Dalam setiap pemilihan, partisipasi masyarakat merupakan elemen yang penting. Semakin tinggi partisipasi menandakan bahwa rakyat mengikuti, memahami, dan melibatkan diri dalam kegiatan kenegaraan. Sebaliknya partisipasi yang rendah menjadi penanda bahwa rakyat kurang menaruh apresiasi atau minat terhadap masalah atau kegiatan kenegaraan. Sosialisasi politik penting untuk meningkatkan partisipasi. Terutama dengan adanya kemungkinan penyalahgunaan potensi pemilih pemula oleh kalangan politisi maupun partai politik. Pemilih pemula merupakan pemilih potensial yang memiliki kekhasan tersendiri dengan jumlah pemilih yang cukup besar. Untuk mengantisipasi kekhasan yang dimiliki oleh pemilih pemula agar tidak menjadi pasar potensial bagi partai atau kandidat untuk memperoleh suara dan agar pemilih pemula tidak terbujuk berita hoax dan berita bohong maka perlu dilakukan sosialisasi politik yang tepat yang sesuai dengan karakteristik pemilih pemula. Dengan demikian diharapkan mereka bisa menjadi pemilih yang cerdas yang memberikan suara secara rasional dan tepat dalam menentukan preferensi politiknya. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif deskriptif dimana data diperoleh dengan wawancara secara mendalam dan juga dokumentasi. Informan dalam penelitian ini adalah Anggota KPU Kabupaten Ngawi Divisi Partisipasi Masyarakat dan SDM, Sekretaris KPU Kabupaten Ngawi, Panitia Pemilihan Kecamatan, Panitia Pemungutan Suara, Relawan Demokrasi, Tokoh Masyarakat, Tokoh Akademis dan Pemilih Pemula dengan penarikan sample menggunakan puposive sampling. Lokasi penelitian adalah Kabupaten Ngawi dimana pada tahun 2018 ini melaksanakan Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Timur secara serentak. Hasil dari penelitian ini adalah strategi sosialisasi politik yang dilaksanakan oleh KPU Kabupaten Ngawi untuk membentuk pemilih pemula yang cerdas dalam Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Timur diantaranya adalah tahap formulasi strategi dan penyusunan rencana jangka panjang, tahap pemilihan tindakan dengan menggunakan strategi menyerang dan strategi bujukan serta tahap aloksai sumber daya organisasi dengan menggunakan strategi penguatan. Strategi menyerang dilakukan dengan gencar melaksanakan sosialisasi secara langsung, khusus pemilih pemula lewat kelas pemilu, menjadi pembina upacara di sekolahan, seminar tatap muka serta sosialisasi tidak langsung lewat media sosial, media cetak dan elektronik. Strategi bujukan dilakukan dengan melakukan kegiatan yang menarik partisipasi masyarakat seperti Gelar Seni Budaya, Jalan Sehat Guyub Rukun, Sosialisasi dengan komunitas mancing bareng, Sosialisasi dengan komunitas ngontel bareng serta debat pasangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Timur Tahun 2018. Sedangkan strategi penguatan dilakukan oleh KPU Kabupaten Ngawi meningkatkan kapasitas dan kualitas penyelenggara pemilihan lewat bimbingan teknis, rapat kerja, sosialisasi, pengkajian peraturan bersama dan evaluasi setiap kegiatan. Selain itu juga memperkuat komunikasi dan keterbukaan informasi tentang pemilihan serta meningkatkan kerjasama dengan stakeholders yang berkepentingan baik itu internal maupun eksternal.
ABSTRAKKenakalan yang dilakukan oleh siswa banyak kita temui dalam kehidupan sehari-hari, mulai dari pelanggaran yang ringan seperti membolos, seragam tidak lengkap, tidak mengerjakan PR, sampai pada kenakalan yang menyebabkan korban seperti perkelahian. Kenakalan tersebut hampir kita temukan di semua lembaga pendidikan. Penanaman kedisiplinan pun sangat penting dalam mengatasi kenakalan siswa. Seperti halnya yang dilakukan di MI Darul Fikri tentang strategi guru mengatasi kenakalan siswa berbasis kedisiplinan. Penanaman kedisiplinan yang sudah diterapkan menjadi solusi dalam mengatasi kenakalan siswa. Tujuan dari penelitian ini adalah: (1) Untuk mengetahui bentuk kenakalan siswa di MI Darul Fikri, (2) Untuk mengetahui bentuk-bentuk strategi guru mengatasi kenakalan siswa berbasis kedisiplinan di MI Darul Fikri, (3) Untuk mengetahui faktor penghambat dan solusi guru dalam mengatasi kenakalan siswa berbasis kedisiplinan di MI Darul Fikri. Pendekatan penelitian ini adalah pendekatan kualitatif, dengan jenis penelitian studi kasus. Teknik pengumpulan data dengan wawancara, observasi dan dokumentasi. Analisis data menggunakan reduksi data, penyajian data, dan penyimpulan data. Hasil penelitian menunjukkan bahwa strategi guru mengatasi kenakalan siswa berbasis kedisiplinan di MI Darul Fikri yang pertama adalah dengan menanamkan nilai-nilai agama. Siswa benar-benar dipahamkan bagaimana perilaku yang benar dan salah sesuai ajaran agama. Upaya lain yang dilakukan yaitu bimbingan dan konseling serta diadakannya buku point dan buku penghubung dengan tujuan untuk mengetahui kegiatan yang dilakukan dan seberapa banyak point siswa yang melanggar. Adapun sanksi-sanksi yang selama ini telah diberikan yaitu menghafal surat-surat pendek, menghafal juz'amma, membersihkan dan membuang sampah, dan mengerjakan PR diluar kelas. Selama ini kenakalan-kenakalan yang dilakukan di MI Darul Fikri masih dalam batas yang wajar, jadi dalam pemberian sanksi pun sesuai dengan kenakalan yang dilakukan dan memberi dampak positif bagi siswa.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2025 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.