The controversy of using L1 or L2 only in second language classes has been widely discussed in many studies. Some teachers, however, opt for the middle ground by employing the bilingual approach; they practice code switching to some extent to facilitate teaching learning process. In the context of BIPA teaching and learning this issue has not been sufficiently addressed. Therefore, this study seeks to explore the teachers as well as the students' attitude towards the practice of codeswitching in BIPA classes, specifically in the basic level classes. The factors behind its practice will also be discussed in the light of its benefit and hindrance for teaching learning process. This study employed a quantitative research design by conducting a survey and a qualitative research design by interpreting the result of the interview with the teachers and students. In general the study indicates the need of code-switching to support teaching and learning process, especially for the beginner level classes.Keywords: attitudes, code-switching, BIPA , L1, L2, teaching and learning process Abstrak Kontroversi penggunaan hanya bahasa pertama atau bahasa kedua dalam kelas bahasa kedua telah banyak dibahas dalam banyak penelitian. Meskipun demikian, sebagian pengajar memilih jalan tengah dengan menggunakan pendekatan dwibahasa; mereka menggunakan alih kode sampai kadar tertentu untuk memudahkan proses belajar mengajar. Dalam konteks belajar mengajar BIPA isu ini kurang banyak dibahas. Karena itu, studi ini ingin mengkaji sikap para pengajar maupun pelajar terhadap praktek alih kode di kelas BIPA, khususnya di kelas tingkat dasar. Faktor-faktor di balik praktek tsb juga akan dibahas
<p>Language is very important in communication since it is the main means to deliver a message. A message can be effectively communicated if both speakers and listeners use a comprensible language. The purpose of this paper is to describe the existence of language in communication by using an interdisciplinary approach. </p><p><strong>BAHASA INDONESIA ABSTRACT: </strong>Bahasa sangat penting dalam komunikasi karena merupakan alat utama untuk menyampaikan sebuah pesan. Pesan yang disampaikan dalam komunikasi akan efektif bila menggunakan bahasa yang dimengerti dan dipahami baik oleh komunikator maupun komunikan. Tujuan penulisan ini untuk mendeskripsikan eksistensi bahasa dalam komunikasi dengan menggunakan pendekatan interdisipliner.</p>
The existence of language in political communication is very interesting to study. Language is no longer viewed neutrally. The meaning of words, phrases, clauses, sentences, and paragraphs must be understood and understood more than literal meaning, literal meaning, or grammatical meaning. The meaning of language is always obedient to its users in political communication. It can be said that in the practice of political communication, language is always used which is very dynamic and flexible according to the context, situation, and goals of the communicator. Language has power in political communication. Language, on the one hand, has the meaning of agreement as an instrument and expresses symptoms that occur socially which are always free from intervention by power. On the other hand, language can be an instrument capable of presenting itself and providing space and as an arena for various interests and powers. Thus, the existence of language becomes symbols and signs that always present a very specific interest in political communication. Language can shape and educate all human life. In political communication, language is not a neutral tool. Language has the power to always change, the power of language that can destroy, and also can build. So language has a very prominent power in meaning, value, and purpose in the language itself in communicating. Here the level of language use begins to shift; starting from the use of words, the use of statements, the use of text and finally the context itself. In other words, more clearly, the words in the language of a ruler or those who are in power must be able to relate to the context. Likewise, statements in language as a ruler must also be in accordance with the context; Likewise a text that is displayed in the news, in addition to the autonomy of a text, the text must also originate from a context. Language and political communication are highly dependent on “words”, “sentences”, “text” and “context”. the essence of political communication, the expression of the truth of human life as a human being as a communicant in a society that uses a very diverse language in which it is a creature that speaks, a creature who speaks, a creature that has an interest in political communication. Language has power in political communication. This article is written to describe the existence of language in political communication using an interdisciplinary approach.
Plagiat merupakan salah satu tindakan malakademik yang berdampak buruk pada kualitas karya tulis yang dihasilkan. Di kalangan siswa plagiat seakan menjadi sebuah budaya atau kebiasaan yang sangat sulit dihilangkan karena berbagai macam alasan. Fenomena plagiat terjadi di kalangan siswa SMK Katolik St.Mikael Surakarta. Oleh karena itu, diperlukan mitigasi dini dan tindakan konkret agar plagiat dapat diminimalisasi. Oleh karena itu, tujuan PkM ini adalah memberikan wawasan kepada siswa SMK Katolik St. Mikael Surakarta dengan memberikan webinar tentang pengenalan dan pembelajaran tentang hal-hal yang mendasari suatu tindakan plagiat sehingga para siswa menyadari praktik akademik yang baik dan cara yang tepat untuk menghindari plagiat. Adapun hasil yang diperoleh dari kegiatan pengabdian ini antara lain (1) siswa mendapatkan pemahaman yang lebih jelas tentang plagiat yang terbukti dari perbedaan hasil pretes dan postes yang diberikan, (2) siswa semakin mengenal jenis kutipan yaitu kutipan langsung dan kutipan tidak langsung serta mengetahui prinsip dan model-model sitasi yang tepat, (3) siswa mendapatkan pemahaman yang utuh tentang prinsip dan teknis melakukan parafrasa, dan (4) siswa mendapatkan cara lain untuk meminimalisasi tindakan plagiat dengan cara OCIE (Observation, Citation, Interpretation, Evaluation) Kata Kunci: Karya Tulis Ilmiah, Plagiat, SMK Katolik St. Mikael Surakarta
Pelaksanaan penelitian tindakan sekolah ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan guru dalam menggunakan aplikasi Quiziz pada pembelajaran blended learning melalui pelaksanaan kegiatan pendampingan guru. Subjek penelitian adalah 9 guru di SD Negeri Rejosari 02. Teknik pengumpulan data dengan teknik observasi dan dokumentasi.Analisis data dilakukan dengan teknik deskriptif komparatif.Penjelasan mengenai peningkatan kemampuan guru dalam menggunakan aplikasi Quiziz pada pembelajaran blended learning pada kondisi awal sebesar 45,42 dan hanya masuk dalam kualifikasi KURANG, dan pada pelaksanaan siklus pertama menunjukkan hasil angka nilai rata-rata 69,72 dalam kualifikasi C atau CUKUP dan pada akhir siklus kedua meningkat menjadi 91,67 dalam kualifikasi nilai SANGAT BAIK. Dari segi peningkatan kemampuan guru dalam menggunakan aplikasi Quiziz pada pembelajaran blended learning secara individual menunjukkan peningkatan, karena pada siklus pertama ada 5 guru 55,56% yang memenuhi kriteria keberhasilan yaitu masuk dalam kategori BAIK, pada siklus kedua semua guru dinyatakan meningkat keterampilannya dalam menggunakan aplikasi Quiziz pada pembelajaran blended learning, karena dari 9 guru terdapat 6 guru atau 66,67% yang memenuhi kriteria keberhasilan yaitu masuk dalam kategori SANGAT BAIK dan 3 guru atau 33,33% dalam kriteria nilai BAIK. Melihat data perolehan hasil penelitian dalam kegiatan Penelitian Tindakan Sekolah ini, dapat disimpulkan bahwa pendampingan yang dilakukan oleh kepala sekolah terhadap 9 guru di SD Negeri Rejosari 02 dinyatakan BERHASIL meningkatkan kemampuan guru dalam menggunakan aplikasi Quiziz pada pembelajaran blended learning
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.