Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui : (1) Efektivitas sistem E-Voting pada PILKADES Kabupaten Pemalang tahun 2018; (2) Faktor pendukung dan penghambat efektivitas sistem E-Voting PILKADES di Kecamatan Ulujami Kabupaten Pemalang tahun 2018; (3) Solusi dalam pemecahan permasalahan dalam sistem E-Voting. Jenis Metode dalam Penelitian ini adalah Kuantitatif, Merupakan tipe penelitian yang dapat memberikan gambaran mengenai efektivitas sistem E-Voting pada Pemilihan Kepala Desa di Kecamatan Ulujami tahun 2018. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan data primer berupa cara kuisioner, wawancara dan data sekunder berupa dokumen terkait dengan penelitian. Untuk mengukur apakah itu efektif atau tidak maka efektivitas dilihat dari 3 indikator, yaitu pencapaian tujuan, integrasi, adaptasi. Pada hasil penelitian ini menunjukan bahwa (1.) Pelaksanaan Pemilihan Kepala Desa di Kecamatan Ulujami kurang efektif karena masih terdapat kendala (2.) kendala, disebabkan karena alat verifikasi yang eror karena overload terutama pada bagian sidik jari dan E-KTP terjadi kerusakan, alamat ganda, dan akhirnya harus dibantu dengan alat manual (3.) Solusi yang direkomendasikan adalah penambahan alat verifikasi data, Sosialisasi terkait sistem E-Voting lebih dimaksimalkan, melakukan pengecekan data diri pemilih terutama E-KTP. Kata kunci: Efektivitas; E-Voting; Pemilihan Kepala Desa (PILKADES).
Media sosial memiliki peran yang besar dalam pelayanan publik, Diskominfo sebagai leading sektor penggunaan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) memegang peran penting dalam pengaplikasian TIK dalam pemerintahan pada tingkat daerah. Twitter adalah media sosial paling populer yang digunakan dalam penyebaran informasi, Twitter adalah layanan 'microblogging', di mana pengguna mendaftar secara gratis, di indonesia pengguna aktif twitter Indonesia mencapai 24,34 juta pengguna. Penelitian ini akan mengungkap efektivitas penggunaan twitter sebagai alat penyebaran informasi dalam pelayanan publik melalui akun diskominfo Pemalang yang beralamat di @KominfoPemalang yang memiliki aktif sebanyak 4.461 sedangkan mengikuti sebanyak 283 akun. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif dengan melakukan penelusuran pada akun twitter @KominfoPemalang, analisi data peneliti menggunakan bantuan aplikasi NVivo 12 Plus untuk melihat berbagai hubungan dan jaringan yang dimiliki. Langkah awal dimulai denganinput data melalui fitur NCapture pada Nvivo yang dilakukan rentang data yang diambil sejak awal akun aktif hingga tanggal 10 September 2021, kemudian koding, eksplorasin, Visualisasi data dan, penyajian data serta penarikan kesimpulan. Hasil menunjukkan, bahwa penggunaan twitter dalam menyebarkan informasi dalam pelayanan publik belum maksimal, karena beberapa faktor seperti konten, partisipasi masyarakat dan lemahnya integrasi sosial media antar dinas di Pemerintahan Kabupaten Pemalang.
This study discusses social development based on religiosity and programmatic politics. Both are discussed in depth in this research so that readers can find descriptions and analysis points from various points of view. The urgency in this research is to find out that social development must be accompanied by innovation, citizen participation and the central role of the creator, namely the Tanjung Village Government. The construction of the Islamic Center in the village of Tanjung is a trigger for increasing religiosity, ease of access to educational facilities and in the long term will give birth to social piety and improve the quality of human resources in the surrounding community. The results of the research show that social development innovations involving external partners will produce optimal results but with the condition that there is active participation of its citizens. Good development starts from the aspirations of the residents and has been programmed, therefore the Head of the Tanjung Er Suwardi village is trying to make it happen, a good image as the figure behind the success of development will stick with him so that he will be able to be re-elected in the next Pilkades. This research has deficiencies that can be refined through further research by focusing more on the negative impacts of social development in order to further enrich the reader's knowledge that social development can also have undesirable impacts.
<p><em>The Regional Head Election as one of the instruments of democracy in elite turnover has always been a subject of study that has attracted many people. Capital is needed to achieve victory and material and social support in the election. Borrowing Bourdieu’s theory shows how social practices occur in a long-lasting disposition system (Habitus) and involve many economic, social, cultural, and even symbolic capital in the post-conflict local election domain owned by the election-winning pair Pemalang Regency. This study uses a qualitative method using a descriptive approach. Data collection is done by interviewing several informants such as the victorious team leader, volunteers, sympathizers, party leaders, and representatives of the Pemalang Regency. The results showed that the social capital owned by Agung-Mansur became one of the leading forces in the victory in addition to the existing political and economic prosperity; this study also revealed that political capital with many parties’ supports or coalitions did not guarantee success for the candidate pair.</em></p><p><strong><em>Keywords: Election, Social Capital, Concurrent Election </em></strong></p><p><strong><em> </em></strong></p><p><strong>Abstrak</strong></p><p>Pemilukada sebagai salah satu instrument demokrasi dalam pergantian elit selalu menjadi bahan kajian yang menarik banyak kalangan. Dalam pilkada untuk mencapai kemenangan dan dukung tentu dibutuhkan modal, baik materil maupun sosial. Meminjam teori Bourdiue, yang menunjukkan bagaiamana praktik sosial yang terjadi dalam sistem disposisi yang berlangsung lama (Habitus) dan melibatkan banyak modal ekonomi, sosial, budaya bahkan simbolik dalam ranah pemilukada yang dimiliki oleh pasangan pemenang Pilkada di Kabupaten Pemalang. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan menggunakan pendekatan deskriftif, pengumpulan data dilakukan dengan cara wawancara dengan sejumlah informan seperti ketua tim sukses, relawan, simpatisan, ketua partai pengusung dan perwakilan masyarakat Kabupaten Pemalang. Hasil penelitian menunjukkan bahwah modal sosial yang dimiliki Agung- Mansur menjadi salah satu kekuatan utama dalam kemenangan tersebut selain modal politik dan ekonomi yang ada, penelitian ini juga mengungkap bahwa modal politik dengan dukungan atau koalisi partai yang banyak tidak menjamin kemenangan bagi pasangan calon.</p><p><strong>Keyword: Pilkada, Modal Sosial, Pilkada Serentak</strong></p>
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.