Tiktok is a new form of new media that serves to provide support in the form of editing. It includes features such as songs and facial effects when creating content videos that last for 30-60 seconds. Different from Instagram, it is a platform of social media that aims to publish photos and videos. Along with the increasing popularity of Tiktok in 2019, a teen named Prabowo Mondardo or better known by his Instagram account @bowo_allpennliebe became viral in Indonesia due to his content videos that was edited from Tiktok and became viral in his Instagram account. Based on that phenomenon, now millennials are also up with the trend; where they create videos from Tiktok and then upload it on Instagram. The purpose of this study is to find out the effect between the use of Tiktok and determine which factor gave the most impact on millennial’s personal branding on Instagram. This research uses a quantitative approach that is assisted with data processing from Statistical Package for Social Science version 26. The results of this study indicate that millennials tend to use Tiktok to fulfill their entertainment needs, and factor that gave the most impact on their personal branding on Instagram is having standard; If they possess the same moral values and beliefs that are relatable to others (followers), thus cause them to achieve fame on Instagram.Aplikasi Tiktok merupakan suatu bentuk media baru yang berfungsi untuk menyediakan dukungan berupa fitur edit seperti lagu dan efek pada wajah dalam pembuatan video berdurasi 30-60 detik. Sedangkan media sosial Instagram merupakan media sosial yang bertujuan untuk mempublikasi foto dan video. Seiring dengan meningkatnya popularitas Tiktok di tahun 2019, seorang remaja bernama Prabowo Mondardo atau lebih dikenal dengan akun Instagramnya @bowo_allpennliebe menjadi viral di Indonesia. Konten video yang dipublikasi di akun Instagramnya berasal dari Tiktok. Berdasarkan fenomena tersebut, kini generasi muda ikut mengikuti tren tersebut, dimana anak-anak muda menciptakan video dari Tiktok dan mengunggahnya di Instagram. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh antara motif penggunaan aplikasi Tiktok terhadap faktor yang paling efektif dalam pembentukan personal branding generasi milenial di Instagram. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif yang dibantu dengan pengolahan data dari Statistical Package for Social Science versi 26. Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa generasi milenial cenderung menggunakan Tiktok untuk memenuhi kebutuhan hiburan. Faktor yang paling efektif dalam pembentukan personal brandingdi Instagram adalah dimensi standar yaitu ketika pengguna menganut nilai moral dan kepercayaan yang setara dengan pengikut mereka, hal tersebut dapat membuat mereka lebih di kenal di Instagram.
This study aims to examine how strong the influence of Personal Selling on Interest in Purchasing New Generation PRUlink products for Prudential Life Assurance Indonesia customers. The data of this study were obtained from the results of questionnaires of 153 Prudential Life Assurance Indonesia customers regarding interest in purchasing New Generation PRUlink products. In this study the research method used is quantitative which aims to test the instrument using the validity, reliability and normality test. The results of data processing using SPSS states that the variable Personal selling (X) influences significantly to the variable purchase interest (Y). Correlation coefficient test results explained there will be a strong relationship between Personal selling (X) to the variable buying interest (Y). Meanwhile, the dimensions that support the effectiveness of personal selling include ability approaching, presentation, handling objection, and closing. The ability to start communication, presenting products, being able to answer prospective customer questions, and close communication well, be an attraction for prospective customers to be the customer.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana peran Endorser menciptakan Brand Image menggunakan instagram dalam meningkatkan Minat Beli konsumen. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah komunikasi, new media, brand image, endorser, dan minat beli. Metode penelitian yang digunakan adalah kuantitatif dengan jenis metode survey. Pada penelitian ini menggunakan 97 responden. Teknik pengumpulan data menggunakan kuesioner dan studi kepustakaan. Uji persyaratan analisis data menggunakan koefisien korelasi, koefisien determinasi, analisis korelasi berganda, uji T, dan uji F. Hasil dari uji koefisien korelasi sebesar 0,871 artinya memiliki hubungan antar variabel sangat tinggi, sedangkan pada koefisien determinasi didapatkan hasil sebesar 75,9% minat beli konsumen dipengaruhi oleh brand image dan endorser. Hasil uji T kedua variabel diketahui bahwa Ha diterima, artinya komunikasi promosi yang dilakukan menciptakan brand image dan menggunakan endorser berpengaruh terhadap minat beli produk Oi-Dakk. Berdasarkan hasil uji F diketahui F hitung 147,970 maka Ha diterima, artomya variabel brand image dan endorser secara bersama-sama berpengaruh terhadap minat beli konsumen
Manusia adalah makhluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri, maka dari itu manusia selalu melakukan interaksi melalui komunikasi dengan manusia lainnya. Dalam era modern ini, kegiatan komunikasi didukung oleh adanya kemajuan di bidang teknologi dan melahirkan media baru, seperti media sosial. Adanya media sosial memungkinkan penggunanya untuk dapat mengakses informasi dengan cepat dan mudah. Kemudian muncul tokoh yang disebut sebagai food blogger sebagai akibat dari adanya perkembangan teknologi memberikan pengaruh dalam berbagai bidang, salah satunya adalah bidang kuliner, makanan kini dianggap memiliki nilai estetika dan dijadikan sebagai objek foto, kemudian diberi ulasan. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif. Dalam penelitian ini yang disoroti adalah followers yang termasuk dalam generasi milenial. Simpulan yang peneliti dapatkan adalah Instagram merupakan media sosial yang sangat akrab di kalangan generasi milenial, selain itu kepopuleran food blogger tak lepas dari peranan sekelompok orang yang menjadi followersnya, hal tersebut juga didukung oleh adanya pemasaran dari mulut ke mulut, dalam konteks ini electronic word of mouth yang berperan karena pemasaran akun food blogger dilakukan oleh followers melalui media sosial Instagram. Food blogger juga berupaya melakukan interaksi melalui fitur yang ada di Instagram agar lebih akrab dengan para followersnya.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2025 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.