Dug well water generally is a daily source of domestic water used by most households in Indonesia. However, the well water excavation does not meet the quality of health standards. Contamination of microorganism in dug well water occurs due to the distance of wells with septic tank, household waste disposal and animal husbandry. One of the bioindicators of contaminated groundwater is the presence of Coliform bacteria in large quantities, such as Escherichia coli, which potentially cause various diseases in human. The objective of this study was to determine the biological contamination of dug wells water in Ungga, Iting Bengkel Village, Central Lombok. This study was observational study and sampling method used purposive sampling with the number of samples was 6 dug wells. The biological contamination indicator was determined by calculating the index of Most Probable Number (MPN) Coliform. The laboratory analysis included the analysis Escherichia coli by MPN. The result showed that a total of 6 wells with distance 3.45 meters and 4.70 meters against septic tank has MPN coliform value 1898 per 100 ml. The result of water samples from 2 dug wells has contaminated by Escherichia Coli and has reached amount 14 per 100 ml (A3) and 16 per 100 ml (B3).

Among the primary vectors of infections agent involved in the case of dengue epidemic, are the Culicidae-insect, Aedes albopictus, capable of introducing themselves in urban core. This study performed a survey mosquitos species by catching their egg using ovitrap installed within seven regions in residential area of Sandubaya District, Lombok, Indonesia. The collected samples were identified and was analyzed its abundance then mapped using geographical information system. The most abundance of Ae. albopictus was found in Selagalas and Abian Tubuh with relative abundance value were 100% and 97.5% respectively. Spatial analysis showed that the site with highest abundance of Ae. albopictus presented lowest species distribution (15%). This finding was associated with densities population and existence of home industry which was centered at certain sites. This such an environment provides infesting are for dengue vector, thus surveillance for controlling dengue vector in those areas is a necessary.

Infeksi virus dengue (DENV) merupakan infeksi yang menjadi salah satu masalah kesehatan utama di dunia dan salah satu infeksi yang sangat berbahaya terutama dinegara tropis seperti Indonesia.Infeksi dengue disebabkan oleh 4 serotipe virus dengue (DENV-1, DENV-2, DENV-3, dan DENV-4). Virus dengue serotipe 3 (DENV-3) merupakan serotipe dengan karakteristik lebih virulen. Sampai saat ini belum tersedia vaksin dan obat untuk pencegahan dan pengobatan infeksi virus dengue, sehingga penelitian penemuan obat demam berdarah sangat penting dilakukan, akan tetapi pengujian virus dengue pada kultur sel atau cell-line masih banyak mengalami kendala. Salah satu kendala yang sering dijumpai peneliti dalam pengujian senyawa tertentu terhadap virus dengue yaitu virus tersebut tidak mampu berkembang secara optimal pada beberapa jenis kulturcell-line, sehingga dilakukan pengujian untuk mengetahui viabilitas virus dengue pada beberapa kultur cell-line. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kulturcell line yang paling cocok digunakan untuk berbagai pengujian infeksi DENV-3.

Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan salah satu penyakit yang berbahaya dan dapat mengakibatkan kematian. DBD disebabkan oleh infeksi virus dengue yang ditemukan hampir di seluruh dunia dengan iklim tropis, termasuk Indonesia. Penyakit ini ditularkan melalui vektor nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus. Kota Mataram menempati urutan tertinggi kasus DBD dan angka kematian akibat DBD di wilayah Nusa Tenggara Barat. Salah satu cara yang cukup efektif untuk mencegah dan mengendalikan terjadinya DBD adalah dengan memutus rantai penularannya yaitu melalui pengendalian vektor penyakit tersebut. Langkah awal dan penting dalam pengendalian penyakit DBD adalah menentukan pemetaan sebaran vektornya. Tujuan penelitian ini adalah memetakan sebaran vektor virus dengue di Kecamatan Sandubaya Kota Mataram Provinsi Nusa Tenggara Barat. Jenis penelitian ini merupakan observasional deskriptif analitik dengan metode sampling yaitu purposive sampling. Koleksi data dilakukan dengan memasang ovitrap di seluruh Kelurahan di Kecamatan Sandubaya, kemudian data dianalisis dan dipetakan menggunakan software QGIS 2.18.12. Hasil identifikasi dan analisis data menunjukan bahwa sebaran nyamuk vektor virus dengue terdapat di 6 dari 7 Kelurahan di Kecamatan Sandubaya dengan frekuensi keterdapatan spesies Aedes aegypti dan Aedes albopictus sangat tinggi adalah 85,71 %, serta kelimpahan seluruh jenis nyamuk di Kecamatan Sandubaya adalah 4117.Kata Kunci: Vektor Dengue, Nyamuk Aedes, Mataram, GIS