Ideologi khilafah merupakan sebuah ideologi yang kerap kali diinterpretasikan sebagai ideologi yang cukup radikal. Umumnya ideologi khilafah menyoroti isu-isu politik yang bertentangan dengan syariat Islam. Namun, kali ini ideologi khilafah juga menyoroti isu sosial, yaitu LGBT. LGBT merupakan isu yang kontroversial secara global. Sementara ideologi khilafah merupakan sebuah paham yang konsepnya bertentangan dengan negara Indonesia. Penyebaran ideologi khilafah sudah dilarang oleh pemerintah Indonesia. Namun eksistensinya masih hadir dalam rupa yang baru, yaitu pada sebuah buletin bernama KAFFAH. Kajian ini akan mengungkapkan bagaimana LGBT direpresentasikan dalam perspektif ideologi khilafah. Data dalam penelitian ini berasal dari artikel tentang LGBT pada media Kaffah, edisi 025 yang dirilis pada 26 Januari 2018. Selanjutnya data dikaji secara kualitatif dengan metode analisis deskriptif. Penelitian ini menggunakan pendekatan teori Transitivitas sebagai teori yang menyatakan bahwa bahasa merupakan representasi dari pengalaman manusia. Transitivitas ini berfokus pada tiga komponen, yaitu proses, partisipan, dan sirkumtan. Berdasarkan uraian Transitivitas, diketahui bahwa dalam perspektif ideologi khilafah, LGBT bukan hanya direpresentasikan sebagai masalah sosial, tapi juga sebagai implikasi dari tidak adanya Undang-undang yang bersumber dari hukum Islam yang secara eksplisit dapat menjerat LGBT. The khilafah ideology is an ideology that is often interpreted as a fairly radical ideology. Generally, the ideology of the khilafah highlights political issues that are contrary to Islamic law. However, the Khilafah ideology also highlights social issues, namely LGBT. LGBT is a controversial issue globally. While the khilafah ideology is a concept that is contrary to the Indonesian state. The Indonesian government has banned the spread of the khilafah ideology. But its existence is still present in a new form such as a bulletin called KAFFAH. This study aims to describe how LGBT is represented in the perspective of khilafah. The data of this study is a KAFFAH bulletin article, 025 editions, which released on January 26, 2018. Furthermore, the data were analyzed qualitatively by descriptive analysis methods. This study uses the Transitivity theory approach as a theory which states that language is a representation of human experience. The Transitivity focuses on three components; process, participants, and circumstance. Based on the description of Transitivity, LGBT is not only represented as a social problem but also as an implication of the absence of laws that originate from Islamic law which can explicitly ensnare LGBT.
Kegiatan ini bertujuan untuk memperkenalkan materi dasar bahasa Indonesia dan Arab bagi siswa usia dini di TPQ Al-Hidayah. Pembelajaran materi bahasa Indonesia dan Arab ini berkaitan dengan salah satu program yang ingin dirintis oleh TPQ ini, yaitu pengajaran bahasa Indonesia dan Arab bagi para siswa. Pengajaran bidang kebahasaan ini berangkat dari adanya kesadaran para tenaga pengajar akan potensi kebahasaan anak yang dapat dikembangkan. Potensi kebahasaan ini adalah bahasa Arab. Hal ini dikarenakan para siswa sebelumnya sudah bersentuhan dengan bahasa Arab dalam rutinitas kesehariannya, yaitu melalui kegiatan membaca Iqra ataupun Alquran. Namun, di sisi lain, TPQ ini mengalami kendala, yaitu tidak adanya sumber daya manusia yang mumpuni untuk merealisasikan program pengajaran bahasa tersebut, serta bagaimana metode pengajaran bahasa yang tepat untuk diterapkan kepada anak usia dini. Maka dari itu, tim Abdimas mencoba memberikan solusi atas kegelisahan para tenaga pengajar dengan melakukan kegiatan pengabdian kepada masyarakat yang mengusung tema “Pelatihan materi dasar bahasa Indonesia dan Arab di TPQ Al-Hidayah”. Proses pengajaran dilakukan dengan metode yang telah disesuaikan dengan tahap perkembangan kognitif anak usia dini, yaitu metode pengajaran komunikatif melalui kegiatan bernyanyi. Hal ini akan mempermudah anak untuk memproses materi bahasa yang sedang disampaikan.
It is a fact that language is dynamic, and nothing can not stop it from changing. This dynamism has implications for the use of various languages among Indonesians. The youth mostly uses it because they are active and massive users of technology and social media. This research aims to describe the form and character of the linguistic variation of slang which is popularly used by the millennial generation. In this study, data is taken from social media, and direct informants then analyzed using a qualitative descriptive method. The results showed that four types of linguistic variation of slang which is popularly used by the millennial generation such phonology (32,29%), morphology (22,92%), syntax (4,17%), and semantics aspect (40, 63%). Based on the results, the millennial generation’s most dominant type of semantics aspect with 39 data (40, 63%). It means that millennials preferred using more slang utterances modified in semantic elements. Millennials did not completely change or create many new meanings. They retained the meanings of existing references only in the forms of new terms.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2025 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.