This discussion aims to find a sustainable community-based development model through a multi-stakeholder participatory approach. Rural planning in Indonesia has undergone significant changes in the last decade. Community-based development and participation is now an established agricultural development planning policy. Community participation produces planning and design decisions based on community needs, priorities, and affordability which often results in better and more realistic designs, plans, and programmes. In the development of kampung tourism, implementing community participation can reduce cost, increase the use of local resources, and socially empower the community. Kampong Grangsil is a hamlet of hardworking and civic-minded flower farmers. These farmers and members of their community organized and developed their village into a tourism destination that they named Kampoeng Boenga Grangsil (KBG) -Grangsil Flower Village. The high level of community participation as well as a Villages Partner Development Programme, made possible through the collaboration of village governments and university research teams, succeeded in making KBG into what it is today. Mentoring, through in-situ assistance (in Grangsil) and ex-situ assistance (at the Campus and Woodcraft Gallery), was carried out to strengthen resources. Throughout the mentoring programme, the research team acted as both a mediator and facilitator for developing Grangsil into an environmentally-friendly tourism destination. The role and involvement of mediators in the participatory development process increased the ability of communities to organize and build sustainable villages.
Street corridor landscape is an important part of open space for city sustainability but is often neglected in urban development. Road corridors, connecting urban spaces can act as city gates because they provide a visual impact on the city. Urban road corridors are places for people with different social backgrounds, ages, and genders to engage in activities. The road corridor should play an important role in shaping the image of the city because it becomes a visual display case for the city gate. This article aims to find out the researchers’ views on the eco-design concept of road corridor landscapes that form the image of the city. The eco-design concept was proposed as an answer to the environmental, energy efficiency, and sustainability issues that are currently emerging, this is in line with the objectives of the Sustainable Development Goals. This paper uses a qualitative descriptive method, describing secondary data from research journals about the concept of ecodesign. The conclusion shows that the urban road corridor landscape can be arranged and improved with an eco-design concept strategy to improve the image of the city towards a sustainable city.
Sumberdaya lansekap di Indonesia sangat kaya, beragam dan bernilai baik secara ekonomi sosial dan budaya. Keunikan dan keragamannya membutuhkan model pengelolaan yang tepat berbasis pada data dan keterlibatan stakeholder yang dilakukan secara terus menerus. Salah satunya adalah model pengelolaan lansekap alam dan budaya di komunitas atau kampung adat. Terdapat konsep hubungan yang sangat kuat antara manusia/masyarakat lokal dengan lingkungan alam dan budayanya. Oleh karenanya sudah seharusnya dilakukan upaya pengelolaan kampung adat termasuk lansekap ruangnya dalam cara pandang tersebut. Konsep dalam bidang pengelolaan sumberdaya lingkungan yang diangkat dalam tulisan ini adalah Konsep Bioregion. Tulisan ini dimaksudkan mengeksplorasi entitas-entitas lansekap arsitektur yang bersesuaian dengan Konsep Bioregion dalam pembahasan yang bersifat interdisipliner. Tulisan ini disusun dalam dua sub tema pembahasan yaitu (1) aspek-aspek permasalahan ruang dan lansekap arsitektur Nusantara dan (2) aspek-aspek dan permasalahan Bioregional yang terkait. Pembahasan lebih lanjut diharapkan menjadi peluang dalam studi arsitektur lansekap yang mendukung terwujudnya model pengelolaan lansekap kampung adat di Indonesia. Dalam bidang arsitektur, kampung adat lebih banyak dibahas sebagai entitas rumah atau bangunan, permukiman atau ruang luar mikro diantara bangunan. Tulisan ini berupaya mempertegas posisi lansekap kampung adat sebagai bagian dari ruang arsitektur. Beberapa metode perencanaan lansekap berkelanjutan yang telah dikembangkan secara eksplisit memasukkan perspektif ekologi lansekap di dalamnya. Tren lansekap berkelanjutan tersebut seharusnya menjadi motivasi untuk memposisikan lansekap kampung adat sebagai aset atau sumberdaya lingkungan. Pembahasan dalam tulisan ini menegaskan beberapa gagasan pengelolaan lansekap kampung adat dalam upaya konservasi arsitektur Nusantara yaitu (1) tesis adanya konsep boregion dalam substansi kearifan lokal lansekap arsitektur Nusantara dan (2) fleksibilitas skala ruang bioregional.
Isu kesehatan lingkungan menjadi hal yang penting untuk diteliti sebagai salah satu indikator keberlanjutan topik di bidang Arsitektur Lingkungan. Kejadian penyakit merupakan hasil hubungan interaktif antara manusia dengan perilaku dan lingkungan yang berpotensi penyakit. Kontak tersering dari aktivitas berhuni manusia terjadi pada hunian mereka. Penyakit Infeksi sebagai kategori penyakit menular ditemukan memiliki tingkat prevalensi pada keadaan Rumah Tinggal Tidak Layak Huni. Ketika lingkungan hunian tercemar, agen pembawa Penyakit Infeksi akan dengan mudah masuk dan menyerang terutama saat sistem kekebalan tubuh manusia turun (melalui sistem pernapasan, sistem pencernaan, dan permukaan kulit). Rumah tinggal yang tidak memenuhi syarat kesehatan akan memudahkan jalan media penularan penyakit. Tulisan ini merupakan bagian dari penelitian utama yang bertujuan untuk merumuskan konsep hunian yang secara adaptif mampu meminimalisir permasalahan Penyakit Infeksi ISPA, Diare, Pneumonia, dan TB Paru (sebagai jenis Penyakit Infeksi dengan jumlah mayoritas di Kota Malang dan prioritas Indonesia) pada kondisi Rumah Tinggal Tidak Layak Huni di Kota Malang. Metode penelitian menggunakan rancangan kualitatif eksplanatoris. Studi awal dilakukan melalui strategi content analysis dari data literatur jurnal kesehatan. Hasil penelitian ini dijadikan pijakan awal sebagai upaya pengembangan formulasi konsep hunian adaptif terhadap prevalensi Penyakit Infeksi.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.