Tujuan penelitian ini adalah 1) untuk mengetahui nilai-nilai karakter yang dikembangkan, 2) untuk menganalisis peran kepala sekolah sebagai edukator dalam implementasi pendidikan karakter, 3) untuk menganalisis peran kepala sekolah sebagai manajer dalam implementasi pendidikan karakter, 4) untuk menganalisis peran kepala sekolah sebagai inovator dalam implementasi pendidikan karakter.Penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif. Pengambilan informan sebagai sumber data dilakukan secara purposive dan snowball. Sumber data primer diperoleh melalui wawancara langsung dengan informan dan observasi terhadap suatu obyek atau situasi. Data sekunder berupa penelusuran dokumen. Untuk analisis hasil temuan penelitian dilakukan dengan teknik triangulasi.Hasil penelitian menunjukkan bahwa 1) nilai-nilai karakter yang dikembangkan meliputi nilai-nilai perilaku manusia dalam hubungannya dengan Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri, sesama manusia, dan lingkungan serta kebangsaan. Karakter tersebut yaitu religius, jujur, disiplin, bertanggungjawab, sadar, patuh, peduli, dan lain sebagainya. 2) Peran kepala sekolah sebagai edukator dalam implementasi pendidikan karakter ditunjukkan dengan melakukan program kegiatan pembiasaan, kegiatan belajar mengajar, pembinaan dan motivasi kepada guru, menjadi suri tauladan, dan memberikan pidato atau arahan tentang pendidikan karakter. 3) Peran Kepala Sekolah sebagai manajer ditunjukkan dengan menerapkan pengelolaan manajemen terbuka. Pengelolaan yang dimaksud adalah bagaimana pembentukan karakter dalam pendidikan direncanakan, dilaksanakan, dan dikendalikan secara konsisten. 4) Peran Kepala sekolah sebagai inovator ditunjukkan dalam pembinaan personalia, pembaharuan personalia dan wilayah kerja, fasilitas fisik, penggunaan waktu, perumusan tujuan, prosedur pendidikan karakter, peran guru yang diperlukan, bentuk hubungan antar bagian, hubungan sistem-sistem yang lain, dan strategi pendidikan karakter yang inovatif.Berdasarkan hasil penelitian tersebut, peneliti merekomendasikan Kepala sekolah agar meningkatkan pendidikan karakter dengan cara lebih sering melakukan kegiatan-kegiatan yang berkaitan pendidikan karakter kepada guru dan peserta didik. Kepada guru hendaknya memahami pendidikan karakter dan mempelajari strategi dan metode yang tepat untuk menerapkan pendidikan karakter yang efektif. Kepada peserta didik hendaknya menampilkan perilaku yang baik dan meningternalisasikan nilai-nilai karakter yang diajarkan di SMP PGRI Purwareja Klampok agar menjadi karakter diri yang bermanfaat untuk diri sendiri, orang lain dan bangsa.
Kemandirian bukanlah keterampilan yang muncul secara tiba-tiba tetapi perlu diajarkan dan dilatih pada anak agar tidak menghambat tugas- tugas perkembangan anak selanjutnya. Terutama pada anak yang mengalami retardasi mental akan sangat membutuhkan dukungan dari keluarga. Tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan dukungan keluarga dengan tingkat kemandirian anak retardasi mental di SLB Negeri Semarang. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan pendekatan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh orang tua siswa kelas IV-VI di SLB Negeri Semarang yang berjumlah 64 siswa. Teknik sampling yang digunakan adalah total sampling. Dukungan keluarga pada anak retardasi mental sebagian besar adalah mendukung yaitu sebanyak 53,1%, kemandirian anak retardasi mental sebagian besar adalah kurang mandiri yaitu sebanyak 53,1%. Hasil uji statistik menemukan ada hubungan antara dukungan keluarga dengan kemandirian anak retardasi mental di SLB Negeri Semarang, dengan p value sebesar 0,000. Kata kunci : dukungan keluarga, kemandirian anak retardasi mental THE CORRELATION BETWEEN FAMILY SUPPORT AND THE LEVEL OF INDEPENDENCE OF MENTALLY RETARDED CHILDREN ABSTRACT Independence is not a skill that emerges suddenly but needs to be taught and trained in children so as not to inhibit the tasks of further child development. Especially for children who are mentally retarded, they will need support from the family. Research objectives to find out the correlation between family support and the level of independence of mentally retarded children in extraordinary school State of Semarang. This study uses a quantitative method with a cross sectional approach. The population in this study were all parents of students in class IV-VI in Semarang State SLB, amounting to 64 students. The sampling technique used is total sampling. Family support for mentally retarded children was mostly supportive, as much as 53.1%, the independence of most mentally retarded children was less independent, which was as much as 53.1%. The results of statistical tests found that there was a correlation between family support and the independence of mentally retarded children in Semarang State SLB, with a p value of 0,000. Keywords: family support, independence of mentally retarded children
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.