Penelitian mengenai formulasi cat tembok emulsi berbahan acrylic telah dilakukan. Penelitian ini bertujuan agar cat tembok yang dihasilkan dapat memenuhi 2 (dua) kriteria, yaitu memenuhi Standar Nasional Indonesia dan dapat diterapkan pada industri rumahan atau Industri Kecil Menengah (IKM). Pada penelitian ini cat tembok yang dihasilkan merupakan cat berbasis air dengan menggunakan bahan pengikat jenis acrylic dan bahan baku lain seperti titanium dioksida, kalsium karbonat, kaolin, tipol, ethylene glycol, ecocide, nofoam, texanol dan disloid. Pembuatan cat dilakukan dengan mencampurkan bahan baku dengan jumlah dan urutan tertentu sambil diaduk dengan waktu tertentu. Cat yang dihasilkan diuji terhadap parameter uji sesuai dengan persyaratan mutu pada SNI 3564:2009, “Cat Tembok Emulsi”. Berdasarkan hasil pengujian, cat tembok yang dihasilkan memiliki daya tutup (Pfund) 10 m2/L , berat jenis 1,48 g/mL, kehalusan 38 micron, kering sentuh 6 menit, kering keras 10 menit, padatan total 57,1 %berat, pH 8,13, kekentalan 106 KU, lolos uji ketahanan cuaca dan tidak mengandung logam berat. Dari hasil yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa cat yang dihasilkan memenuhi persyaratan SNI 3564:2009.Kata kunci: cat tembok, acrylic, logam berbahaya, IKM
Baut dengan dimensi yang relatif besar umum digunakan pada infrastrukur, misalnya di pelabuhan. Telah dilakukan investigasi kerusakan pada baut M64 Grade 10,9 yang mengalami patah antara bagian kepala dan batang. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui penyebab kerusakan agar kejadian serupa tidak terulang kembali. Oleh karena itu, dilakukan serangkaian pengujian, pemeriksaan, dan perhitungan terhadap tegangan yang bekerja. yaitu (1) pemeriksaan visual dan fraktografi, (2) pengujian komposisi kimia, dan (3) perhitungan analisa tegangan. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa sebagian besar permukaan patah didominasi oleh indikasi daerah beban berlebih (zona overload) yang menunjukkan patah getas dan terjadi seketika. Hal ini dibuktikan dengan ditemukan beberapa ratchet mark yang merupakan tipikal adanya konsentrasi tegangan. Kondisi ini sangat sensitif terhadap beban tarik pada saat pengencangan. Berdasarkan analisa permukaan patahan termasuk kategori menerima kombinasi beban tarik dan bending yang terkonsentrasi. Sedangkan berdasarkan perhitungan analisa tegangan membuktikan bahwa telah terjadi beban torsi berlebih (over-torquing) yang diterima oleh baut.Kata kunci: baut, konsentrasi tegangan, fraktografi, ratchet mark
A facile method for preparing hierarchical carbon composites that contain activated carbon (AC), carbon nanospheres (CNSs), and carbon nanotubes (CNTs) for use as the electrode material in supercapacitors (SCs) was developed. The CNS/CNT network enabled the formation of three-dimensional conducting pathways within the highly porous AC matrix, effectively reducing the internal resistance of an SC electrode. The specific capacitance, cyclability, voltage window, temperature profile during charging/discharging, leakage current, gas evolution, and self-discharge of the fabricated SCs were systematically investigated and the optimal CNS/CNT ratio was determined. A 2.5 V floating aging test at 70 °C was performed on SCs made with various hierarchical carbon electrodes. Electrochemical impedance spectroscopy, postmortem electron microscopy, Raman spectroscopy, X-ray diffraction, and X-ray photoelectron spectroscopy analyses were conducted to examine the electrode aging behavior. A hierarchical carbon architecture with an appropriate AC/CNS/CNT constituent ratio could significantly improve charge-discharge performance, increase cell reliability, and decrease the aging-related degradation rate.
Penelitian mengenai stabilisasi produksi baterai ion litium berdasarkan parameter kapasitas pengisian, kapasitas pelepasan dan efisiensi pengisian-pelepasan telah dilakukan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah prosedur pembuatan baterai ion litium ini dapat menghasilkan produk yang homogen. Pada penelitian material selanjutnya hal ini berguna untuk meyakinkan bahwa perubahan kualitas dari produk baterai yang dihasilkan merupakan pengaruh dari material, bukan karena variabel proses perakitan. Pada penelitian ini dipakai lembaran elektroda siap pakai untuk meniadakan pengaruh variasi bahan baku terhadap kualitas sel baterai yang dihasilkan. Sel baterai dibuat di laboratorium riset baterai B4T. Baterai dibuat sebanyak 3 batch dengan jumlah baterai 8 buah setiap batch. Baterai yang dihasilkan diuji dengan alat battery analyzer merek Berkeley buatan USA dengan arus 0,5 C pada saat constant-current charging dan voltase 4,2 V sewaktu constant-voltage charging selama 10 siklus pada saat uji kinerja dan arus 0,1 C pada saat pengisian awal. Hasil yang didapat adalah batch C menghasilkan sel-sel baterai yang lebih homogen yang ditandai dengan nilai varians dan simpangan baku yang paling kecil dibandingkan batch lainnya. Selain itu pada saat uji pengisian-pelepasan 10 siklus, batch C juga memperlihatkan kinerja yang lebih tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa proses yang dipakai pada batch C dapat menghasilkan sel baterai ion litium berkinerja baik dan homogen.Kata kunci: stabilisasi produksi, ion litium, kapasitas, efisiensi
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.