Objectives Regular treadmill exercise may result in changes in pro-inflammatory cytokines and oxidative stress. However, the way acute treadmill exercise mechanisms affect the changes in pro-inflammatory cytokines and oxidative stress in obese has not been comprehensively exposed. This study aimed to analyze the pro-inflammatory cytokines and oxidative stress between 30 min before treadmill exercise and 24 h after treadmill exercise in obese adolescents. Methods A total of 20 obese females aged 19–24 years were recruited from female students and given one session of treadmill exercise with an intensity of 60–70% HRmax. Thiobarbituric acid reactive substance (TBARS) was used to analyze serum levels of MDA, while enzyme-linked immunosorbent assay (ELISA) was used to analyze serum levels of TNF-α and IL-6. Moreover, the independent samples t-test with a significance level of 5% was employed to have the statistical analysis. Results The results on 24 h after treadmill exercise and delta (Δ) between CTRL and TREG showed a significant difference (p<0.001). Conclusions This study found a decrease in pro-inflammatory cytokines and oxidative stress 24 h after treadmill exercise in obese adolescents. Therefore, treadmill exercise can be a promising strategy for preventing adolescents from obesity as well as preventing disease risks associated with oxidative stress and chronic inflammation.
Cedera ankle merupakan kategori cedera kedua yang paling umum terjadi setelah cedera lutut dalam cabang olahraga. Riwayat cedera ankle dikaitkan dengan peningkatan risiko osteoarthritis, ketidakstabilan sendi, dan penurunan tingkat aktivitas fisik. Selain itu, cedera ankle dalam jangka panjang juga dapat menyebabkan kecacatan, penurunan kualitas hidup dan penurunan fungsi sendi. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis tingkat persentase kejadian cedera ankle pada atlet profesional. Penelitian ini menggunakan metode penelitian survey deskriptif kuantitatif. Metode survei adalah metode penelitian kuantitatif yang digunakan untuk mendapatkan data yang terjadi pada masa lampau. Sebanyak 30 responden terlibat dalam penelitian ini. Pengumpulan data untuk mengetahui riwayat cedera ankle pada atlet dilakukan menggunakan kuesioner dalam bentuk google form yang disebarkan luaskan melalui media sosial. Pengisian kuesioner dalam bentuk google form dilakukan dalam satu waktu. Teknik analisis data menggunakan deskriptif kuantitatif yang dinyatakan dalam persentase. Hasil analisis tingkat persentase kejadian cedera ankle berdasarkan jenis kelamin menunjukkan bahwa perempuan memiliki riwayat kejadian cedera ankle lebih tinggi dibandingkan dengan laki-laki masing-masing sebesar 60,00% (18 orang) dan 40,00% (12 orang). Hasil analisis tingkat persentase kejadian cedera ankle berdasarkan cabang olahraga (cabor) menunjukkan bahwa cabor artistic gymnastics memiliki riwayat kejadian cedera ankle lebih tinggi dibandingkan dengan cabor basket, sepak bola, dan bulutangkis masing-masing sebesar 36,67% (11 orang), 26,67% (8 orang), 23,33% (7 orang), dan 13,3% (4 orang). Berdasarkan hasil penelitian disimpulkan bahwa perempuan memiliki riwayat cedera ankle lebih tinggi dibandingkan laki-laki, sedangkan berdasarkan cabang olahraga (cabor) menunjukkan bahwa cabor artistic gymnastics memiliki riwayat kejadian cedera ankle lebih tinggi dibandingkan cabor basket, sepak bola, dan bulutangkis.
This study is a pre-experiment with a posttest-only design research design using 16 obese women aged 19-23 years old, body mass index (BMI) 25-35 kg/m2, percentage body fat (PBF) above 30% and fasting blood glucose (FBG) below 100 mg/dL, normal hemoglobin (Hb), normal systolic and diastolic blood pressure, normal resting heart rate, VO2max25-30 mL/kg/min and randomly divided into two groups, namely IE (n=8, interval exercise) and CE (n=8, continuous exercise). Interval exercise and continuous exercise interventions were carried out at 08.00 a.m. for 40-45 minutes using a treadmill. The measurement of energy expenditure was using OMRON Caloriscan HJA-306-EW. Data analysis techniques used the Independent-Samples T Test with the Statistical Package for Social Science (SPSS). The results obtained mean energy expenditure on IE (251.750±19.775) kcal and CE (278.750±23.334) kcal (p=0.026). Based on the results of the study concluded that continuous exercise increases energy expenditure compared to interval exercise in obese women.
Pendahuluan : Pliometrik merupakan bentuk latihan strength and conditioning yang sangat populer dan telah dipelajari secara ekstensif selama beberapa dekade terakhir. Latihan pliometrik dapat meningkatkan kelincahan, komponen penting dalam permainan sepak bola. Namun, efek latihan pliometrik terhadap peningkatan kelincahan masih menjadi perdebatan. Tujuan: untuk membuktikan efek latihan pliometrik terhadap peningkatan kelincahan pada atlet dengan riwayat cedera kronik ankle sprain. Metode: Penelitian ini adalah pre-eksperimen dengan rancangan penelitian One Groups Pretest-Posttest Design. Sebanyak 12 remaja laki-laki usia 16 – 19 tahun, indeks masa tubuh (IMT) 18 – 23 kg/m2, tekanan darah normal, denyut jantung istirahat normal dan memiliki riwayat cedera ankle sprain melalui hasil pemeriksaan Chronic Ankle Instability Tools (CAIT), Foot and Ankle Ability Measure (FAAM), Sports Subscale, Single Hop Test and Multiple Hop Test) dengan hasil positif ikut berkontribusi dalam penelitian. Intervensi latihan pliometrik (Mini Hurdle, Z-Drill dan Y-Shaped) dilakukan 4 kali/minggu selama 4 minggu dan dilakukan pada pukul 07.00–09.00 WIB. Pengukuran kelincahan dilakukan sebelum dan setelah 4 minggu latihan pliometrik dengan menggunakan T-Test (satuan detik). Hasil: Hasil penelitian menunjukkan terdapat peningkatan signifikan kecepatan kelincahan antara pretest vs. posttest (p ? 0,001) Kesimpulan: Berdasarkan hasil penelitian disimpulkan latihan pliometrik yang dilakukan 4x/minggu selama 4 minggu efektif dalam meningkatkan kecepatan kelincahan
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2025 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.