Konsep bilangan merupakan salah satu konsep dalam matematika dan merupakan suatu pondasi bagi anak usia dini untuk memahami konsep matematika pada tahap pendidikan selanjutnya. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan kemampuan mengenal konsep bilangan anak yang mengikuti pembelajaran metode musikalisasi bercerita. Metode penelitian yang digunakan adalah kuasi eksperimen dengan desain kuasi ekperimen nonequivalent control group design. Pada penelitian ini diambil dua sampel penelitian yaitu kelas A (kelompok eksperimen) dan kelas A (kelas kontrol) di TK Al-Inayah dan TK Permata Bunda. Proses penelitian ini yaitu memberikan pretest terlebih dahulu sebelum diberikan treatment, pretest dilakukan untuk mengetahui kemampuan awal anak sebelum diberikan treatment. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis data kuantitatif dan kualitatif. Hasil analisis data kuantitatif terhadap uji gain ternormalisasi dari kelompok eskperimen dan kelompok kontrol mampu menujukkan peningkatan kemampuan mengenal konsep bilangan anak sebesar 0,78 dan 0,49 dengan interpretasi tinggi dan sedang. Analisis data kualitatif yaitu lembar observasi dengan mendeskripsikan hasil dari data yang didapat. Berdasarkan analisis data hasil penelitian diperoleh kesimpulan: 1) Terdapat peningkatan kemampuan mengenal konsep bilangan dengan menggunakan metode musikalisasi bercerita; 2) Terdapat peningkatan kemampuan mengenal konsep bilangan dengan menggunakan metode konvensional (metode bermain); 3) Peningkatan kemampuan mengenal konsep bilangan anak yang memperoleh pembelajaran menggunakan metode musikalisasi bercerita lebih baik daripada anak yang memperoleh metode konvensional (metode bermain). Kata Kunci : konsep bilangan, musikalisasi bercerita.
Abstrakembelajaran matematika perlu memperhatikan beberapa hal berikut diantaranya mengkondisikan siswa siswa untuk terbiasa dengan penyelidikan dan menemukan, fokus pada pendekatan pemecahan masalah, terampil untuk meningkatkan memecahkan masalah, serta memulai dengan pengenalan masalah yang sesuai dengan situasi (kontekstual problem). Penguasaan konsep matematika dimulai dengan mengajukan masalah-masalah yang konstektual sehingga siswa secara bertahap dibimbing pengetahuan konseptual dan keterampilan prosedural. Salah satu model pembelajaran yang merupakan komponen pembelajaran kontekstual yang dapat diterapkan dalam pembelajaran matematika adalah model kooperatif.Sejalan dengan uraian di atas masalah dalam penelitian ini dirumuskan Bagaimana model pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan penalaran dan komunikasi matematika siswa sekolah dasarTujuan penelitian ini mengidentifikasi dan mendeskripsikan hal-hal yang berkaitan dengan penggunaan model pembelajaran kooperatif sebagai upaya peningkatkan penalaran dan komunikasi matematika siswa SD Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif dan jenis penelitiannya adalah penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian dilakukan dalam empat siklus, siklus I terdiri dari dua tindakan, siklus II terdiri dari dua tindakan, siklus III terdiri dari tiga tindakan, dan siklus IV terdiri dari dua tindakan.Hasil penelitian menunjukkan bahwa model pembelajaran kooperatif meningkatkan pengetahuan konseptual dan keterampilan prosedural siswa serta meningkatkan prestasi belajar siswa secara klasikal karena selama proses pembelajaran memuat kegiatan matematika (doing mathematics) yang aktif, generatif, dan eksploratif, sehingga siswa dituntut untuk mengembangkan berpikir dan bernalar (high level thinking and reasoning. Kata Kunci : model kooperatif , penalaran matematika, dan komunikasi matematika P
AbstrakKetercapaian suatu pembelajaran matematika ditentukan oleh guru dalam menggunakan strategi pembelajaran matematika yang memperhatikan topik yang sedang dibicarakan, tingkat perkembangan intelektual siswa, prinsip dan teori belajar, keterlibatan aktif siswa, keterkaitan dengan kehidupan siswa, serta pengembangan dan pemahaman penalaran matematika. Kemampuan guru dalam pembelajaran matematika berupa proses pemberian pengalaman belajar kepada siswa melalui serangkaian kegiatan yang terencana sehingga siswa memperoleh kompetensi tentang bahan matematika yang dipelajari. Oleh sebab itu, proses pembelajaran matematika di sekolah dasar menuntut guru untuk memfasilitasi anak dengan kegiatan yang membutuhkan pengalaman dengan manipulatif material yang mempunyai ciri khusus maupun yang terus menerus ada. Manipulatif material yang mempunyai ciri khusus adalah yang dapat dihitung seperti kue, mobil-mobilan, dan titik-titik pada selmbar kertas. Anak-anak dapat menggunakan balok-balok unit atau kubus-kubus untuk dihitung dan ditumpuk. Jenis lainnya seperti mata rantai berwarna, papan mainan, boneka permainan, manik-manik, guntingan gambar pada papan planel dan barang-barang magnetis. Pembelajaran matematika untuk siswa SD laboratorium direkomendasikan berikut ini, yaitu (1) pembelajaran Content-Oriented, tekanannya adalah dimilikinya keterampilan dan cara menjawab (berkomunikasi guru-anak dan anak-anak); dan (2) pembelajaran Learner-Oriented, tekanannya adalah pada bantuan kepada anak dalam menghadapi masalah dan dalam menalar (bimbingan guru dalam kelompok). Perencanaan pembelajaran memperhitungkan kebutuhan belajar individu atau kelompok anak secara konseptual maupun prosedural agar pembelajaran efektif dan efisien. A. PENDAHULUANKurikulum mata pelajaran matematika sekolah dasar (SD) dirancang sesuai dengan kemampuan dan kebutuhan siswa, sehingga dipilih materi-materi matematika yang memperhatikan struktur keilmuan, tingkat kedalaman materi, sifat esensial materi, dan keterpakaiannya dalam kehidupan sehari-hari. Siswa SD dengan belajar matematika diharapkan mampu memecahkan masalah, melakukan penalaran, dan mengkomunikasikan gagasan secara matematika.Pembelajaran matematika perlu memperhatikan beberapa hal berikut diantaranya mengkondisikan siswa siswa untuk terbiasa dengan penyelidikan dan
ABSTRAKPenelitian ini dilatarbelakangi oleh rendahnya prestasi belajar serta kurangnya minat siswa sekolah dasar dalam belajar matematika. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui seberapa besar Lembar Kerja Seting Komik dapat meningkatkan prestasi belajar matematika siswa dan mendorong sikap belajar siswa terhadap matematika, mengingat siswa sekolah dasar senang dengan buku-buku bergambar. Penelitian menggunakan metode kuasi eksperimen dengan kelas kontrol. Instrumen penelitian yang dipakai menggunakan soal tes dan skala sikap Lickert yang diujicoba terlebih dahulu. Hasil penelitian menunjukan bahwa Lembar Kerja Seting Komik meningkatkan prestasi belajar matematika siswa. Secara signifikan terdapat perbedaan prestasi belajar antara siswa yang belajarnya dengan Lembar Kerja Seting Komik dengan yang basa. Hal tersebut ditunjukkan oleh rerata nilai postes kelompok eksperimen sebesar 80,94 dan hanya sebesar 67,03 pada kelompok kontrolnya. Kemudian ada perbedaan sikap belajar yang signifikan antara kelompok siswa yang belajarnya menggunakan Lembar Kerja Seting Komik dibandingkan kelompok siswa yang belajarnya biasa. Kelompok siswa yang belajarnya dengan Lembar Kerja Seting Komik memiliki sikap belajar yang lebih baik dibandingkan kelompok siswa yang belajarnya biasa.Kata kunci: lembar kerja seting komik, prestasi belajar, dan sikap belajar A. PENDAHULUANMatematika masih dipandang sebagai salah satu mata pelajaran yang kurang disukai oleh sebagian besar siswa, dikarenakan matematika dianggap sebagai mata pelajaran yang sulit. Kekurang sukaan siswa terhadap mata pelajaran matematika tentunya akan berimbas terhadap rendahnya prestasi belajar. Kekurang sukaan tersebut salah satunya disebabkan oleh penyajian bahan ajar yang tidak menarik minat belajar siswa. Padahal di sisi lain, karakteristik siswa sekolah dasar, salah satunya masih menyukai bahan ajar yang berbentuk gambar. Umumnya hampir semua siswa sekolah dasar menyukai bahan ajar yang berbentuk gambar, termasuk gambar-gambar bercerita layaknya komik.Ketersediaan bahan ajar yang sesuai dengan kebutuhan belajar siswa sangat kurang. Bahan ajar yang dapat membimbing guru untuk dapat mempraktekan kegiatan belajar mengajar sesuai prinsip-prinsip belajar siswa aktif jarang didapatkan. Umumnya bahan ajar yang ada, terkemas dalam bentuk buku pelajaran
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.