Background: Since new media is developing, it is important to examine new media literacy, especially in the era of 4.0. The government’s public relations also need new media literacy since the government needs to establish a harmonic relationship with the public to achieve sympathy, trust, teamwork, and support in government policy implementation. Purpose: This research aims to evaluate the digital competence of members of government public relations in the Magelang government apparatus forum. Methods: Digital competence is measured by questionnaires of functional and critical prosuming. This research uses a quantitative survey method. The survey includes the assessment of beliefs, opinions, and characteristics by using questionnaires. Questionnaires are used to collect the data by using items of questions for respondents. The research object is the government apparatus in Magelang, while the respondents are government public relations officers. The quantitative method is expected to comprehensively describe digital literacy by government public relations officers in the Magelang government apparatus. Data analysis uses descriptive statistics. Conclusion: Based on data analysis, members of government public relations in the Magelang government apparatus forum agree that they have functional and critical prosuming. Implications: This research implies local government of Magelang to improve new media literacy for local government public relations so the government can achieve the public relations objective of harmonic relationship establishment with the public.
Masih sering kita melihat diskriminasi warna kulit yang terjadi di beberapa belahan bumi. Sejarah mencatat banyak kasus pelanggaran hak asasi manusia yang berkaitan dengan perbedaan warna kulit. Paham rasisme di berbagai belahan dunia seringkali dikaitkan dengan penindasan dan kekuasaan. Hal ini sering kita jumpai di film-film yang menayangkan realitas perilaku rasisme yang terjadi di lingkungan masyarakat. Film menjadi sebuah media untuk menyuarakan informasi yang mungkin tidak dapat langsung dikatakan karena dianggap sensitif, salah satunya adalah wacana rasisme. Film Blindspotting mengangkat tentang realitas yangterjadi di Oakland, California. Film ini menceritakan tentang bagaimana perilaku rasisme seperti diskriminasi dan stereotip yang diterima oleh masyarakat kulit hitam yang ada di kota tersebut. Penelitian ini bersifat kualitatif dengan menggunakan metode analisis wacana kritis Norman Fairclough untuk mengungkap wacana rasisme yang sering terjadi di kehidupan nyata. Teknik analisis data dalam penelitian ini adalah dengan mencari dimensi teks, nilai relasional, dan nilai ekspresif. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui wacana rasisme yang ada dalam film Blindspotting serta memberikan gambaran bagaimana analisis dari teori Norman Fairclough. Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa melalu dimensi teks muncul kata-kata rasisme seperti negro, nigga, dan monster. Nilai relasional yaitu kelompok hitam sering dicurigai sebagai masyarakat yang membahayakan. Pembuat film ini merepresentasikan nilai ekspresif, yaitu sikap rasisme antara lain prasangka, stereotip, diskriminasi, dan antisemitisme. Kata kunci: wacana kritis, rasisme, film, diskriminasi
Masih sering kita melihat diskriminasi warna kulit yang terjadi di beberapa belahan bumi. Sejarah mencatat banyak kasus pelanggaran hak asasi manusia yang berkaitan dengan perbedaan warna kulit. Paham rasisme di berbagai belahan dunia sering kali dikaitkan dengan penindasan dan kekuasaan. Hal ini sering kita jumpai di film-film yang menayangkan realitas perilaku rasisme yang terjadi di lingkungan masyarakat. Film menjadi sebuah media untuk menyuarakan informasi yang mungkin tidak dapat langsung dikatakan karena dianggap sensitif, salah satunya adalah wacana rasisme. Film“Blindspotting” mengangkat tentang realitas yang terjadi di Oakland, California. Film ini menceritakan tentang bagaimana perilaku rasisme seperti diskriminasi dan stereotip yang diterima oleh masyarakat kulit hitam yang ada di kota tersebut. Teknik analisis data dalam penelitian ini adalah dengan cara teks yang kemudian di analisis secara linguistik dengan memperhatikan kosakata, tata kalimat, dan semantik yang terdapat pada sebuah objek. Penelitian ini bersifat kualitatif dengan menggunakan metode analisis isi untuk mengungkap wacana rasisme yang sering terjadi di kehidupan nyata. Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa pembuat film merepresentasikan Sikap rasisme antara lain prasangka, stereotip, diskriminasi dan antisemitisme.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2025 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.