Penyakit Covid 19 merupakan penyakit saluran pernafasan akut yang parah. Penyakit Covid 19 sudah menyebar ke seluruh dunia termasuk Indonesia dan sudah menjadi pandemi. Perlu dilakukan uoaya pencegahan penularan untuk semua kelompok, termasuk siswa Sekolah Dasar (siswa SD). Patuh protokol kesehatan Covid 19 merupakan salah satu upaya pencegahan covid 19. Protokol kesehatan Covid 19 antara lain terdiri dari mencuci tangan pakai air mengalir dan sabun, memakai masker, menjaga jarak, menghindari kerumunan dan peningkatan daya tahan tubuh. Predisposisi merupakan salah satu faktor pembentukan perilaku termasuk perilaku patuh terhadap protokol kesehatan covid 19. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan faktor predisposisi dengan kepatuhan terhadap protokol kesehatan covid 19. Penelitian dilakukan secara crossectional. Sampel peneliitian adalah 441 siswa SD di Kota Bandung. Pengumpulan data dengan wawacancara. Data di analisis statistik univaribel, bivariabel dan multivariabel. Hasil penelitian menemukan bahwa siswa SD Kota Bandung yang patuh terhadap protokol kesehatan sebesar 54,0%. Faktor predisposisi yang berhubungan signifikan dengan kepatuhan terhadap prokotol kesehatan covid 19 adalah pengetahuan ( p =0,0001), sikap (p =0,003) dan keyakinan ( p =0,0001). Kesimpulan belum semua siswa SD di Kota Bandung patuh protokol kesehatan covid 19, sehingga berisiko untuk tertular covid 19 jika dilakukan pembelajaran tatap muka.
Not infectious disease (PTM) have become a health problem for every country. One of the main contributors who use PTM is food control, by consuming foods that contain inulin (bengkuang tubers) and anthocyanins (dragon fruit). Intermittent food products consisting of velva become more effective because in one product already has a lot of special nutritional content of inulin and anthocyanin fibers. The design of this study was experimental with a completely randomized design (CRD). The research method uses hedonic tests, spectrophotometry for anthocyanin levels, and literature tests for inulin fiber levels. This study involved 30 panelists who were apparently students of the Nutrition Department of the Poltekkes Bandung. This product formulation consists of three dragons and bengkuang, which is counterpart 1 (30%: 70%), counterpart 2 (70%: 30%), and counterpart 3 (50%: 50%). The hedonic test results showed that the level of preference consisted of counterpart 2 and the Kruskal-Wallis test results showed differences between the aspects of color, taste, and aroma with a value of p <α and also none in the design of the texture with p> α. The level of anthocyanin product serving is 6.04 mg and can fulfill 81% of the anthocyanin requirement by consuming two serving sizes. While the level of inulin per serving amounted to 2.1 g and can meet the needs of inulin at least a day from 350% snack.
Obesitas merupakan suatu keadaan terjadinya penumpukan lemak dalam tubuh secara berlebihan. Serat dan antosianin memiliki efek yang menguntungkan pada obesitas. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh imbangan tepung oat dan tape ketan hitam terhadap aspek organoleptik, kadar serat, dan kadar antosianin produk. Desain penelitian ini menggunakan studi eksperimental dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL). Metode penelitian ini menggunakan uji hedonik pada 30 orang panelis untuk mengetahui sifat organoleptik, pH differensial untuk kadar antosianin, dan enzimatis gravimetrik untuk kadar serat. Imbangan antara tepung oat dan tape ketan hitam yang didapat yaitu F1 (30:70), F2 (50:50), F3 (70:30). Produk dengan F2 unggul pada semua aspek organoleptik meliputi warna, aroma, tekstur, rasa, dan overall. Hasil uji Kruskal Wallis menunjukan adanya perbedaan bermakna pada aspek tekstur produk. Kadar antosianin yang terkandung dalam produk yaitu 5,72mg/100 gram dan kadar serat yang terkandung dalam produk sebesar 7,36%. Diharapkan dilakukan penelitian lanjutan untuk mengetahui efektifitas Cookies oat tape ketan hitam terhadap sampel dengan obesitas.
WHO menyatakan kegemukan merupakan suatu epidemi global. Kacang merah merupakan salah satu bahan pangan yang memiliki kandungan serat dan flavonoid. Pengolahan kacang merah menjadi yoghurt memiliki kemampuan menurunkan kolesterol. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peran yoghurt kacang merah dalam menurunkan kadar kolesterol total pada remaja kegemukan. Desain studi eksperimental dengan dua kelompok. Populasi pada penelitian ini adalah remaja kegemukan. Sampel diambil dengan cara purposive sampling, sampel diambil 13 orang pada kelompok perlakuan dan 13 orang pada kelompok kontrol. Kelompok perlakuan adalah remaja kegemukan yang diberikan yoghurt kacang merah, sedangkan kelompok kontrol adalah remaja kegemukan yang diberikan edukasi gizi. Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari-Maret 2019. Data dikumpulkan meliputi jenis kelamin, usia, aktivitas fisik, status gizi, dan data asupan makan yang meliputi asupan lemak jenuh, kolesterol, dan serat. Data kadar kolesterol total sebelum dan sesudah pemberian yoghurt kacang merah selama 14 hari. Hasil menunjukkan bahwa kolesterol darah total ada penurunan bermakna pada kelompok perlakuan (p= 0,013). Kolesterol total tidak ada penurunan bermakna pada kelompok kontrol (p= 0,441). Perubahan kadar kolesterol total tidak ada penurunan bermakna antar kelompok perlakuan dan kelompok kontrol (p= 0,107). Ada perubahan penurunan kadar kolesterol total sebelum dan sesudah intervensi pada kelompok perlakuan secara bermakna. Tidak ada perubahan penurunan kolesterol total antar kelompok perlakuan dan kelompok kontrol. Sampel disarankan untuk mengkonsumsi yoghurt kacang merah 225 ml untuk membantu menurunkan kadar kolesterol total.
ABSTRAK: Penyakit hipertensi dan penyakit yang ditimbulkan akibat hipertensi menunjukkan kecenderungan meningkat. Berdasarkan RISKESDAS 2013, prevalensi hipertensi mencapai 25,8% dan mengalami peningkatan menjadi 34,1% pada 2018. Menjaga asupan makanan atau berdiet merupakan salah satu cara dalam penatalaksanaan hipertensi. Diet yang paling banyak diterapkan pada penderita hipertensi adalah Diet Rendah Garam dan Diet DASH sedangkan pada penderita prehipertensi digunakan Diet DAPH yang merupakan modifikasi diet DASH yang bertujuan untuk menjaga tekanan darah pada penderita prehipertensi agar tetap normal. Diet DAPH adalah diet yang kaya akan konsumsi sayur dan buah namun pada umumnya kebiasaan makan orang Indonesia masih kurang mengkonsumsi sayur dan buah sehingga dilakukan modifikasi diet DAPH dengan ditambahkan Cincau Hijau untuk membantu menurunkan tekanan darah. Tujuan penelitian ini mengetahui pengaruh pemberian Diet DAPH (Dietary Approaches to Prevent Hypertension) termodifikasi dan pemberian Cincau Hijau (premna oblongifolia Merr) terhadap penurunan tekanan darah pada penderita prehipertensi dewasa. Penelitian ini menggunakan quasi experiment, dengan kelompok intervensi dan kelompok kontrol. Jenis yang digunakan adalah two group pretest-posttest with control group design. Penelitian dilaksanakan selama 2 minggu. Sampel sebanyak 38 orang prehipertensi dewasa. Hasil penelitian pemberian konseling diet DAPH termodifikasi -Cincau Hijau dapat menurunkan tekanan darah sistolik sebesar 10,89 mmHg (p=0,000) dan diastolik sebesar 4,78 mmHg (p=0,000). ABSTRACT: Hypertensive disease and diseases caused by hypertension indicate an increased tendency. Based on RISKESDAS 2013, the prevalence of hypertension reaches 25.8% and has increased to 34.1% in 2018. Maintaining food intake or dieting is one way in the treatment of hypertension. The most widely applied diet in patients with hypertension is a Diet Low in Salt and Diet DASH while in patients with prehypertensionused Diet DAPH which is a modification of diet DASH that aims to maintain blood pressure in sufferers prehypertension to keep it normal. Diet DAPH is a diet that is rich in vegetable and fruit consumption but in general the eating habits of Indonesians people still consume less vegetables and fruit so that the DAPH diet modifications are added with Green Grass to help lower the pressure Blood. The purpose of this research is to determine the influence of modified Dietary Approaches to Prevent Hypertension and Green Grass (Premna oblongifolia Merr) to decrease blood pressure in adult prehypertensive patients. The research uses quasi experiment, with intervention groups and control groups. The type used is two group pretest-posttest with control group design. Research was conducted for 2 weeks. Sample as much as 38 adult prehypertensive. The results of a modified diet counseling -Green Grass can lower systolic blood pressure of 10.89 mmHg (P = 0,000) and diastolic of 4.78 mmHg (P = 0,000).
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.