Keanekaragaman fauna banyak ditemukan di ekosistem pesisir. Salah satu Filum yang memiliki daya tarik tersendiri di lingkungan pesisir yaitu Echinodermata. Berdasarkan informasi dan data yang diperoleh, di Pantai Basaan Satu Kecamatan Ratatotok Sulawesi Utara belum pernah ada penelitian Echinodermata sebelumnya. Pengambilan sampel menggunakan metode Purposive Random Sampling dan metode kuadrat. Hasil Penelitian didapatkan 13 spesies Echinodermata yaitu kelas Asteroidea diwakili oleh Linckia laevigata, Protoreaster nodosus dan Nardoa tuberculata. Ophiomastix annulosa termasuk pada kelas Ophiuroidea. Kelas Echinoidea diwakili oleh Diadema setosum, Tripneustes gratilla, Echinometra mathaei, Echinothrix diadema dan Echinothrix calamaris. Kelas Holothuroidea diwakili oleh Synapta maculata, Holothuria atra, Holothuria scabra dan Bohadschia marmmota. Indeks keanekaragaman Echinodermata sedang ditemukan pada habitat mangrove yaitu H'=1,21 dan habitat terumbu karang H'=1,97, sedangkan pada habitat padang lamun indeks keanekaragamannya rendah dengan H'=0,88.The animal diversity can be found in beach-side ecosystem. One of animal phylum wich has its own uniqueness is Echinoderms. According to the information and data, in Basaan Satu beach, Ratatotok district, North Sulawesi, there’s no research related to Echinoderms has been done there yet. Method used in sampling was Purposive Random Sampling and square method. In this research, 13 species of Echinoderms were found. They are Linckia laevigata, Protoreaster nodosus and Nardoa tuberculata from Asteroidea class. Ophiomastix annulosa from Ophiuroidea class. Diadema setosum, Tripneustes gratilla, Echinometra mathaei, Echinothrix diadema and Echinothrix calamaris from Echinoidea class. Synapta maculata, Holothuria atra, Holothuria scabra and Bohadschia marmmota from Holothuroidea class. Diversity index of Echinoderms in mangrove habitat and coral habitat are moderate (H'=1,21 and H'=1,97, respectively), while in seagrass habitat it is low (H'=0,88).
Kelemahan umum yang dijumpai dikalangan petani dalam meningkatkan produksi pertanian dan dalam menanggulangi hama dan penyakit tumbuhan adalah kurangnya pengetahuan mereka tentang dampak negatif dari residu pestisida yang dapat menimbulkan pencemaran lingkungan, terbunuhnya musuh-musuh alami, terjadinya resistensi dan resurgensi hama, timbulnya residu pada komoditi hasil pertanian tersebut, dan berbahaya bagi manusia lingkungan serta manusia. Tujuan dan target khusus yang ingin dicapai pada kegiatan PKM ini adalah peningkatan pengetahuan dan ketrampilan petani dalam penggunaan pestisida sintetis secara terkendali untuk mengurangi tingkat keracunan yang diakibatkannya dan peningkatan kesadaran lingkungan hidup bagi masyarakat di Desa Koka Kecamatan Tombulu Kabupaten Minahasa dari dampak samping yang ditimbulkan oleh pestisida bagi lingkungan dan kesehatan manusia. Untuk mengatasi permasalahan kurangnya pengetahuan petani tentang penggunaan pestisida sintetik dan dampak samping yang ditimbulkannya, akan digunakan metode penyuluhan dan pelatihan bahaya penggunaan pestisida sintetik terhadap lingkungan dan kesehatan manusia. Hasil kegiatan PKM ini yaitu terjadi peningkatan pemahaman peserta akan materi sosialisasi dan pelatihan bahaya penggunaan pestisida sintetik pada saat sebelum kegiatan PKM dilaksanakan dan sesudah kegiatan dilaksanakan ditandai dengan jumlah prosentasi nilai pretest pada interval nilai 51-100 sebesar 0,00% (tidak ada peserta) terjadi peningkatan pada postest sebesar 91.89% (34 orang). Pada pretest tidak ada peserta yang mendapatkan nilai tertinggi pada interval nilai 91-100 (0,00%) tetapi pada postest terdapat 1 orang dengan prosentase sebesar 2,71%. Hasil praktek menunjukkan bahwa kriteria tertinggi pada aspek ke 3 (motivasi peserta menindaklanjuti semua petunjuk sesuai pelatihan ) dengan kriteria sangat baik (25 peserta), sedangkan kriteria terendah pada aspek ke 2 (kesesuian materi dengan kebutuhan peserta) dengan kriteria kurang (2 peserta).
Burung merupakan salah satu hewan yang memiliki kaitan erat dengan kehidupan manusia sejak dahulu kala. Fungsi ekologis burung yaitu sebagai penyebar biji dan penyerbuk alami. Burung juga dimanfaatkan manusia sebagai bahan makanan serta sebagai hewan peliharaan, bahkan burung juga turut berperan dalam berbagai budaya masyarakat. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan tingkat biodiversitas burung di daerah Kampus Universitas Sam Ratulangi Manado berdasarkan nilai indeks Shannon-Wiener. Penelitian ini menggunakan metode purposive sampling yang dilaksanakan pada bulan Desember 2016-Maret 2017. Berdasarkan hasil penelitian terdapat sembilan jenis yang ditemukan yaitu, Butorides striatus, Collocalia esculenta, Passer montanus, Pycnonotus aurigaster, Geopelia striata, Gallirallus torquatus, Hirundo tahitica, Nectarinia jugularis, dan Halcyon chloris. Burung yang paling banyak ditemukan adalah Collocalia esculenta dan yang paling sedikit adalah Butorides striatus. Indeks keanekaragaman dari burung yang diamati termasuk dalam kategori sedang melimpah yaitu, 1,638.Bird is one of the animals that has a closed relationship with human life since a long time ago. The ecological functions of birds are as natural seed dispersers and pollinators. Birds are also used by humans as food material and as a pet, even birds also play a role in various cultures of society. This study aims to determine the level of bird biodiversity in the area of University of Sam Ratulangi Manado based on Shannon-Wiener index value. This study used purposive sampling method conducted in December 2016-March 2017. Based on the results of the study there were nine species found, namely Butorides striatus, Collocalia esculenta, Passer montanus, Pycnonotus aurigaster, Geopelia striata, Gallirallus torquatus, Hirundo tahitica, Nectarinia jugularis, and Halcyon chloris. The most bird that commonly found is Collocalia esculenta and the fewest is Butorides striatus. The index diversity value of birds is 1,638 that belongs to abundant category.
Makrozoobentos dapat digunakan sebagai parameter biologis dalam menentukan kualitas sungai karena hidupnya relatif diam di dasar sungai. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan kualitas air Sungai Suhuyon Sulawesi Utara berdasarkan indeks keanekaragaman makrozoobentos. Penelitian dilakukan pada musim panas yaitu bulan Mei sampai Juni 2015. Lokasi penelitian ditentukan dari bagian hulu, tengah dan hilir sungai dengan 3 ulangan di setiap lokasi. Kualitas air Sungai Suhuyon ditentukan berdasarkan indeks keanekaragaman makrozoobentos Shannon Wiener (H’) menurut kriteria Wilhm (1975). Makrozoobentos di Sungai Suhuyon terdiri dari 3 Filum, 4 Kelas, 10 Bangsa, 21 Suku dan 22 Marga. Kualitas air Sungai Suhuyon Sulawesi Utara berdasarkan indeks keanekaragaman termasuk dalam kategori tercemar sedang (H’=2,45).Macrozoobenthos can be used as a biological parameter in determining water quality of the river because they relatively stick on the riverbed. This study aims to determine water quality of Suhuyon river in North Sulawesi based on macrozoobenthos biodiversity index. The study was conducted during dry season, from May to June 2015. Three locations chosen for this study were the upstream, midstream and downstream part of the river, with 3 replications in each location. The quality of Suhuyon river was determined by Shannon Wiener biodiversity index (H’) of macrozoobenthos using classification of Wilhm (1975). Macrozoobenthos in Suhuyon river consisted of 3 Phylum, 4 Classes, 10 Orders, 21 Families and 22 Genus. Based on biodiversity index, water quality of Suhuyon River is categorized into moderately polluted (H’=2.45).
ABSTRAK Tikus ekor putih (Maxomys hellwandii) adalah hewan endemik Sulawesi dengan status konsevasinya yaitu least concern yang keberadaannya masih kurang diperhatikan. Ancaman utama tikus ekor putih adalah perburuan untuk dijual penelitian ini bertujuan untuk menginventarisasi jenis-jenis pakan tikus ekor putih dan porsinya. Penelitian ini dilakukan untuk memberikan informasi tentang komposisi pakan tikus ekor putih sehingga dapat dimanfaatkan dalam upaya konservasi terutama dalam kegiatan penangkaran dengan upaya domestikasi. Metode yang digunakan dalam penelitian ini ialah ad libitum sampling dengan menghitung berat pakan yang dikonsumsi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa komposisi jenis pakan tikus ekor putih terdiri dari: pepaya (51,3%), umbi singkong (15,7%), buah kelapa (15,6%), serangga (belalang) (13,9%), daun sirih (2,9%), kulit buah ketapang (0,4%), buah sirih (0,2%), buah beringin (0,1%). Dari hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa tikus ekor putih mengonsumsi buah pepaya lebih dari 50% dari total pakan dan tikus ekor putih bukan spesies herbivora sejati, tetapi cenderung omnivora. Kata kunci: tikus ekor putih (Maxomys hellwandii), endemik, Sulawesi, komposisi pakan COMPOSITION OF FEED WHITE-TAIL RAT (Maxomys hellwandii) IN THE CAGE ABSTRACT White-tailed Rat (Maxomys hellwandii) is an endemic species from Sulawesi with least concern (LC) conservation status. The existence of this species is still less attention. The main threat is hunting White-tailed rats for sale, this research aims to inventory the types of feed and the white rat tail portion. This study was conducted to provide information on the composition of the feed white-tailed rats that can be utilized in conservation efforts, especially in the activities of breeding with domesticated effort. The method used in this study was ad libitum sampling to calculate the weight of feed consumed.From the results obtained that the composition of White-tailed Rat feed types such as: papaya (51.3%), cassava tubers (15.7%), coconuts (15.6%), insects (grasshoppers) (13.9% ), leaf Piper beetle (2.9%), fruit peel Terminalia catappa (0.4%), vine Pieper beetle (0.2%), fruit Ficus sp. (0.1%). From these results it can be concluded that the white-tailed rat eating papaya fruit of more than 50% of the total feed and white-tailed rat is not true herbivorous species, but tend to be omnivorous. Keywords: white-tailed rat (Maxomys hellwandii), endemic to Sulawesi, feed composition
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2025 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.