Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kecernaan bahan kering dan bahan organik bagian tanaman berbeda dari Kaliandra dan Gamal yang diuji secara in vitro. Peubah yang diamati meliputi data produksi segar pada bagian tanaman kaliandra dan gamal, diameter dan panjang ranting tanaman kaliandra, analisis proksimat, Kecernaan Bahan Kering (KcBK) dan Bahan Organik (KcBO). Data yang diperoleh dilakukan pengujian independent sample t-test. Hasil penelitian menunjukkan bahwa data produksi daun, batang, dan kulit batang kayu pada tanaman Kaliandra dan Gamal tidak ada perbedaan yang nyata (P>0,05), akan tetapi panjang batang dan diameter batang antara Gamal berbeda nyata (P>0,05) dibandingkan Kaliandra, selanjutnya untuk mengetahui kualitas nutrisi dan kecernaan bagian tanaman dilakukan pengujian di Laboratorium Biokimia Nutrisi, Fakultas Peternakan, UGM. Hasil analisis menunjukkan bahwa kualitas nutrisi bagian daun dan kulit batang tanaman kaliandra dan gamal juga tidak ada perbedaan, akan tetapi nilai kecernaan bahan kering dan bahan organik bagian kulit kayu lebih tinggi dibandingkan bagian daun. Selanjutnya dari hasil produksi tanaman dapat disimpulkan bahwa kedua tanaman tersebut tidak berbeda nyata untuk produksinya, akan tetapi diameter batang lebih besar tanaman gamal dibandingkan tanaman kaliandra.
Kelompok tani Rezeki berada di Desa Segaran wilayah Kecamatan Pagedangan dengan jarak lokasi dari pusat pemerintahan Kabupaten Malang kurang lebih sekiatr 20 km (Malang bagian selatan) yang memelihara ternak kambing dengan sistem semi intensi, sehingga ternak tidak mendapat pakan sesuai dengan kebutuhan. Kegiatan pembinaan desa mitra sekaligus pembinaan peningkatan regenerasi muda pertanian dari program Politeknik Pembangunan Pertanian Malang menyediakan dukungan berupa ternak kambing sebanyak 4 ekor betina dan satu kambing untuk setiap kelompok ternak. Ternak kambing sangat membutuhkan pakan dengan jumlah dan mutu yang berkualitas, sehingga pucuk tebu belum dimanfaatkan secara baik oleh peternak dan hanya dibakar. Pengabdian ini dilaksanakan selama 12 bulan dengan metode yang digunakan adalah penyuluhan, demplot (Pengawetan pakan dan Pemberian pakan). Peningkatan pengetahuan peternakan tentang pemeliharaan ternak kambing dengan sistem pemelihraan semi intensif, pemanfaatan pucuk tebu sebagai pakan ternak dan pengawetan pakan dengan cara pembuatan silase komplit, sehingga mampu memberi kontinyuitas pakan sepanjang musim dan tidak pencemaran lingkungan dengan dibakar. Kegiatan dilanjutkan dengan memberikan pakan silase komplit yang sudah jadi dengan memanfaatkan limbah pertanian dan sumber legume (pakan lokal) yang terdapat disekitar usaha peternakannya serta mengadopsi informasi teknologi penyediaan pakan untuk ternak kambing. Kata Kunci: Silase komplit, penyuluhan, pelatihan, dan pemberdayaan.
One of the strategies to increase dairy cow production is by using antibiotics to manipulate the rumen fermentation process; nevertheless, there has been a ban on antibiotics usage in Europe and Indonesia. Essential oils consist of many secondary metabolites that own anti-microbes characteristics as antibiotics. This study aims at evaluating the effect of essential oil dosage on feed efficiency and dairy cow production by the meta-analysis method. There are two data types, namely rumen fermentation and in vivo production performance of milking cows based on the independent variable. The variable is in the form of essential oils dosage taken from thirteen journals from previous studies conducted from the year 2013 to 2020. The result of the meta-analysis analysis shows that the dosage of essential oil only has any impact on the population of protozoa. On the other hand, it does not have any effect on the fermentation result such as pH, methane, volatile fatty acids, and ammonia. The usage of a specific dosage of essential oils has significant impacts on milk production, fat corrected milk (FCM), and feed efficiency. Still, it does not impact the milk composition parameters such as lactose, fat, protein and milk urea nitrogen (MUN). The result of the study concluded that the usage of a specific dosage of essential oils has significant impacts on milk production, protozoa, and fat corrected milk.
Penelitian ini bertujuan untuk pemanfaatan limbah kulit kopi menggunakan Trichoderma sp untuk meningkatkan kualitas nutrisi dari limbah kulit kopi. Manfaat fermentasi dengan teknologi ini antara lain meningkatkan kandungan protein, menurunkan kandungan serat kasar, menurunkan kandungan tannin. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalahTrichoderma starter diperoleh dari produk komersil Kulit kopi (5 kg), Air (60% x 5 kg = 3 Liter untuk ciptakan kelembaban; 3% x 5 kg = 1,5 Liter untuk larutan), Tetes tebu (3% x 1,5 Liter = 150 ml), Trichoderma cair (1% x 150 ml = 1,5 ml). Perlakuan diulang sebanyak 3 kali pembuatan diwaktu yang berbeda dan dibuat ulangan sebanyak 12 kantong plastic. Dari hasil penelitian teknologi fermentasi menggunakan kapang Trichoderma pada limbah kulit kopi yang telah dilaksanakan, diperoleh kesimpulan sebagai berikut: Sampel kulit kopi yang telah difermentasikan menggunakan kapang Trichoderma (cair) dominan berwarna kuning kecoklatan, memiliki tekstur yang kasar dan berbau asam segar; pH pada kulit kopi hasil fermentasi berkisar antara 4. Melalui analisis proksimat diperoleh hasil bahwa sampel kulit kopi yang telah difermentasikan menggunakan kapang Trichoderma (cair) memiliki kandungan protein sebesar 13,67%, serat kasar sebesar 26,95% dan lemak kasar 1,03%. Kata kunci— kulit kopi, fermentasi, trichoderma sp, kualitas nutrisi This study aims to use Trichoderma sp as starter fermentation to improve the quality of nutrients from coffee peel. The benefits of fermentation with this technology include increasing protein content, reducing crude fiber content, and reducing tannin content. The material and method used in this study is trichoderma starter obtained from commercial products, coffee waste (5 kg), water (60% x 5 kg = 3 liters to create moisture; 3% x 5 kg = 1.5 liters for solution), sugarcane drops ( 3% x 1.5 Liter = 150 ml), Trichoderma liquid (1% x 150 ml = 1.5 ml). The treatment was repeated 3 times at different times and 12 plastic bags were repeated. From the results of research on fermentation technology using Trichoderma on coffee waste that has been carried out, the following conclusions are obtained: Coffee samples that have been fermented using dominant Trichoderma (liquid) mold are brownish yellow, have a rough texture and smell fresh sour; The pH of fermented coffee peels ranged from 4. Through proximate analysis, the results showed that coffee skin samples fermented using Trichoderma (liquid) mold had a protein content of 13.67%, crude fiber of 26.95% and crude fat of 1.03 % Keywords— coffee peel, fermentation, Trichoderma sp, nutrient quality
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.