Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas pemberian salep ekstrak etanol daun kelor 20% (EEDK 20%) pada penyembuhan luka berdasarkan gambaran histopatologi yang meliputi jumlah leukosit pada jaringan luka dan ketebalan epitel. Enam belas ekor tikus Sprague-Dawley betina, umur 3-4 bulan dengan berat 150-200 g, dibagi menjadi 4 kelompok perlakuan (A,B,C dan D) secara acak. Seluruh tikus diovariektomi dan diberi perlakuan pakan selama 8 minggu. Kelompok A dan C diberi pakan normal, sedangkan kelompok B dan D diberi pakan tinggi lemak. Setelah 8 minggu, dilakukan pengambilan darah untuk analisis kadar lemak (kolesterol dan trigliserida) dan pembuatan luka di area punggung dengan biopsy punch (8 mm). Perawatan dilakukan dengan pemberian salep selama 7 hari dan injeksi antibiotik. Kelompok A dan B diberi salep basis, sedangkan C dan D diberi salep EEDK 20%. Hari ke-7 dilakukan pengambilan jaringan kulit untuk analisis histopatologi dengan pengecatan Hematoksilin Eosin. Kadar lemak darah (kolesterol dan trigliserida) dianalisis secara statistik dengan one way ANOVA, sedangkan jumlah leukosit di jaringan dan ketebalan epitel dianalisis dengan two way ANOVA. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jumlah leukosit di jaringan dipengaruhi oleh jenis salep (P<0.05), sedangkan ketebalan epitel dipengaruhi oleh jenis salep dan pakan (P<0,05). Salep EEDK 20% dapat menurunkan jumlah leukosit di jaringan, meningkatkan ketebalan epitel dan memiliki gambaran histopatologi kulit yang baik. Dapat disimpulkan bahwa pemberian salep EEDK 20% dapat meningkatkan proses penyembuhan luka tikus yang diovariektomi dan diberi pakan tinggi lemak. Kata kunci : daun kelor; luka; penyembuhan; salep EEDK 20%; tinggi lemak
Penelitian ini dilakukan untuk mengaji respons metafisis tulang femur distalis tikus ovariektomi yang mengonsumsi suplemen kalsitriol selama enam minggu. Lima belas tikus Wistar umur delapan minggu, secara acak dibagi tiga kelompok (normal/N, ovariektomi/Ov, dan ovariektomi + kalsitriol/OvD) masing-masing 5 tikus. Tikus kelompok N dan Ov diberi pakan standar, sedangkan tikus kelompok OvD diberi pakan standar + kalsitriol. Pada umur 14 minggu, tikus dimasukkan kandang metabolik individu untuk studi balan. Pada hari 4-7 studi balan, setiap hari sisa pakan, urin, dan feses dikoleksi untuk pemeriksaan Ca. Pada akhir penelitian, tikus dieutanasia, tulang femur kanan diambil pemeriksaan histopatologis dengan pengecatan hematoksilin dan eosin. Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsumsi Ca dan retensi Ca pada tikus OvD tidak berbeda signifikan meskipun cenderung meningkat, sedangkan ekskresi Ca dalam feses dan urin meningkat sangat signifikan (P<0,01). Metafisis tulang femur distalis tikus kelompok OvD terlihat zona spikulum tulang trabekula lebih pendek dan berbentuk irreguler, dan rongga sumsum tulang didominasi jaringan adiposit. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa suplementasi kalsitriol selama enam minggu pada tikus ovariektomi menyebabkan osteoporosis pada metafisis tulang femur distalis.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2025 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.