Jumah penduduk di Indonesia terus bertambah. Perlu adanya suatu upaya untuk mencegah ledakan jumlah penduduk dengan cara Keluarga Berencana (KB). Ada berbagai jenis kontrasepsi, salah satunya alat kontrasepsi dalam rahim (AKDR). Efektifitasnya yang tinggi dapat diandalkan sebagai metode kontrasepsi namun jumlah akseptornya sangat rendah dibandingkan metode lain. Terdapat berbagai faktor yang mempengaruhi antara lain tingkat pengetahuan dan dukungan suami. Kontrasepsi adalah menghindari atau mencegah terjadinya kehamilan sebagai akibat pertemuan sel telur yang matang dengan sel sperma. AKDR adalah suatu benda kecil yang terbuat dari plastik yang lentur, mempunyai lilitan tembaga atau juga mengandung hormon dan dimasukkan ke dalam rahim melalui vagina dan mempunyai benang. Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional. Sampel penelitian sebanyak 68 pasangan usia subur, diambil dengan teknik simple random sampling. Analisis bivariat menggunakan uji chi square dengan kemaknaan p < 0,05. Enam puluh delapan PUS diambil sebagai subjek penelitian dengan memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Tingkat pengetahuan baik sebanyak 14 responden (20,6 %), sedang 36 responden (52,9 %), buruk 18 responden (26,5 %). Suami yang memberi dukungan sebanyak 49 responden (72,1 %) dan yang tidak mendukung 19 responden (27,9 %). Responden yang memakai AKDR sebanyak 62 resonden (91,2 %) dan non AKDR 6 respon (8,8 %). Uji bivariat menggunakan uji chi square diperoleh p value = 0,000 (p < 0,05) pada tingkat pengetahuan dan p = 0,175 (p > 0,05) pada dukungan suami Terdapat hubungan bermakna antara tingkat pengetahuan dengan penggunaan AKDR dan tidak terdapat hubungan antara dukungan suami dengan penggunaan AKDR.
Data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013 menunjukan pemberian ASI di Indonesia saat ini masih memprihatinkan. Prosentase bayi yang menyusu eksklusif sampai dengan 6 bulan hanya 30,2%. Di Jawa Tengah cakupan pemberian ASI eksklusif tahun 2012 hanya 25,6%, menurun dibandingkan tahun 2011 yaitu 45,18%. Tujuan untuk mengetahui hubungan pengetahuan dan dukungan keluarga tentang ASI eksklusif dengan pemberian ASI eksklusif di wilayah kerja Puskesmas Sekaran Kecamatan Gunungpati Kota Semarang. Penelitian ini termasuk penelitian bidang kebidanan dalam melaksanakan pelayanan kebidanan pada komunitas dengan pendekatan retrospektif. Populasi dalam penelitian ini adalah ibu yang mempunyai bayi usia 7-11 bulan yang berjumlah 47 responden dan sampel yang diambil berjumalah 47 responden dengan teknik sampling jenuh. Tingkat pengetahuan ibu tentang ASI eksklusif termasuk kategori cukup (51.1%). Dukungan keluarga dalam pemberian ASI eksklusif yang mendukung (29.8%). Pemberian ASI eksklusif sebanyak (8.5%). Hasil analisis bivariat pengetahuan tentang ASI eksklusif sebesar 6,221 sehingga p value sebesar 0.016 (p = 0.016< 0.05) maka ada hubungan yang bermakna antara pengetahuan dengan pemberian ASI eksklusif diwilayah kerja Puskesmas Sekaran Kecamatan Gunungpati Kota Semarang. Sedangkan dukungan keluarga dengan p value sebesar 0.073 (p = 0.073> 0.05) maka tidak ada hubungan yang bermakna antara dukungan keluarga dengan pemberian ASI eksklusif diwilayah kerja Puskesmas Sekaran Kecamatan Gunungpati Kota Semarang. Ada hubungan antara pengetahuan tentang ASI eksklusif dengan Pemberian ASI eksklusif di wilayah kerja Puskesmas Sekaran Kecamatan Gunungpati Kota Semarang, Tidak Ada hubungan antara dukungan keluarga ibu tentang ASI eksklusif dengan Pemberian ASI eksklusif di wilayah kerja Puskesmas Sekaran Kecamatan Gunungpati Kota Semarang.
AbstrakAKI kota Semarang tahun 2013 adalah 29 kasus dari 26.547 jumlah KH atau 109,2 per 100.000 KH, yang antara lain 24 kasus masa nifas, 0 kasus persalinan, 5 kasus masa hamil. Masalah penelitian adalah bagaimana perbedaan pengetahuan dan persepsi ibu hamil terhadap penerapan Model SMS gateway sebagai media promosi kesehatan. Tujuan Penelitian ini untuk mengetahui perbedaan pengetahuan dan persepsi ibu hamil terhadap penerapan Model SMS gateway sebagai media promosi kesehatan. Rancangan penelitian quasi eksperimental one group prepost test design. Populasi penelitian adalah seluruh ibu hamil di Kecamatan Gunungpati Kota Semarang. Sampel sebanyak 99 responden, dengan menggunakan sampling jenuh. Analisis pre dan post tes dilakukan dengan paired samplest-test. Hasil penelitian menunjukkan terdapat perbedaan pengetahuan responden antara sebelum dan sesudah intervensi SMS gateway tentang tanda bahaya kehamilan dan ada perbedaan persepsi responden sebelum dan sesudah terhadap media promkes SMS gateway. DIFFERENCES IN KNOWLEDGE AND PERCEPTIONS OF PREGNANT WOMEN AGAINST SMS GATEWAY IMPLEMENTATION MODEL
Lansia adalah seseorang yang telah mencapai usia lebih dari 60 tahun, Pada masa lansia akan mengalami kemunduran fisik dan mental yang dapat menyebabkan penurunan gairah seksual. Dalam melakukan hubungan seksual tersebut ada yang memiliki dorongan seksual tinggi, ada yang memiliki dorongan seksualrendah, semuanya tergantung dari minat untuk melakukan hubungan seksual dengan pasangannya. Berdasarkan studi awal tehadap 10 pasangan lansia yang bertempat tinggal di RW IV Kelurahan Sekaran, 2 pasangan lansia menyatakan sudah tidak melakukan hubungan seksual dengan pasangannya, 8 pasangan masih melakukan hubungan seksual dengan pasangannya. Pada 8 pasangan lansia yang masih melakukan hubungan seksual cenderung mengalami masalah saat melakukan hubungan seksual.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apa saja faktor-faktor minat berhubungan seksual pada wanita pasangan lansia usia 60-70 tahun di RW IV kelurahan Sekaran Kecamatan Gunungpati Semarang.Lanjut usia adalah suatu kejadian yang pasti akan dialami oleh semua orang yang dikaruniai umur panjang. Pada usia lanjut telah terjadi berbagai kemunduran pada organ tubuh tertentu. Namun, mereka tidak perlu berkecil hati harus selalu optimist, ceria dan berusaha agar selalu tetap sehat di usia lanjut, sedangkan Menua (menjadi tua) adalah suatu proses menghilangnya secara perlahan – lahan kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri / mengganti dan mempertahankan fungsi normalnya sehingga tidak dapat bertahan terhadap infeksi dan memperbaiki kerusakan yang diderita.Jenis penelitian ini adalah deskriftif dengan pendekatan survei. Adapun variabel yang di nilai yaitu umur, tingkat pendidikan, tingkat pengetahuan dan sikap wanita lansia terhadap berhubungan seksual di masa lansia.populasi dalam penelitian ini adalah wanita lansia yang berusia 60-70 tahun sebanyak 237 orang, sedangkan sampel dalam penelitian ini sebanyak 33 wanita lansia yang masih mempunyai pasangan.Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sebagian besar responden berusia 66 tahun sebanyak 6 (18,2 %) responden, tingkat pendidikan dasar (SD/SMP) sebanyak 26(78,8 %), dan masuk ke dalam kategori pengetahuan cukup yaitu sebanyak 15 (45,5 %) responden, sebagian besar responden tidak mendukung adanya hubungan seksual di masa lansia sebanyak 21 (63, 6%) responden.Saran diberikan kepada tenaga kesehatan agar dapat memberikan informasi yang benar melalui pemyuluhan, institusi pendidikan lebih memperbanyak referensi di perpustakaan kampus Abdi Husada Semarang, masyarakat diharapkan dapat aktif menambah pengetahuan dan wawasan mengenai seks di masa lansia serta peneliti diharapkan termotivasi untuk melakukan penelitian yang lebih lanjut mengenai faktor-faktor minat berhubungan seksual pada wanita pasangan lansia usia 60-70 tahun di RW IV kelurahan Sekaran Kecamatan Gunungpati Semarang
One of the symptoms and signs of disease in female reproductive organs is vaginal discharge. Wrong personal hygiene behavior can cause itching in the vulva, vaginal discharge to an unpleasant odor in the female area. Teenagers are indeed a large group, vulnerable and at risk of reproductive health problems. The purpose of this study was to analyze the relationship between knowledge about personal hygiene with the behavior of preventing whiteness vaginal discharge in young women in Karang Taruna RW 2, Hamlet Village, Cipari District, Cilacap Regency. This study used a cross sectional design. The population is teenage girls aged 16-18 years as many as 30 people. The study use total sampling technique. Result of this study was most respondents were 16 years old (57.1%), Most of the personal hygiene knowledge is sufficient 11 respondents (36.7%), most of the positive behavior of young women in preventing vaginal discharge is 29 respondents (96,7%). There is a significant relationship between the knowledge of personal hygiene with the behavior of prevention of whiteness vaginal discharge (p value 0.01). It means there is a relationship between the two variables. Suggestions in this study is the female teenagers is expected to increase the provision of information on personal hygiene and vaginal discharge prevention for young women and the community
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2025 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.