Pada penelitian ini dirancang pengatur nada rendah dan nada tinggi berdasarkan teori-teori dan perhitungan-perhitungan elektronika. Untai pengatur nada rendah dan nada tinggi ini hanya menggunakan komponen elektronika pasif yaitu komponen yang tidak memerlukan catu daya dan tidak mempunyai penguatan daya. Pengatur nada rendah dapat mengatur penguatan dan pelemahan frekuensi rendah. Pengatur nada tinggi dapat mengatur penguatan dan pelemahan frekuensi tinggi. Pemisahan antara nada rendah dan nada tinggi pada titik frekuensi pusat 1 kHz. Penguatan dan pelemahan pengatur nada rendah dan nada tinggi masing-masing adalah ±20 dB. Untai ini menggunakan prinsip tapis pelewat frekuensi rendah dan tapis pelewat frekuensi tinggi orde 1. Hasil perancangan diukur dengan menggunakan Circuit Maker. Hasil simulasi menunjukkan pemisahan antara pengatur nada rendah dan nada tinggi menyimpang 2,7% dari 1 kHz dan pengaturan nada rendah +18,9 dB hingga -16 dB serta pengaturan nada tinggi +17,4 dB hingga -12,7 dB.
Greenhouse merupakan sebuah bangunan tempat tanaman dibudidayakan untuk melindungi tanaman dari kondisi lingkungan yang ekstrim dan hama yang dapat menghambat pertumbuhan tanaman. Namun, suhu di dalam greenhouse umumnya lebih panas pada siang hari. Penggunaan sistem pendinginan dengan metode misting menggunakan mist maker yang dihembuskan dengan kipas DC mampu menurunkan suhu dan menaikkan kelembaban udara dalam greenhouse. Penggunaan LED putih sebagai pengganti sumber cahaya dari matahari dapat membantu karena spektrum yang dihasilkan oleh LED putih mirip dengan sinar matahari. Pada penelitian ini dirancang alat smart indoor greenhouse yang dapat mengontrol suhu, kelembaban tanah, dan waktu penyinaran secara otomatis maupun manual. Alat yang dirancang menggunakan ESP32 DevKit V1 sebagai mikrokontroler, DHT11 untuk mendeteksi suhu dan kelembaban udara, serta capacitive soil moisture sensor untuk mendeteksi kelembaban tanah. Alat ini juga dapat menampilkan kondisi greenhouse di LCD I2C 16×2 dan pada aplikasi blynk di smartphone menggunakan internet. Pengujian alat ini dilakukan dalam jangka waktu 30 hari dan menggunakan delapan tanaman selada. Dari hasil pengamatan diperoleh empat selada yang ditanam menggunakan alat ini jauh lebih baik daripada empat selada tanpa menggunakan alat ini.
Ambient RF energy harvesting becomes one of the potential renewable energies for powering low power electronic devices such as autonomous sensors in wireless sensor networks (WSN). Comparing to other ambient energy sources, RF energy has the lowest density power, although it can be harvested all day and night. Our current research aims to build an RF energy harvesting system prototype using ultra low boost converter for powering wireless sensor network In this paper, our objectives were to report the result of our empirical studies focusing on capability of storage element, rectifier circuit performance and calculation of overall energy consumed by low power device both in active mode and sleep mode. The results show overall power consumption of the low power electronics device with all of its components in an active mode is 381.3 mW and overall required energy per node amount to 70.62 mJ. Supercapacitor energy which can be utilized is 4.5 Joule, ensuring adequatly energy supply to operate the WSN client module
Migrasi dari jaringan akses tembaga menuju jaringan akses optik maupun penggelaran baru jaringan akses serat optik menjadi solusi bagi penyedia layanan telekomunikasi untuk memenuhi kebutuhan pelanggan akan layanan suara, data dan video yang terintegrasi atau triple play services. Dalam makalah ini dilaporkan analisis perencanaan jaringan akses serat optik FTTH berbasis GPON di PT Telkom pada Cluster Kruing Raya STO Banyumanik Semarang. Perencanaan jaringan berdasarkan demand pelanggan dan kelayakan jaringan yang digelar diuji menggunakan parameter Link Power Budget, Rise Time Budget dan Signal-to-Noise-Ratio (SNR). Dalam perencanaan dan penggelaran dibutuhkan satu ODC (Optical Distribution Cabinet) dan 17 ODP (Optical Distribution Pack) dengan jumlah demand sebesar 132. Hasil perhitungan parameter Link Power Budget yaitu total redaman yang dihasilkan pada user 1 sebesar 21,5276 dB sedangkan user 2 sebesar 21,5276 dB, kedua redaman ini memenuhi standar yang ditentukan oleh PT Telkom yaitu maksimal sebesar 28 dB. Parameter Rise Time Budget pada user 1 menghasilkan 0,2124 ns dan untuk user 2 sebesar 0,21221 ns. Kedua hasil tersebut masih berada di bawah batas nilai waktu sistem NRZ sebesar 0,28011 ns. Parameter SNR pada user 1 didapatkan sebesar 20,6457 dB dan user 2 sebesar 24,128 dB. Hasil tersebut memenuhi batas yang telah ditentukan oleh PT Telkom yaitu lebih dari sama dengan 20 dB.
Pada tulisan ini disampaikan hasil pengukuransistemPhase Locked Loop (PLL) menggunakan IC CD4046, dengan menggunakan dua macam tapis yaitu tapis lolos bawah (LPF)orde satu dan orde dua. Pengukuran yang dilakukan meliputi nilai frekuensi frekuensi maksimum dan minimum VCO(Voltage Controlled Oscillator), lock range, capture range danpengaruh frekuensi penggal LPF terhadap karakteristikPLL. Hasil pengujian menunjukkan frekuensi penggal tapis yang makin besar cenderung memperbesar nilai capture range, sedangkan lock range tetap.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2025 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.