Abstrak: Anemia adalah suatu keadaan dimana kadar hemoglobin (Hb) atau jumlah eritrosit lebih rendah dari kadar normal. Pada wanita hamil dikatakan mengalami anemia jika kadar Hb <11 g/dl. Data Riskesdas (2013) prevalensi anemia pada ibu hamil di Indonesia sebesar 37,1% [1]. Anemia dapat menyebabkan komplikasi yang lebih serius bagi ibu dalam kehamilan, persalinan dan nifas yaitu dapat megakibatkan abortus, partus prematurus, kelahiran bayi prematur, berat bayi lahir rendah, perdarahan postpartum karena atonia uteri, syok, dan infeksi intra partum maupun postpartum (Depkes RI, 2010). Data di Provinsi NTB tahun 2015 sebanyak 56,5 % ibu hamil terkena anemia. Puskesmas Ampenan merupakan puskesmas yang memiliki kasus anemia tertinggi di Kota Mataram yaitu sebesar 16,67% (139 kasus). Tujuan penelitian diketahuinya faktor risiko yang mempengaruhi kejadian anemia pada ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Ampenan. Desain penelitian yang digunakan adalah cross sectional, dilaksanakan di Puskesmas Ampenan. Sampel penelitian semua ibu hamil yang anemia di wilayah kerja Puskesmas Ampenan sebanyak 64 orang. Teknik pengambilan sampel secara total sampling. Analisis data meliputi analisis univariat dan bivariat dengan uji Chi Square dengan tingkat kemaknaan p< 0,05. Hasil penelitian analisis bivariat menunjukkan bahwa ada hubungan yang bermakna antara usia ibu dengan anemia (p value 0,017 < 0,05), dan tidak terdapat hubungan yang bermakna secara statistik antara paritas dengan kejadian anemia pada ibu hamil (p value 0,092 > 0,05). Disimpulkan usia ibu yang berisiko (< 20 tahun dan > 35 tahun) dapat menyebabkan anemia dalam kehamilan.
Komplikasi kehamilan dan persalinan penyebab utama kematian wanita pada usia reproduksi. Lebih dari satu wanita meninggal setiap menit dari penyebab komplikasi, atau ini berarti 585.000 wanita meninggal setiap tahun. AKI di Indonesia secara nasional sebesar 390 per 100.000 kelahiran hidup dan merupakan angka tertinggi dibanding dengan Negara-negara ASEAN lainnya (SDKI, 2013), dengan meningkatnya pengetahuan tentang tanda bahaya pada kehamilan, maka dapat membantu menurunkan AKI, karena ibu hamil memiliki bekal informasi tempat pelayanan kesehatan sebagai upaya deteksi dini. Tujuan pengabdian ini untuk memberikan penyuluhan tentang tanda-tanda bahaya pada ibu hamil. Metode Pengabdian ini menggunakan jenis observasional dengan rancangan cross sectional. Sasaran responden pengabdian yaitu ibu hamil trimester I, II dan III sejumlah 25 responden yang berada di Wilayah Kerja Puskesmas Karang Pule. Teknik pengambilan sampel dengan aksidental sampling, pelaksanaan pengabdian dengan melakukan pre test dan post test tentang pengetahuan ibu hamil sebelum diberikan penyuluhan dan setelah diberikan penyuluhan. Hasil Pengabdian ini didapatkan pengetahuan responden tentang tanda-tanda bahaya kehamilan mengalami peningkatan dengan nilai rata-rata pre test sebesar 7.8 menjadi 9.2 saat post test dan keseluruhan responden memiliki pengetahuan baik sebanyak 25 responden (100%). Kesimpulan dari pengabdian ini bahwa didapatkan pengaruh baik dari hasil penyuluhan tentang tanda-tanda bahaya kehamilan pada seluruh responden.
Semakin tinggi pengetahuan ibu tentang tanda bahaya dalam kehamilan, maka semakin rendahnya kejadian bahaya pada ibu hamil. Tujuan untuk mengetahui gambaran tingkat pengetahuan ibu hamil tentang tanda-tanda bahaya kehamilan trimester I di Puskesmas Karang Pule. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah semua ibu hamil trimester I yang datang berkunjung ke Puskesmas Karang Pule tahun 2016. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah teknik non probability dengan metode accidental sampling sehingga sampel yang diambil sebesar 30 orang dengan pertimbangan batas minimal sampel yang ditetapkan. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara mengunakan alat bantu kuesioner. Analisis data dilakukan dengan menggunakan analisis univariat. Hasil penelitian menunjukan bahwa sebagian besar responden besar responden berusia 20-35 tahun sebanyak 23 orang (76,7%), berpendidikan dasar sebanyak 19 orang (63,3%), tidak bekerja sebanyak 20 orang (66,7%), sedangkan dari segi tingkat pengetahuan responden diketahui sebagaian besar berpengetahuan cukup dan berumur 20-35 tahun, berpendidikan dasar dan tidak bekerja. Gambaran tingkat pengetahuan ibu hamil tentang tanda-tanda bahaya kehamilan trimester I di Puskesmas Karang Pule tahun menunjukkan sebagian besar responden berpengetahuan cukup dan berumur 20-35 tahun, berpendidikan dasar dan tidak bekerja.
Kematian ibu di Indonesia masih didominasi oleh tiga penyebab utama kematian, yaitu perdarahan (30.3%), hipertensi dalam kehamilan (27.1%), dan infeksi (7.3%) (Kemenkes RI, 2014). Prevalensi ibu hamil yang mengalami KEK di Indonesia sebesar 23.4% (Kemenkes, 2013), sedangkan di Provinsi NTB sebesar 26,7%. Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kota Mataram (2016), rata-rata prevalensi ibu hamil KEKdi Kota Mataram yaitu 6.09% mengalami peningkatan menjadi 13.3% pada tahun 2017. Pada ibu, KEK meningkatkan terjadi kematian dan peningkatan angka kesakitan seperti anemia, pendarahan pasca melahirkan. Tujuan pengabdian ini untuk pencegahan KEK pada ibu hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Karang Pule. Metode pengabdian ini menggunakan metode penyuluhan gizi terhadap ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Karang Pule yang berjumlah 20 orang. Adapun mitra dalam kegiatan ini yaitu bidan desa, kader dan tokoh masyarakat. Kegiatan ini dilakukan dalam tiga tahap. Tahap pertama yakni pemaparan, tahap kedua yakni pengukuran TB dan BB dan tahap ketiga yakni tanya jawab. Hasil pengabdian ini disambut sangat antusias, ibu hamil melontarkan beberapa pertanyaan terkait gizi ibu hamil, isi piringku dan status gizi ibu hamil. Sebagian besar ibu hamil paham dengan penyuluhan yang diberikan. Kesimpulan pengabdian ini pendidikan gizi dapat meningkatkan pengetahuan untuk pencegahan KEK pada ibu hamil.
ABSTRAKSecara global dilaporkan 51.857 kasus konfimasi di 25 negara dengan 1.669 kematian (CFR 3,2%). Jumlah pasien positif Covid-19 di Provinsi NTB sampai tanggal (30/6/2020) sebanyak 1.245 orang, dengan perincian 825 orang sudah sembuh, 65 meninggal dunia, serta 355 orang masih positif dan dalam keadaan baik. Sedangkan jumlah pasien positif Covid-19 di Kota Mataram sebanyak 531 orang, dengan perincian 189 sedang dirawat, 310 orang sudah sembuh, 32 meninggal dunia. Tujuan pengabdian ini untuk mencegah penyebaran coronavirus (COV) di wilayah kerja Puskesmas Karang Pule Kegiatan penyuluhan ini menggunakan video cara Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS) Kemenkes dimana peserta pengabdian yang hadir berjumlah 20 orang. Kegiatan ini dilakukan dalam tiga tahap. Tahap pertama yakni pembagian kuesioner dan pemaparan, tahap kedua yakni Praktek Cuci Tagan Pakai Sabun dan tahap ketiga yakni tanya jawab serta pembagian kuesioner post test. Kegiatan pengabdian ini disambut sangat antusias, ibu melontarkan beberapa pertanyaan terkait Cuci Tangai Pakai Sabun dan pembuatan cairan disinfektan Sebagian besar ibu paham dengan penyuluhan yang diberikan. Penyuluhan ini dapat meningkatkan pengetahuan ibu dengan kategori pengetahuan baik sebesar 90 % (18 0rang) tentang Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS) untuk pencegahan coronavirus .Kata kunci: Penyuluhan; Cuci Tangan Pakai Sabun; Pencegahan Coronavirus. ABSTRACTGlobally, 51,857 confirmed cases were reported in 25 countries with 1,669 deaths (CFR 3.2%). The number of Covid-19 positive patients in NTB Province as of (6/30/2020) was 1,245 people, with details of 825 people recovered, 65 dead, and 355 people still positive and in good condition. While the number of positive patients Covid-19 in the city of Mataram was 531 people, with the details of 189 being treated, 310 people were cured, 32 died. The purpose of this service is to prevent the spread of coronavirus (COV) in the working area of Karang Pule Health Center. This counseling activity uses a video on how to wash hands with soap (CPTS) from the Ministry of Health where there are 20 community service attendees. This activity is carried out in three stages. The first stage is the distribution of questionnaires and exposure, the second stage is the Practice of Washing with Soap and the third stage is the question and answer session and the distribution of post test questionnaires. This service was welcomed with great enthusiasm, the mother asked a number of questions related to washing Tangai with soap Most of the mothers understood the counseling given. This counseling can increase the knowledge of mothers with good knowledge categories by 90% (18 people) about Handwashing with Soap (CTPS) for the prevention of coronavirus. Keywords: Counseling; hand washing behavior with soap; Coronavirus Prevention.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.