhan, protokol kesehatan, Covid-19 Abstract Knowledge, behavior, and family obedience in following health protocols all play a significant role in breaking the Covid-19 chain. The study sought to ascertain the relationship between knowledge and behavior with patient family compliance with health protocols in an effort to prevent and spread Covid-19 disease in the waiting room of the Integrated Cardiovascular Service Installation of Dr Sardjito General Hospital, Yogyakarta, during the Covid-19 Pandemic. This is a quantitative study using a correlation analytic research design. A cross-sectional study was used for the research. Using consecutive sampling, 63 people were chosen for the study. The research instrument included knowledge and behavior questionnaires developed by Yanti NPD et al, as well as observation guidelines. Chi-Square analysis test for quantitative data analysis. The Chi-Square analysis test results between knowledge and compliance have p = 0.000, and behavior with compliance has p = 0.000. In the era of the Covid-19 pandemic, there is a link between knowledge and behavior and adherence to health protocols in patient families in the waiting room of the Integrated Cardiovascular Service Installation of Dr Sardjito General Hospital Yogyakarta. The study's findings indicate that good knowledge and behavior can influence a person's compliance to health protocols in the Covid-19 Pandemic Era. Keywords: knowledge, behavior, compliance, health protocols, Covid-19
<p><em>Schizophrenia is a chronic and severe disease so they need caregivers to help their daily activities. Caregivers of patients with schizophrenia have experienced chronic stress in their daily lives. The effects of caregiver of Schizophrenia with high stress level are the disruption of family relationships, constraints in social, leisure and work activities, financial difficulties, and negative impact on their own physical health. Affirmation stress management one of the intervention to reduce the level stress on caregiver of patients with Schizophrenia.This study aimed to prove effect affirmation stress management on the stress level among caregivers of Schizophrenia people.This research was quasi-experimental with one group pretest-postest without control. Subjects of this study were 29 caregivers of schizophrenia patients. Subjects selection technique used purposive sampling. Measuring instruments used perceived stress scale. The technique of data analysis used correlation of paired t-test</em><em>. </em><em>The results showed that the average level of stress caregiver before the stress management action was 15.17 (SD: 6.54) and the average stress level after the action was 13.59 (5.39). Statistical test results showed that there were significant differences between the stress level values before and after the affirmative stress management intervention was given (p. Value = 0.015).</em><em> </em><em>The conclusion of this research is there was an influence of affirmation stress management on stress level on caregivers of Schizophrenia patient.</em><em></em></p>
<p>Perawat yang memilki keterampilan berkomunikasi terapeutik akan mudah membina hubungan saling percaya dengan klien juga dapat mencegah terjadinya masalah legal etik. Selain itu dapat memberikan kepuasan professional dalam pelayanan keperawatan dan meningkatkan citra profesi keperawatan serta citra rumah sakit atau pelayanan kesehatan lain dalam memberikan pelayanan. Tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan<br />antara komunikasi terapeutik perawat dengan tingkat kepuasan pasien di Puskesmas Dukun Magelang. Penelitian ini menggunakan metode penelitian analitik (induktif) dengan pendekatan cross sectional. Lokasi penelitian di Puskesmas Dukun Magelang. Subyek penelitian adalah pasien yang ditangani oleh perawat di Puskesmas Dukun Magelang. Sampel penelitian diambil dengan teknik accidental sampling berjumlah 231 responden. Data diambil dengan menggunakan kuesioner. Analisis data menggunakan korelasi Kendal Tau. Hasil penelitian sebanyak 119 orang (51,5%) responden mendapatkan komunikasi terapeutik cukup baik, sedangkan tingkat kepuasan pasien dalam kategori puas 114 orang (62,3%). Hasil analisis Kendal Tau untuk mengetahui hubungan komunikasi terapeutik dengan tingkat kepuasan diperoleh nilai korelasi 0,551 artinya memiliki arah korelasi positif yang berarti semakin baik komunikasi terapeutik maka tingkat kepuasan akan semakin tinggi. Nilai korelasi 0,551 artinya mempunyai tingkat hubungan yang sedang. Nilai p=0,000 dengan taraf kesalahan 5% artinya ada hubungan antara komunikasi terapeutik perawat dengan tingkat kepuasan pasien. Kesimpulan ada hubungan antara komunikasi terapeutik perawat dengan tingkat kepuasan pasien di Puskesmas Dukun Magelang dengan keeratan hubungan sedang.</p>
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2025 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.