No abstract

Background: Fatigue is a common symptom and has a greater effect on daily living of myasthenia gravis (MG) patients than has muscle weakness. Latest evidence suggested that fatigue in MG negatively impact disease severity. The relationship between fatigue level with disease severity has never been explored in MG patients. Aims. The study aimed to determine the association between fatigue level and disease severity in myasthenia gravis patients at Dr. Soetomo Public Hospital Surabaya. Method. A cross-sectional was used in this research. Participants of the research were patients with myasthenia gravis in Neurology Clinic, Dr. Soetomo Public Hospital Surabaya. The period of data collection was from April to June 2021. Fatigue level measured with Fatigue Severity Scale (FSS) questionaire and disease severity measured with Myasthenia Gravis Composite (MGC) score. Data analysed using SPSS version 22.0 with significances of p <0.05. Results. There were 37 participants consisted of 14 males and 23 females. Mean age of participants 45,03 ± 11,69. Mean age of onset was 40,38 ± 12,60. The mean FSS was 4,02 ± 1,93 and mean MGC was 5,24 ± 5,64. From all participants, we found that about 24 patients (64,9%) showed severe fatigue and 22 patients (58,5%) have severe disease status. The Chi-Square correlation test analysis indicates a significant association between FSS mean score and MGC mean score (p = 0.009, OR at 6,750) 95% CI (1,51-30,16). Conclusion.There was an association between fatigue level and disease severity in myasthenia gravis patients.

Congestive Heart  Failure (CHF) merupakan kelainan fungsi jantung yang tidak mampu untuk memenuhi kebutuhan metabolisme tubuh. Salah satu gejala klinis adalah sesak nafas merupakan kurangnya oksigen yang masuk keparu-paru. Posisi fowler sebagai salah satu tidakan keperawatan yang mampu mengurangi sesak nafas sehingga asupan oksigen meningkat dan sesak nafas berkurang. Tujuan penelitian ini yaitu untuk menganalisa pengaruh posisi fowler terhadap perubahan saturasi oksigen pada pasien Congestive Heart Failure (CHF) yang mengalami sesak nafas. Study kasus ini menggunakan desain studi kasus Deskriptif. Populasi dalam penelitian ini adalah semua pasien Congestive Heart Failure (CHF) di IGD Rumah Sakit Roemani Muhammadiyah Semarang. Jumlah responden sebanyak 2 responden. Studi kasus ini dilakukan pada bulan Oktober 2019. Alat pengumpulan data dengan lembar asuhan keperawatan dan oxymetri. Hasil studi menunjukkan bahwa pre test pasien CHF di IGD RS Roemani mengalami sesak nafas. Pasien pertama dengan RR: 26x/menit dengan  SpO2  94%.  Pasien  kedua  mengalamisesak  nafas  dengan  RR: 28x/menit dan SpO2 95%. Hasil post test setelah memposisikan fowler selama  15  menit  mendapatkan  hasil  pada  responden  pertama   RR: 20x/menit, SpO2 99%, pada responden kedua hasil RR: 22x/menit, SpO2 98% Tindakan  memposisikan  fowler  pada  pasin  dengan  CHF berpengaruh dalam peningkatan saturasi oksigen bagi pasien.