Penelitian bambu laminasi dengan menggunakan bahan berbentuk pelupuh (zephyr) dengan menggunakan perekat thermosetting yang artinya menggunakan kempa panas telah banyak dilakukan. Tetapi teknologi pembuatan bambu laminasi dengan menggunakan kempa dingin belum banyak dilakukan terutama berbahan baku bambu berbentuk pelupuh dengan menggunakan perekat poly urethane. Salah satu masalah penggunaan perekat ini adalah kekentalannya yang cukup tinggi sehingga menyulitkan pada proses pelaburan perekat pada bambu. Untuk mengatasi hal tersebut, dilakukan penelitian pembuatan bambu laminasi berbahan bambu berbentuk pelupuh yang dalam proses pembuatannya menggunakan perekat water based polymer-isocyanate (Koyobond) yang diencerkan dengan metanol. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh penambahan metanol terhadap sifat fisis dan mekanis bambu laminasi berbahan bambu berbentuk pelupuh. Dalam pembuatan panel bambu komposit dengan ukuran 85 cm x 40 cm x 5 cm dengan variasi berat labur 150 g/m2, 200 g/m2, dan 250 g/m2, serta variasi kadar metanol 1%, 3%, dan 5% dari berat perekat. Kemudian dilakukan pengujian sifat fisis dan mekanis. Hasil pengujian menunjukkan bahwa penambahan metanol dapat menurunkan penyerapan air dan pengembangan tebal, dan dapat meningkatkan sifat mekanisnya.
Lumpur Sidoarjo (LUSI), merupakan bahan mineral yang dikeluarkan dari dalam bumi akibat kegagalan teknis dalam pengeboran (eksplorasi) migas yang terjadi di Porong Sidoarjo sejak tahun 2006. Bahan ini berbentuk butiran halus, berwarna abu-abu kehitaman, sangat plastis dan memiliki nilai susut kering yang tinggi. Unsur kimia yang terkandung didominasi oleh silika (> 50%), alumina (26%) dan beberapa unsur lain seperti besi, kalsium dan magnesium dengan jumlah yang relatif kecil. Dalam upaya pemanfaatannya, dicoba untuk dikembangkan sebagai bahan bangunan seperti bata merah dan genteng keramik melalui proses pembakaran sehingga diperoleh produk yang keras dan stabil. Kare na sifat teknis dari bahan dasar yang kurang baik, maka untuk memperbaikinya perlu ditambahkan bahan penyetabil yang dalam penelitian ini menggunakan fly ash sebanyak 10 sampai 40% dari berat bahan. Proses pembentukan bata dan genteng dilakukan setelah bahan baku dicampur dengan air sampai menjadi adonan yang lembab dan dibentuk dengan menggunakan alat cetak. Dari hasil penelitian diperoleh data bahwa untuk pembuatan bata suhu bakar minimum adalah 800 oC dan untuk pembuatan genteng harus mencapai suhu bakar 1000 oC dengan waktu sintering selama 3 jam menghasilkan bata merah dan genteng yang kedap dan kuat. Dengan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa lumpur tersebut dapat dikembangkan sebagai bahan bangunan keramik seperti bata merah dan genteng dengan menambahkan abu batubara.
Mikro lumpur Sidoarjo (mikrolusi) merupakan bahan yang sangat halus dengan kehalusan butir lolos saringan No. 200 (0,074 mm) bersifat pozolanik dan dapat bereaksi dengan kapur padam dengan bantuan air sehingga membentuk masa yang padat dan keras dalam suhu kamar. Bahan ini dihasilkan dari lumpur Sidoarjo melalui proses pembakaran pada suhu sintering dan penghalusan dengan alat dishmill serta pengayakan dengan ayakan standar. Karena bentuk fisiknya yang halus serta bersifat pozolanik maka akan dikembangkan sebagai bahan substitusi atau pengganti sebagian semen dalam pembuatan mortar dan beton. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan data teknis mikro lusi yang memenuhi syarat SNI 2460:2014 atau ASTM C618-14ª, dan dapat digunakan sebagai bahan pengganti semen (cement substitution) dalam pembuatan beton. Metode penelitian yang digunakan adalah eksperimental dengan melakukan pembakaran lumpur Sidoarjo dan membuat benda uji dengan berbagai proporsi campuran serta pengujian sifat fisis-mekanis, sehingga hasilnya dapat dilakukan analisis dan kesimpulannya. Dari hasil penelitian diperoleh suhu bakar 1000 oC dengan waktu selama 10 menit menggunakan tungku putar (rotarry kiln). Mutu mikro lumpur Sidoarjo (lusi) sangat baik dan memenuhi syarat SNI 2460:2014 – dengan kandungan SiO2 + AL2O3 + Fe2O3 > 70 % dan indeks kuat tekan sebesar 82 % (> 75 %). Sedangkan dalam pembuatan beton diperoleh kadar optimum mikro lusi sebagai pengganti semen sebesar 20 %
Pemanasan global telah menjadi permasalahan hampir di semua negara saat ini. Salah satu penyebabnya adalah emisi karbondioksida yang dihasilkan dari pembuatan semen. Pengurangan emisi karbondioksida dapat dilakukan dengan cara mengurangi penggunaan semen dalam pembuatan beton dan memanfaatkan material tambahan yang mempunyai sifat seperti semen sebagai bahan penggantinya. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penambahan abu terbang dan serbuk gergaji terhadap sifat fisik dan mekanik mortar ringan geopolimer. Dalam penelitian ini, bahan-bahan yang digunakan meliputi abu terbang, serbuk gergaji akasia mangium, pasir, agregat ringan, larutan Natrium hidroksida (NaOH) dan larutan Natrium Silikat. Perbandingan semen – pasir dan abu terbang – pasir yaitu 1 : 2 (berdasarkan berat) dengan rasio air-semen sebesar 0,25; 0,3 dan 0, 35, dengan variasi kadar serbuk gergaji yang dipakai adalah 10%; 20%, 30% dan 40%. Komposisi antara larutan Natrium hidroksida dan larutan Natrium Silikat adalah 1 : 2 (berdasarkan volume). Pengujian dilakukan setelah benda uji berumur 7 hari dan 28 hari untuk mortar geopolimer dan mortar kontrol. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggantian semen Portland dengan abu terbang serta penambahan larutan Natrium hidroksida dan larutan Natrium Silikat ke dalam campuran dapat meningkatkan kuat tekannya sampai 19,7 Mpa dibandingkan dengan kuat tekan mortar kontrol sebesar 15,3 MPa. Sedangkan penambahan kadar serbuk gergaji ternyata menurunkan kuat tekan menjadi 8,1 MPa.
Kayu yang dapat diperoleh saat ini sebagian besar adalah kayu cepat tumbuh yang mempunyai sifat -sifat dasar yang berbeda dengan jenis kayu komersial. Informasi dasar pemanfaatan kayu cepat tumbuh sebagai bahan baku dalam pembuatan papan partikel dengan perekat semen masih minim, sehingga untuk memperkaya informasi perlu dilakukan penelitian pemanfaatan kayu cepat tumbuh sebagai bahan bangunan alternatif seperti kayu akasia (Acasia mangium) dan sengon (Paraserienthes falcataria). Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan dan memanfaatkan seoptimal mungkin kayu cepat tumbuh sebagai komponen bahan bangunan alternatif pengganti kayu. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian eksperimental berupa pembuatan papan semen skala penuh berukuran 60 cm x 120 cm x 0,9 cm di kempa dingin dengan tekanan 30 kg/cm2 menggunakan mesin kempa dingin selama 1 menit untuk mencapai target kerapatan 1,15 gr/cm 3 kemudian di klem selama 24 jam. Komposisi semen dan bahan kayu yang digunakan adalah 1 : 2,75 dengan faktor air-semen sebesar 0,5;dan CaCl2 sebagai katalisator sebesar 2,5% dari berat semen. Hasil pengujian menunjukkan bahwa papan semen kayu cepat tumbuh dapat digunakan sebagai bahan bangunan alternatif, tetapi harus dikembangkan lebih lanjut dengan variasi komposisi yang lebih banyak dan adanya perlakuan pendahuluan terhadap partikel kayu yang akan digunakan.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.