Desa Loloan, Kecamatan Bayan, Kabupaten Lombok Utara, Provinsi Nusa Tenggara Barat memiliki wilayah yang cukup luas yaitu 3.350 ha dengan jumlah penduduk sebesar 4.619 jiwa. Desa ini berada 110 M di atas permukaan laut dengan kemiringan lahan 15-35%. Desa Loloan memiliki potensi sumber daya hayati yang kaya seperti tanaman pertanian dan perkebunan mulai dari kopi, coklat, kemiri, mete, dsb. Karena sebagian besar lahan digunakan untuk perkebunan, masyarakat desa kesulitan untuk memenuhi kebutuhan konsumsi pangan mereka seperti kebutuhan sayur-sayuran dan sumber protein lain. Pasokan sayur yang berasal dari luar desa menyebabkan terbatasnya persediaan sayur-sayuran di desa tersebut. Hal ini akan mempengaruhi tingkat kesejahteraan masyarakat desa, oleh karena itu dibutuhkan upaya peningkatan ketahanan dan pemenuhan kebutuhan pangan masyarakat di desa Loloan. Karena hal tersebut, kelompok KKN Tematik Desa Loloan tertarik untuk membantu masyarakat desa terkait masalah ketersediaan pangan, terutama sayur-sayuran dengan judul proposal yang kami angkat adalah "Pemanfaatan Greenhouse Sederhana Bale Loloan Berbasis Daur Ulang untuk Meningkatkan Kemandirian Pangan dan Kreativitas Masyarakat di Desa Loloan, Kecamatan Bayan, Kabupaten Lombok Utara". Program kerja utama yang disusun terkait dengan masalah tersebut antara lain: 1) Pembuatan greenhouse sederhana, 2) Pemanfaatan barang bekas sebagai media tanam, 3) Pengadaan bibit sayur-sayuran, 4) Pembuatan pupuk kompos, 5) Edukasi tanaman hortikultura untuk masyarakat desa. Program kerja ini disusun setelah melakukan survey lokasi dan wawancara dengan beberapa aparatur desa dan masyarakat di desa Loloan. Melalui program ini diharapkan desa Loloan dapat menjadi desa yang lebih baik daripada sebelumnya khususnya di bidang ketersediaan dan ketahanan pangan.
The spatial thinking ability is necessary in studying geography. Geographical material that discusses phenomena on earth requires the spatial thinking ability for applying a geographic approach. The purpose of the following study was to determine the effectiveness of the learning guided inquiry based on geoliteracy (GIGL) of spatial thinking ability. The research subjects used experimental and control classes which were selected by paying attention to the similarity of characteristics. The research was carried out in class X IPS at SMA Negeri 1 Pracimantoro. The research design used a non-equivalent control group design. Spatial thinking ability data analysis using T-test analysis with a significance of 0.05. The results of data analysis using the T-test show that there are differences in the ability to think spatially between students using the learning guided inquiry based on geoliteracy and students using the conventional learning model.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.