Pendidikan adalah salah satu faktor terpenting yang akan membangun karakter bangsa di masa depan. Pemerintah juga menjelaskan bahwa setiap warga negara memiliki hak yang sama untuk memperoleh pendidikan yang berkualitas, meskipun berada di daerah terpencil, terbelakang atau berkebutuhan khusus (UU No. 20 tahun 2003 pasal 5). Salah satu daerah yang dianggap memiliki kebutuhan khusus adalah daerah pascabencana. Dalam beberapa tahun terakhir, berbagai daerah di Indonesia telah terkena bencana alam, seperti gempa bumi, banjir, tsunami, dll. Contohnya adalah Pulau Lombok, yang mengalami gempa besar 2018 di Indonesia. Pemerintah, melalui Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, serta beberapa LSM, telah melakukan beberapa upaya dengan mendirikan tenda sekolah darurat di beberapa pengungsian, tetapi biasanya tidak dilengkapi dengan fasilitas yang baik. Beberapa sekolah darurat hanya terdiri dari tenda terbuka, dengan siswa belajar dan menulis di lantai. Penelitian ini bertujuan membuat kriteria desain meja belajar untuk siswa sesuai dengan kondisi tersebut. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi lapangan dengan pertanyaan yang diberikan kepada siswa dan guru di sekolah darurat, kemudian analisis konten dilakukan untuk menentukan kriteria desain yang sesuai. Hasil penelitian ini diharapkan dapat diimplementasikan ke dalam desain meja yang praktis, ringan, dan mudah dioperasikan dengan mempertimbangkan penggunaannya oleh siswa sekolah dasar dengan kondisi darurat.

Deterioration in urban areas requires revitalization efforts to reuse vacant buildings. This is essential because abandoned buildings are known to have a negative influence on the situation and public activities in their surroundings. To reduce negative impact and prevent further damage to such buildings, a first step that can be taken is to activate these spaces with a variety of temporary functions. Creative activities with their flexible and experimental character are ideal solutions for temporary use of abandoned buildings. Artists are considered capable of inspiring society, including policymakers, in responding to this issue. In addition, abandoned buildings can be seen as ‘spatial experiments’ that can be a good source of creative ideas for the city. This paper discusses an artist’s approach to creating works of art in response to a specific abandoned building. Furthermore, the realization of a temporary creative activity, its background, its initiation, and impact on the stakeholders and the community was studied as a possible model for a re-activation strategy towards abandoned buildings in urban areas involving various parties. The Dian Lentera Budaya exhibition by Tisna Sanjaya was used as a case study. The exhibition took place at Bioskop Dian, a historical building in the city of Bandung that is currently not in use.